HN 35 🧸

39K 2.2K 27
                                    

Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah




































Zakky mengusap air mata Shofia yg sudah mengalir di pipinya sementara pandangannya tetep ke langit langit kamar

"Adek berantem sama mas Fajrin ?" Terka Zakky yg dibalas anggukkan oleh Shofia

"Pulang ke rumah yuk mas, salah Shofia langsung pergi aja dari rumah jadi sekeluarga tau masalah kita, dan membesarkan masalah ini padahal kita sudah berdamai"

Zakky tersenyum mendengarnya, Shofia memang benar benar orangnya gak enakkan, dan overthinkingan

"Dek, bukan salah adek, adek pulang ke Pesantren gak salah sayang, itu respon fikiran adek karna adek udah sakit dengar suara tinggi mas, mas disini yang salah sayang. Nanti mas bakal minta maaf ke abah, mas Hamdan dan bang Fajrin karna sudah tega bentak Adek"

"Ngapain minta maaf ke bang Fajrin, dia juga yg salah"

"Dek sayang, respon bang Fajrin itu wajar, malah mas kira mas Hamdan juga akan melakukan hal yg sama, tapi ternyata Mas Hamdan lapang hatinya sama seperti adek"

"Andai aku gak kesini dulu dan kesini bareng sama kamu yah mas pasti mas gak akan sakit kaya gini"

Zakky menempatkan Shofia agar menyandarkan badannya di dadanya

"Sayang, adek gak salah. Mas yang salah, kalau mas gak pergi milih buat nemuin Sintya malam itu, kita sudah selesai masalahnya malam itu sayang, jangan salahin diri terus yah"

"Pulang yuk mas, jangan disini"

"Sayang, mas gak mau kamu pergi dengan rasa benci yg masih tertinggal dihati kamu. Abah pernah nasehatin mas kalau ada masalah selesaikkan dengan baik, baru mau pergi kemanapun gak masalah, sebesar apapun masalahnya jangan pernah lari, jangan pernah pergi, tetaplah ditempat, selesaikkan dengan baik meskipun harus dengan luka"

Shofia melepas jilbabnya lalu kembali bersandar di dada suaminya, tubuhnya dipeluk erat oleh suaminya

"Aku tau mas Hamdan dan bang Fajrin niatnya baik tapi aku gak suka urusanku dicampuri orang lain mas"

"Iya sayang mas tau, tapi ini sudah terlanjur, ini buat pembelajaran kita sayang agar kedepannya hal seperti ini gak keulang"

"Mas Fajrin juga sok banget ninju mas karna liat mas boncengan sama dia kaya sendirinya gak pernah aja berbuat salah, dia malah lebih-"

"Sayang, jangan buka aib kakakmu didepan mas sayang, mas gak mau"

"Tapi dia juga-"

"Sssttttt udah yah"

Shofia menghembuskan nafas beratnya lalu mengangguk

"Dek infus mas habis, sudah bisa dilepas kan ? Ndak nyaman dek"

Shofia menatap botol infus yg tinggal beberapa tetes saja, dia belum tau caranya

"Shofia panggil mas Hamdan dulu yah mas"

"Buat apa sayang ?"

"Buat ngelepasin, Shofia gak bisa"

"Mas bisa, ada kapas ndak sayang ?"

"Ada sebentar"

Shofia membuka laci meja riasnya dan mengambil kapas yg ada di plastik itu

Dia ngilu menatap Zakky yg melepas infusnya sendiri apalagi saat jarum itu keluar dari kulit tangannya

Shofia bergidik ngilu membuat Zakky terkekeh

"Takut jarum kah sayang ?"

"Enggak cuma ngilu aja"

Zakky menempelkan jarumnya ke tiang infus dan Shofia menyingkirkan tiang itu ke pojok kamar

"Mas belum makan siang, mau makan siang apa ?"

"Apa yg ada aja dek"

"Udah habis semua, mba Ndalemnya masaknya dikit lupa anaknya abah kumpul semua"

"Adek belum makan ?"

"Belum, mau bareng mas aja"

"Ya udah masak yang ada aja"

Shofia menatap wajah suaminya, kenapa sih lakilaki kalau ditanya mau masak apa selalu bilang terserah, padahal perempuan nanya gitu karna dia juga bingung mau masak apa

"Kenapa ?"

"Shofia bingung mau masak apa"

"Apa yah, mas juga bingung dek"

"Shofia cek kulkas dulu deh"

"Mas ikut sayang"

Shofia mengangguk lalu membantu suaminya bangun namun Zakky menolak

"Mas kuat sayang, mas udah sembuh jangan dibantuin mulu"

"Halah sok kuat itu mah"

Zakky terkekeh mendengarnya, meskipun perutnya masih sedikit nyeri namun dia berusaha untuk tidak memperlihatkan pada istrinya

Pukulan seperti itu biasa dia dapatkan saat binsik, dia sendiri pun heran kenapa saat dia dapet pukulan itu lagi dari Kakak istrinya dia bisa sampe muntah begitu

Sampai di meja makan yg terhubung langsung dengan dapur, Zakky duduk di kursi sementara Shofia membuka kulkas mencari makan masakkan

"Capcay sama ayam goreng mau gak mas ?"

"Boleh dek"

Shofia mengambil bahan bahannya lalu mulai memotongi sayuran itu serta menggoreng ayam yg sudah diungkep sementara Zakky membuka hpnya

Dia melihat banyak notif dari Sintya yg mengatakan ibunya sudah mulai membaik namun hanya dia baca dan dia langsung memblokir nomor itu tak hanya memblokir dia juga menghapusnya

Zakky membuka semua akun sosmednya juga memblokir akun Sintya, dia benar benar ingin berubah demi Shofia

"Eh sudah mendingan Zak ?" Tanya Adhifa yg baru keluar kamar

"Sudah mba Alhamdulillah"

"Shofia masak apa Shof, baunya enak banget"

"Capcay mba, mau gak ?"

"Kok pas mba tadi ngimpi makan capcay, mba minta dikit boleh yah"

"Boleh lah mba, banyak juga boleh"

"Ya udah kalau udah mateng mba di ruang tengah yah"

"Iya mba"

Adhifa berjalan menuju ruang tengah namun diruang tamu ternyata sang suami baru duduk dengan abangnya juga Reni

Adhifa jadi ikut duduk bersama mereka rupanya ada hal yg dia tak tau karna dia sedang istirahat

Hamdan berusaha mendekatkan lagi Shofia dengan Fajrin, mau bagaimana pun hal yg dulu terjadi jangan sampai terjadi lagi

Tak lama, Shofia membawakkan nasi berisi lauk capcay dan ayam goreng ke ruang tamu

"Shofia duduk dulu" panggil Hamdan

"Mau makan" jawabnya lalu berjaln menuju ruang makan menjumpai suaminya

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang