Extra End.

1.4K 134 9
                                    

Beberapa bulan kemudian....

Pernikahan Jenlisa berjalan dengan lancar, program bayi yang mereka lakukan juga berhasil dan saat ini lalisa tengah mengandung 5 bulan.

Tapi anehnya di sini, bukan Jenlisa yang mengalami morning sickness namun Rose. entah kenapa bayi dalam kandungan lalisa malah memilih sang nenek yang mengalami mual², sementara Jenlisa tidak sama sekali.

" ommi, bagaimana apa masih mual?" Lalisa sangat khawatir dengan sang ommi yang kelihatan sangat pucat.

" gak terlalu kok, ommi masih baik² saja dan mualnya juga berkurang." Lirih Rose di tempat tidur.

Sejak dirinya yang mengalami morning sicknees menggantikan Jenlisa, tubuh Rose terasa sangat lemah dan kurang sehat.

" baby, suruh Jennie mancing ikan di rawa yang banyak buayanya dong, ommi mau makan ikan yang di ambil dari disitu" Rose mulai mengidam juga, mata lalisa membulat lebar mendengar permintaan omminya.

' bukankah ini namanya membunuh berkedok ngidam, Jika mandu kesana bisa saja dia jadi santapan buaya...iih yang benar saja masa aku jadi janda di usia muda sih' lalisa mendumel dalam hati.

" ommi, jangan kesana dong kesungai saja gimana??" Kepala Rose menggeleng pertanda tidak setuju.

" gak mau, ommi hanya mau makan ikan dari tempat yang banyak buayanya!" Ketus Rose " dan ommi mau Jennie yang memancingnya bukan orang lain" lanjutnya.

" tapi ommi nanti kalau terjadi apa apa sama mandu aku bisa jadi janda muda dong iiih lisa gak suka" rengek lalisa, istri mana coba yang mau jika pasangannya di jadiin tumbal hanya untuk mendapatkan seekor ikan.

Sepertinya nyawa istrinya hanya seharga se ekor ikan dimata omminya yang lagi ngidam.

" kalau begitu, biarkan saja ommi sakit terus mati deh" mulut Rose kalau mode iblis benar² menyebalkan dimata lalisa., kemarin ngidamnya meminta jennie di sentrum, lalu sekarang lebih parah.

" ommiiii" rengek lalisa.

Rose menutup telinganya.

" ommi gak denger wleee...ommi gak denger!" Rose menutup telinganya menghadap tembok membelakangi putrinya.

Lalisa menghela nafas sedih, kasihan sekali istrinya jadi sasaran ke jahilan sang ommi.

" honey ada apa?" Kebetulan pula Jennie muncul membuat lalisa murung.

" ommi, mau makan ikan tapi__" Lalisa menatap Jennie sendu.

" tapi apa??" Jennie memandang istrinya penasaran.

" ommi, mau memakan ikan tapi kamu harus memancing di danau yang banyak buayanya" cicit lalisa mengelus perutnya yang lumayan membuncit.

" Lagi?" Jennie meradang, bagaimana tidak ia baru saja bangun dari pingsan karna di sentrum, eh kini mertuanya itu meminta hal yang aneh².

" sayang, bilang sama anak kita agar ngidamnya pindah sama aku saja jangan sama ommimu. Kalau ommimu yang ngidam terus maka nyawaku dalam bahaya hiks" Jennie merengek sedih.

Dia gak kuat jadi bahan bullyan mertuanya, dia lelah dan juga tertekan. Lalisa menatap istrinya sendu.

" maunya Juga gitu, tapi aku gak tau caranya mandu" lirih lalisa sedih.

Jennie memeluk istrinya, dia tidak ingin istrinya tertekan hanya gara² kejadian ini.

" baiklah, aku pergi dulu kamu jaga anak kita yaa" dengan berat hati Jennie menyanggupi permintaan mertuanya itu.

Mau bagaimana lagi, ini juga perbuatan anaknya sendiri.

Poor J....

Lalisa dengan enggan melepaskan pelukan mereka, dia menatap jennie sendu." Mandu, kembalilah dengan selamat ya" lembut lalisa.

Roommate With Senior Psychopath✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang