HN 15 🧸

44.6K 2.7K 55
                                    


Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah






























Pengajuan sudah dilewati, masa masa paling indah dikenang namun tidak untuk diulang itu sudah Shofia lewati dalam waktu singkat, lebih singkat dari Hamdan dan Adhifa karna Zakky benar benar membimbing Shofia agar bisa menjawab pertanyaan, lolos ujian hingga dirinya juga yg di tes

Kini Pesantren sudah mulai didekorasi, Banner pernikahannya sudah terpampang dimana mana, Shofia sudah dipingit benar benar tak boleh keluar dari Ndalem

Dia hanya berdiam di rumah, menyambut saudara yg datang lebih dahulu karna di Hari H nanti ada halangan

Gor sudah didekor seindah mungkin sesuai warna dan konsep yg Shofia pilih sendiri

Nantinya akan ada pedang pora di halaman sama seperti Hamdan dulu sedangkan Akad akan dilakukan di Masjid

Adhifa pun sudah datang karna pernikahan Shofia akan dilakukan hari Sabtu dan Hari ahadnya resepsi di Bandung

Hamdan mengambil cuti 3 hari di Kamis, jumat dan senin sedangkan untuk sabtu dan Ahad dia hanya izin IB

"Dimana sih baru aku bikin kok" kesal Adhifa mencari segelas susu hamil yg baru dia buat, saat dia mau minum ternyata Hilya minta pipis akhirnya dia tinggalkan di meja makan dan setelah kembali susunya sudah hilang

"Cari apa Nduk ?" Tanya umi

"Susunya Dhifa mi, tadi Dhifa taruh sini terus Dhifa nganter Hilya ke kamar mandi eh sekarang udah gak ada"

"Yo wes lah nduk bikin lagi aja apa mau umi bikin kan ?"

"Ndak usah mi cuma bingung aja kok gak ada apa ada yg minum ?"

"Kenapa ?" Tanya Hamdan yg abru datang dari Gor

"Mas minum susunya Adhifa ?"

"Enggak, mas baru dateng"

"Oalah ya udah wes bikin lagi aja"

"Sini mas yg bikinin"

Umi Ruqoyah diam diam melirik ke arah kamar Fajrin dimana Reni tengah mengintip

Sebenarnya susu itu diambil Reni, sesuai omongan orang dulu kalau pengin hamil minum saja jamunya orang hamil tapi jangan sampai yg hamil itu tau tapi karna Adhifa tak minum jamu jadilah Umi menyuruh Reni meminum susunya Adhifa yg Adhifa bikin

"Nih minum, bismillah dulu" ucap Hamdan setelah susu coklat dingin itu jadi

Adhifa langsung duduk dan meminum susu itu, sebenarnya dia sudah ada feeling jika Iparnya yg minum karna mitos itu memang sudah masyhur terdengar namun biarlah dia pura pura tak tau

"Sehat insyaAllah lancar sampe lahir yo sayang" ucap Umi mengusap perut Adhifa yg mulai terlihat membuncit karna usianya yg sudah 4 bulan dan baru saja 4bulanan minggu lalu di Yonif

"Aamiin umi, doain terus yah mi" jawab Hamdan dan Adhifa

"Aamiin, yo wes umi tak ke Aula dulu ngecek sovenir yo"

"Nggih umi"

"Hilya mana sayang ?" Tanya Hamdan

"Sama bang Fajrin mas, katanya mau ke Asrama Putra"

"Oh ya sudah kamu istirahat yah jangan kecapean"

"Nggih mas, temenin yuk mas mumpung gak ada Hilya"

"Boleh sayang"

Adhifa terkekeh lalu bersama sang suami masuk ke kamar, Hamdan langsung mengunci kamar dan naik ke kasur dimana istrinya sudah berbaring

"Sehat yah adek, jagain bunda yah, jagain kaka Hilya juga"

"Aamiin Baba, jagain kita yah Ba"

"InsyaAllah sayang"

Hamdan mulai mengusap kepala Adhifa agar wanitanya itu bisa tertidur di siang ini

Seperti ini kesehariannya di malam hari, setelah mengeloni Hilya sekarang ditambah mengeloni sang istri yg kalau tidur mintanya diusap kepalanya seperti Hilya

Hamdan seakan punya 2 bayi karna dikehamilan ini tingkat kemanjaan Adhifa bertambah drastis berbeda saat Hamil Hilya

Hamdan mencium kening istrinya

************************************************

Disisi lain, Zakky banyak mendapat pesan dari perempuan perempuan yg dulu dia beri harapan

Pagi tadi dia membuat story undangannya dengan Shofia dan langsung banyak balasan masuk padanya

Untung saja dia menyuruh Shofia memprivasi akunnya, jika tidak habis sudah diserbu ciwi ciwi yg dekat dengannya

"Hpnya matiin dulu le, ini didepan banyak tamu loh" ucap Mamah Zakky saat baru masuk ke kamarnya dan mendapatti sang putra tengah telanjang dada sembari bermain hpnya

"Hehehe iya mah, ada siapa mah"

"Itu banyak lagi pada beresin seserahan kamu, sana keluar"

"Siap bunda Ratu"

Zakky menaruh hpnya lalu keluar kamar setelah memakai kaosnya dan benar saja didepan banyak saudaranya sudah datang

Mereka pinjam rumah di rumahnya Ayahnya Adhifa yg ada didekat pesantren

Saat pindah Dinas, Letkol Pras menjual rumah yg dulu dan membeli rumah ini

Kamar yg tadi ditempati Zakky adalah kamar tamu, dan Letkol Pras sendiri yg menawari Zakky untuk menggunakan rumahnya saja mengingat kelaurga Zakky asal Bandung, pasti banyak yg ingin datang menyaksikan pernikahannya

Semua ruangan boleh digunakan kecuali 3 kamar utama, dan disana ada 7 kamar yg ukurannya tak kecil

Zakky duduk didepan budhe budhenya yg tengah merangkai seserahan untuk Shofia

Zakky bertanya pada Hamdan apa saja yg biasanya keluarga Pesantren dapatkan dari seserahan dan Hamdan menjabarkannya namun Hamdan tak mengharuskan Zakky memberikkan sebanyak itu

Dan bukan Zakky namanya jika tidak nekat, dia juga membelikan mobil untuk Shofia tanpa Shofia tau, dia juga mengerjai keluarga Ndalem Pesantren dengan mengatakan jika seserahan nanti gak akan banyak mungkin hanya 50an

Namun lihatlah, rumah Letkol Pras yg luas sudah penuh dengan seserahan milik Shofia

Jika Hamdan membuat 150 Seserahan untuk Adhifa, Zakky membuat 175 seserahan untuk Shofia, entah bagaimana reaksi keluarga Pesantren saat melihatnya

Bukan hanya mobil, papahnya Zakky juga membelikkan Motor untuk menantu satu satunya itu serta mamahnya Zakky membelikkan perhiasan emas yg jumlahnya tak sedikit

Mereka seakan memberikan sebanyak banyaknya untuk calon menantunya itu karna Zakky anak tunggal mereka ingin yg terbaik

Rasa bahagia menyelimuti papah mamah Zakky saat tau Zakky akan menikah dengan putri kyai padahal kelakuan anaknya itu seperti tak ada tanda tanda akan menjadi mantu kyai

Dan jika kalian bertanya bagaimana cara membawanya 175 seserahan itu, jangan khawatir

Zakky sudah kong kalikong dengan Kang Muamar yg sekarang menjabat sebagai Lurah pondok putra untuk menyiapkan 150 santri putra membawa seserahannya tanpa Abahnya ketahui

Zakky menatap pakaian Persit yg sudah dikemas apik dengan name tag bertuliskan Ny. Shofia Muzakky

Dia tersenyum menatap namanya sudah ada dibelakang nama wanita yg dia kagumi tanpa sengaja itu

"Sampai jumpa besok dimana sentuhan tangan kita tak lagi menjadi dosa melainkan menjadi keberkahan" bathin Zakky

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang