Sesuatu yang Baru

92 7 3
                                    

Hari ini aku bangun saat matahari sudah menampakkan wujudnya. Padahal tadi aku sempat mengira kalau aku bangun seperti hari-hari biasa karena gorden di dalam kamar belum tersingkap. Sedangkan wujud Mas Je sudah tidak ada di sampingku.

Ketika aku berjalan ke arah dapur, aku bisa mendengar suara peralatan masak yang sedang dipakai. Suaranya srang sreng tuk tak tuk tak. Entah apa yang sedang dikerjakan oleh Mas Je di sana.

"Mas?"

"Eh, ayam kabur!"

Ingin rasanya aku tertawa sangat keras ketika mendengar latahnya Mas Je saat terkejut.

Dengan usil, aku bertanya, "Kabur ke mana, Mas?"

"Kamu bikin aku kaget, Shay."

Aku tersenyum dan duduk di salah satu kursi di ruang makan. "Mas Je, lagi buat apa?"

Ah, jadi ini rasanya ketika Mas Je turun dari kamar dan langsung disuguhi air putih, kopi, serta sarapan olehku setiap pagi? Akhirnya aku bisa merasakan sensasi itu hari ini.

Setelah mendudukkan diri, aku langsung disuguhi sepiring roti bakar yang telah dihias sedemikian rupa. Selada yang menjadi rambut. Mata serta mulut yang digambar menggunakan saos di atas telur. Kemudian di tengah-tengah telur ada sosis yang mungkin itu menjadi hidungnya.

Well, aku harus acungi jempol untuk kerja keras Mas Je pagi ini. Walaupun hasilnya tidak terlalu rapi tapi aku masih bisa melihat bentuk wajah di roti itu.

"Wah, makasih banyak, Mas."

"Sama-sama, Shay."

Aku langsung menyantap roti bakar itu. Rasanya sih seperti pada umumnya, hanya saja telurnya terasa hambar. Dagingnya pun sama. Untung rasanya tertolong oleh keju dan saos.

"Gak enak, ya, Shay?"

Aduh, aku jadi tidak tega kalau berbicara terlalu jujur. "Enak, kok, Mas. Bentuknya juga oke."

Wajah Mas Je terlihat senang mendengar itu.

"Rate dong. Satu sampai sepuluh, masakan aku berapa?"

"Sepuluh, Mas."

"Well, sukses deh."

Aku sangat menghargai dan tersentuh atas kerja kerasnya untukku.

***

Ternyata, rasanya menyenangkan sekali berdiam diri di dalam rumah seharian. Tidak mengerjakan apapun, hanya diam dan bermalas-malasan.

Aku tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan rumah apapun oleh Mas Je. Katanya, hari ini adalah waktunya aku untuk mengistirahatkan diri. Bahkan makan siang pun aku tidak memasak dan memilih untuk membelinya secara online. Tentu itu ide dari Mas Je.

Jadi, yang sedaritadi aku lakukan setelah mandi, ya, tiduran. Dengan tempat yang berbeda-beda. Kadang di sofa ruang tamu. Kemudian pindah ke sofa ruang keluarga yang sangat nyaman itu. Lalu berakhir di kasur di dalam kamar kami.

Berbeda dengan kegiatan Mas Je. Setelah sarapan, dia langsung mencuci piring, menyapu dan mengepel lantai. Padahal tadi Mas je sudah membuat sarapan juga. Dan awalnya pun aku ingin membantu pekerjaan Mas Je tapi aku dilarang keras untuk melakukan apapun selain memainkan ponsel.

Sebenarnya di dalam ponselku juga tidak ada apa-apa. Karena biasanya aku memang jarang sekali membuka ponsel jika bukan karena pekerjaan. Media sosial pun aku hanya bermain Twitter.

Tapi lama kelamaan juga pegal ya kalau rebahan terus. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil minum di dapur. Namun ketika sampai di sana, kebetulan ada Mas Je yang terlihat tengah membuka kresek putih yang aku tebak isinya pasti makanan.

Here With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang