HN 31 🧸

39.3K 2.3K 29
                                    

Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah






























Shofia masih ada diposisi yg sama hampir setengah jam, diposisi bersandar didada suaminya dengan tangan melingkar ke pinggang suaminya

Zakky mengambil hp yg dia taruh dinakas dan dia berikan pada Shofia

"Lakuin apapun yg bikin adek lega, blokir nomernya, hapus nomernya, telfon kata katain dia, terserah. Mas gak akan marahin adek"

Shofia tak menjawab, dia hanya menatap hp suaminya yg foto wallpapernya adalah fotonya menggunakan seragam persit

Foto selfie yg pernah dia kirim saat sebelum melakukan Giat

"Nih, mau ditelfon ? Mau ngomong apapun, mas gak akan marah"

Shofia menggeleng, dia tak mau mengotori mulutnya hanya untuk berbicara kotor pada wanita jahanam itu

Dia malah mengambil hp suaminya dan melemparnya lagi namun lagi lagi sampainya di karpet dibawah meja shofa

Zakky terdiam, menatap hpnya yg sudah dipastikan mati seperti malam itu, namun dia tak menghiraukannya, yang penting istrinya lega

Dia memperbaikki posisinya, duduk bersadar ke kepala ranjang lalu mengangkat Shofia agar duduknya di pangkuannya yg tengah berselonjor

"Shofia liat mas sekali lagi temuin wanita itu, Shofia gak akan ragu ngomong kalau mas selingkuh ke semua orang, Shofia gak peduli mas mau dibatalkan kenaikkan pangkatnya, gak peduli akan dihukum sama semua orang"

"Iya sayang, mas gak akan pernah temui dia, kalaupun terpaksa mas akan bawa adek yah sayang"

"Istirahat mas" ucap Shofia menegakkan badannya

Zakky mengangguk lalu dibantu Shofia merebahkan badannya sedangkan Shofia juga ikut merebahkan disampingnya

Zakky memeluk istrinya, rasanya sudah lama Shofia selalu tidur memunggunginya

Zakky menatap Shofia yg sudah mulai terpejam, dia mengusap pipinya, mencium keningnya

Sebelum datang Zakky sudah berfirasat dia akan dimarahi Hamdan karna membiarkan Shofia datang ataupun dihukum Fajrin dengan pukulan karna Shofia datang dengan keadaan sedih

Namun nyatanya tidak, dia disambut dengan baik. Dia tak salah memilih istri, Shofia memang pernah bilang kalau ada masalah jangan sampai orang lain tau dulu, jangan mau menelanjangi pasangan didepan orang lain dengan menceritakan masalah keluarga

Zakky ikut terlelap setelah puas menatap wajah, dia merengkuh pinggang Shofia

Dan terbangun disaat mendengar suara murotal yg ada di masjid karna kamar Istrinya ada dipaling pinggir lebih tepatnya jika jendela kamarnya di buka maka bisa langsung melihat masjid yg hanya berjarak 100 meter

Zakky menatap istrinya sedang berdzikir diatas sajadah, mungkin bangun dari waktu tahajud dan ssbentar lagi akan masuk waktu subuh

"Dek" panggilnya

Shofia menengok dan langsung bangun menghampiri suaminya

"Mau ke kolam ?"

"Adek habis tahajud ?" Tanya Zakky setelah menjawab pertanyaan Shofia dengan menggeleng

"Iyah tadi mau bangunin mas, takut masih pusing"

"Udah mendingan dek, nanti subuhan jamaah dikamar yah"

"Iyah"

Zakky tersenyum, mengusap kepala istrinya lalu mencium keningnya. Benar ucapan mamahnya menikahi Shofia memang hal yg istimewa, seorang putri kyai yg sedari kecil diajari agama dan hingga menikah bisa menghargai suaminya termasuk melayani suaminya disaat sakit walaupun dia juga sedang marah

"Makasih yah" ucapnya

"Buat ?"

"Makasih udah maafin mas, udah nutupin aib mas"

Shofia mengangguk lalu merapikan rambut suaminya yg sudah waktunya cukur karna peraturan Tentara tak boleh anggotanya berambut panjang, harus rapi

"Besok potong rambut yah, biar pas naik pangkat rapi"

"Iya sayang, temenin yah sayang"

"Iya mas, mandi gih mau masuk waktu subuh"

"Iya sayang"

Zakky mulai menurunkan kakinya ke lantai, pusingnya belum sepenuhnya hilang namun tak separah semalam

Meskipun dia bisa berjaln sendiri ke kamar mandi namun Shofia tetap membantunya takut dia jatuh

Selesai Zakky mandi dan berwudlu, Shofia memberikkan baju koko dan sarung giliran Shofia berwudlu kembali karna wudlunta tadi batal disentuh suaminya

"Sholatnya duduk aja yah mas" ucap Shofia yg selesai Wudlu dan sudah menggunakan mukenahnya kembali

"Mas kuat kok sayang, mas lari 5 KM aja udah kuat"

"Halah gayanya"

Zakky terkekeh lalu adzan Subuh berkumandan dimasjid, Zakky dan Shofia sama sama diam menjawab Adzan hingga selesai dan berdoa setelah Adzan

Gak banyak orang tau diwaktu antara Adzan dan iqomah adalah waktu mustajab Doa

"Udah siap dek ?" Tanya Zakky menengok kebelakang

"Udah Mas"

Zakky langsung memulai sholatnya sebagai imam dan Shofia sebagai makmum

Terdengar suara lari disamping kamar Shofia yg merupakan jalan penghubung antara Masjid dan asrama Putri

Dan ini sudah biasa terjadi diwaktu subuh dan Maghrib, apalagi jika sudah iqomah, santri seperti dikejar keja keamanan lari mencari shof yg masih kosong agar tak kena sabetan bambu sakti milik keamanan

Selesai Sholat dan berdoa, Zakky langsung membalikkan badannya, dia mengulurkan tangan pada Shofia. Dicium tangannya oleh Shofia dan yg berbeda kini Zakky juga mencium tangan Shofia bolak balik seperti Shofia mencium tangannya

"Setelah disini selesai, pulang lagi yah kerumah Dinas, temani mas berdinas lagi sampai mas pensiun"

Shofia mengangguk dan tersenyum tanda persetujuannya

Shofia membuka mukenahnya lalu izin pada Zakky untuk keluar kamar karna mau ikut menyimak hafalan santri putri yg memang mengambil program tahfidz

Zakky mengizinkan sementara dia sendiri mengambil hp yg sudah di Cass istrinya, memang semalam hpnya mati karna dibanting Shofia namun subuh tadi Shofia nyalakan kembali dan langsung di Cas

Subuh ini Zakky bingung mau apa, Fajrin pasti sedang mengajar, Hamdan mungkin pun sedang mengajar pengajian subuh

Namun ditengah kebingungannya, Suara ketukkan pintunya berbunyi

Zakky langsung membukanya dan ternyata itu Hamdan

"Sudah mendingan ?"

"Sudah mas Alhamdulillah"

"Mau tak ajak ngobrol diteras belakang, saya tau kamu bingung mau ngapain"

"Oh ya mas sebentar"

"Tak tunggu diteras"

"Iya mas"

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang