(Ruang Keluarga)
Jennie menelan ludahnya secara kasar, ia tidak menyangka bahwa saat ini dirinya sedang duduk bersama keluarga besar Klan Park.
Satu hal yang Jennie yakini bahwa kedua pasutri di depannya adalah kepala keluarga karena aura mereka yang begitu mendominasi.
Sementara lalisa ia baru saja turun kebawah dan langsung mengecup pipi para orang tua di sana.
Bulu mata Jennie sedikit bergetar iri melihat keharmonisa keluarga park. Ia iri karna seluruh anggota keluarga tersebut begitu tulus saling menyayangi satu sama lain tanpa ada intrik untuk menjatuhkan.
Berbeda dengan keluarga besarnya yang sudah lama meliki masalah internal di dalamnya, perebutan kursi pemimpin bahkan tidak terelakan di keluarganya sendiri.
Apalagi setelah ayahnya meninggal beberapa tahun lalu keluarganya terpecah menjadi dua kubu. Kubu pertama adalah keluarga ayahnya yang mendukungnya menjadi alih waris pemimpin Kim Group, sedangkan kubu kedua adalah keluarga ibunya yang mendukung Ruby sebagai pewaris Kim Group.
Perebutan harta semacam itu sudah berlangsung lama dan Jennie maupun Rubylah yang menjadi korban di dalam peperangan internal keluarga Kim.
Sangat berbeda dengan Keluarga Park yang tidak memiliki intrik dan kepalsuan, mereka semua murni tulus menyayangi satu sama lain dan hal ini membuat jennie iri.
" ternyata nyalimu lumayan besar nak, siapa namamu?!"
Jennie tersentak kala wanita paruh baya yang sangat mirip dengan lalisa menatap kearahnya, senyum wanita itu cukup mengintimidasi dirinya.
Namun, walau di intimidasi Jennie tidak menunjukkan ketakutan atau rasa gugup di wajahnya. Sebagai pemimpin dan seorang psychopath berdarah dingin agak memalukan apabila ia gugup hanya karna di intimidasi.
Tetapi dia tidak munafik bahwa ia memang memiliki ketakutan saat berada di antara para Monster yang saat ini menatapnya bagaikan makanan lezat.
Dengan tenang dan santai Jennie menunjukkan senyum wibawa seorang pemimpin di hadapan wanita paruh baya tersebut." Saya Jennie Xaviero Kim Putri sulung dari Kim Jiwon dan Laurent crown, Nyonya" Jennie berucap tegas dengan aura kepemimpinan yang ia pancarkan.
Wanita paruh baya itu tampak puas dan mengangguk sambil tersenyum tipis" Lumayan, pemimpin silahkan berbicara" wanita itu mempersilahkan wanita muda sekitar umur 35 tahun berbicara.
Wanita muda itu menatap Jennie dengan tatapan datar dengan aura mengerikan. Jennie yang selalu berhadapan dengan aura seperti ini saat menghadiri acara pertemuan perusahaan sudah terbiasa, tapi entah kenapa aura kali ini terasa sangat kuat dan mendominasi seolah olah menekan dirinya untuk tunduk.
Ia bahkan gemetar sambil mengepalkan kedua tangannya dan berusaha untuk mendongkak di hadapan wanita itu.
" Kamu__ ada hubungan apa dengan anakku!"
Tepat saat suara lembut namun mematikan itu masuk kedalam indra pendengaran Jennie, segera membuat gadis itu sadar bahwa yang saat ini berhadapan dengannya tidak lain adalah calon mertuanya.
Ah sial
Jennie akhirnya sadar kenapa ia begitu tertekan dengan aura wanita itu.
Meski ditekan dengan paksa, Jennie berusaha untuk tenang dan menjaga kestabilitas emosinya.
Dia tau bahwa wanita itu menginginkan dirinya untuk terjebak agar menunjukkan ketidak layakkannya berada di ruangan ini.
" Saya tidak akan berbasa basi di hadapan anda semua, saya Jennie Xaviero Kim ingin melamar lalisa menjadi istri saya!!" Ujarnya Lugas tanpa takut.
Dorrr
Ssshhttt
Jennie mendesis tertahan saat wanita muda itu menembak bahunya.
Jennie tidak menunjukkan raut marah atau raut kesalnya, karna dari awal ia sudah tau bahwa beginilah resikonya berhadapan dengan keluarga old Money yang merajai dunia bawah.
Dorr
Satu lagi bahu kirinya kena tembakan dari wanita itu tapi Jennie tidak protes ia hanya berdiam diri dengan tenang tanpa menunjukan ekspresi kesakitan.
" kau lumaya Juga " lirih wanita itu mendesis seakan akan menemukan mainan baru yang cukup kuat.
Lalisa tidak tahan lagi, ia memang kesal dengan Jennie karna tidak mengidahkan peringatan darinya agar tidak ikut bersama mereka...namun gadis kim itu sangat keras kepala.
Hiksss
Semua yang ada di ruangan itu termasuk Jennie menoleh kearah lalisa yang terisak pelan.
" why??" Suara mengerikan itu mengudara membuat semua orang menghirup udara dingin. Siapa yang tau bahwa suara mengerikan itu bukanlah pertanda baik.
Tubuh lalisa bergetar, bulu mata lentik gadis itu gemetar hingga air bening jatuh dari pelupuk matanya.
" ada apa?? Kau tidak suka melihat ommimu seperti ini hm??" Lalisa mengangguk pelan sambil menjulurkan tangan meminta di gendong.
Dengan segera wanita itu menggendong buah hatinya yang amat ia jaga dengan penuh ke hati hatian.
" tapi ini adalah pengaturan baby, jadi jangan menangis. Siapapun yang menginginkan dirimu haruslah orang yang kuat bukan parasit"
Lalisa mengangguk lemah" I know mom" lirihnya pelan.
" jadi jangan menangis oke" lalisa mengangguk patuh.
" yeah... but she hurt, mom" liriknya kearah Jennie yang kini mukanya sudah pucat karna darahnya terus mengalir keluar dari di kedua bahunya.
" it's oke honey, dia akan baik baik saja. Ayo tidur biarkan dia mengikuti sidang keluarga kita karna semua ini belum berakhir hum." Lalisa hanya mengangguk patuh tanpa daya.
Rose menatap suaminya" lanjutkan, biarkan saya membawa baby ke atas nanti saya akan menyusul kalian. Jangan di obati, segera bawah dia ke tempat biasa untuk bertanding dengan Leo dan Luca!" Titahnya tak terbantahkan." JIKA IA TDAK MAMPU PULANGKAN, SAYA TIDAK SUKA PARASIT!!" perintahnya penuh penekanan.
" yeah pergilah!"
Setelah itu Rose dan lalisa putrinya segera masuk kedalam lift.
Seusai Rose menghilang dari pandangan semua orang, kini tatapan keluarga besar mengarah ke arah Jennie yang terlihat tenang tanpa menunjukkan raut kesakitan meski wajahnya sudah puacat.
" malang sekali nasibmu anak muda karna kamu berani sekali menginginkan permata pemimpin kami" ucap mereka iba dengan nasib Jennie kali ini.
" saya yakin bahwa dia akan sama dengan korban 101 yang sudah mati karna tidak kuat dengan siksaan yang di berikan pemimpin. Salah sendiri karna datang kemari tanpa persiapan, belum lagi dia menginginkan kesayangan sang memimpin huhuhuhhh"
" bisa jadi dia bakal menjadi santapan Leo dan Luca untuk yang kesekian kalinya"
" ah kasihan sekali mana masih muda"
" kekekeh...resiko sendiri karna berani menginginkan seorang putri dari pemimpin"
Itulah suara bisik² para anggota keluarga park menatap Jennie iba.
Sementara Jennie, dia tengah berusaha mengontrol rasa sakit serta berusaha menekan bahunya agar darahnya berhenti mengalir.
Sial, ini terlalu kejam tapi aku suka.
Baiklah, Jika memang ini caranya mendapatkan lalisa maka aku akan bertahan hingga akhir agar di akui dan di terima oleh keluarga ini.
Jennie membatin penuh semangat, luka di bahunya pun tak lagi di hiraukan.
Tbc
Ngeri cuy.
Tapi ini masih sidang pertama belum sidang kedua dan yang terakhir sidang ketiga.😁🤭
Jen
Bertahan yaaa demi ayang🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate With Senior Psychopath✅️
FanfictionKhusus untuk Jenlisa shipper. ( GANTI CERITA TERHALANG RESTU ) ⚠️ gak ada adegan khusus dewasa jadi bocil bebas baca⚠️😹 ini tentang si ceria bertemu dengan si dingin awal kisah klise dari gadis ceria harus satu kamar dengan senior menyebalkan, ding...