HN 10 🧸

44.8K 2.4K 35
                                    

Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah































Seminggu kemudian Zakky menepatti ucapannya dia datang bersama orang tuanya ke Pesantren

Dia disambut oleh Hamdan yg izin juga di hari Sabtu Ahad karna dirinya libur

Abah memang sengaja meminta Hamdan yg menyambut karna abah merasa kaku jika mengobrol dengan orang orang berpangkat

Zakky membawa sedikit bawaan seperti kue dan buah juga tak lupa cincin yg dia beli seminggu lalu ditambah 1 baju untuk Shofia

Mereka mulai membiacarakan dengan serius setelah kurang lebih setengah jam berbasa basi, namun ada sedikit keanehan yg Zakky dan Hamdan rasakan karna seminggu ini Shofia susah dihubungi, kata Jiddah juga anak itu lebih sering melamun

Niat Hamdan setelah dari pesantren dia akan langsung ke Gresik melihat keadaan adiknya itu

Ada sedikit berbedaan pendapat antara abah dan papahnya Zakky tentang hal pernikahan

Abah meminta sederhana saja tapi papahnya Zakky menolak, beliau emminta Resepsi 2x di kampung halaman Zakky di Bandung dan di Pesantren. Zakky anak satu satunya jadi tak mungkin sederhana saja begitupun Shofia yg anak terakhir tak mungkin bisa tidak seramai kakak kakaknya

Papahnya Zakky juga memaparkan tak perlu memusingkan biaya, toh Keluarga Zakky siap mengcover semuanya

Tapi yg dimaksud abah kan lagi soal biaya namun rasanya kalau terlalu ramai seperti Hamdan kemarin, beliau tak sanggup menemui tamu yg sangat banyak itu

Namun akhirnya disetujuilah usulan papahnya Zakky dengan saran jika abah dan umi mulai capek nanti digantikan Fajrin maupun Hamdan sebagai orang tua Shofia

Zakky pun memberikan cincin yg susah dia beli kala itu dan sudah disetujui oleh Shofia

"Jadi deal ditanggal itu nggeh pak kyai ?"

"Betul pak, ditanggal itu saja wong nanti juga ada apa yah Dan namanya kalau sebelum menikah ?"

"Pengajuan"

"Nah iya pengajuan, jadi waktunya cukup untuk disini juga mempersiapkan"

"Baik Pak kyai kami pun akan mempersiapkan sebaik mungkin"

2 jam lebih mengobrol akhirnya orang tua Zakky pamit undur diri karna harus ke Bandung juga memberi kabar bahwa Zakky akan menikah dalam waktu dekat

Sementara Fajrin dan Hamdan kini mengobrol berdua di teras, mereka merasakan hal yg sama bahkan sedari pagi Shofia ditelfon belum diangkat

"Coba Dan barangkali ada yg ganjel di hatinya mumpung baru kenalan orang tua Dan"

"Maksudnya sama Zakky bang ?"

"Ya gitu Dan, kamu tau sendiri adikmu itu plinplan"

"Iya juga bang tapi aku rasa bukan itu, dia gak biasanya begini"

Fajrin menyesap kopi susu buatan istrinya lalu mulai membicarakan soal pernikahan adiknya yg akan dilakukan dalam waktu dekat

Akad sudah pasti dilakukan di masjid maka dari itu Masjid juga harus di hias secantik mungkin dan setelah akan direncanakan akan ada Pedang pora pertama baru dilanjut resepsi

Malamnya akan ada malam kebebasan Santri dimana santri tak ada kegiatan dan bebas ngapain aja asal tidak melanggar peraturan Pesantren dan juga akan diadakan nonton film bersama dengan sket santri putra putri dan sudah pasti makanan akan melimpah disana

Santri bebas akan menonton atau memilih istirahat

Tepat pukul 2 siang, Hamdan pamit karna harus ke Gresik juga, dan dia berniat menginap di Gresik karna ingin ngobrol berdua dengan sang adik

Hamdan dan Adhifa meninggalkan pesantren dengan Hilya yg sudah anteng tidur di Carseatnya

Perjalanan 5 jam akan keduanya tempuh tanpa ada suara celotehan merdu dari gadis kecil itu

"Dhifa yakin Shofia diem gitu karna ada omongan yg nyakitin mas"

"Mas juga mikirnya gitu tapi siapa sayang ?"

"Dhifa juga belum bisa nebak sih mas tapi semoga aja gak bikin Shofia mental down yah mas"

"Iya sayang, eh iya cincinnya dibawa kan ?"

"Dibawa mas, bagus banget"

"Mau ?"

"Enggak mas, cuma muji aja bangus banget"

Hamdan tersenyum lalu mengusap kepala sang istri

Diwaktu Maghrib mereka baru sampai Gresik karna berhenti dulu diwaktu Ashar di rest area

Adhifa pun kini duduk dibelakang karna Hilya bangun jadi dia harus menemani putrinya

Hamdan menggendong Hilya masuk ke Ndalem Jiddah Halimah, kedatangan keduanya menjadi pusat perhatian santri putri karna posisi parkir mereka didepan masjid dan keadaan masjid pun ramai

Hamdan langsung masuk ke kamar untuk mandi dan Sholat Maghrib disusul Adhifa dan Hilya yg ikut jadi makmum Sholat Maghrib Hamdan

Selesai Sholat, Hilya langsung bangun dan berjalan menuju sang Baba untuk mencium tangan babanya dulu sebelum bundanya dan duduk dipangkuan babanya sembari babanya berdoa

Barulah setelah doa Hamdan membalikkan badan mengulurkan tangan pada istrinya

"Hilya dicium di pipi doang, kok bunda semuanya Baba ?"

Hamdan terkekeh, entah kenapa seiring bertambahnya umur dia seperti berlomba dengan sang bunda mencari perhatiannya

Hamdan langsung menciumi wajah putrinya

"Jadi anak sholehah yang Baba dan Bunda banggain yah sayang" ucap Hamdan sembari mengusap kepala putrinya yg tertutup mukenah

"Aamiin" jawab Adhifa

Hamdan mengakhiri Sholatnya lalu menggendong Hilya keluar kamar sedangkan Adhifa memilih dikamar, entahlah rasanya kepalanya pening sekali dari siang dia memilih tidur sebentar dan membiarkan suami dan putrinya keluar

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang