HN 16 🧸

43.2K 2.6K 45
                                    

Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah

















Shofia sudah didandani cantik dengan balutan gamis kebaya putih, hari ini adalah hari yg dia nanti. Hari akad nikah nya dengan Zakky

Hamdan dan Fajrin disuruh masuk kamar Shofia namun dengan kedua mata ditutup oleh kedua istrinya, mereka di tempatkan membelakangi Shofia yg sudah selesai di dandani

"Dhifa hitung sampe tiga, mas sama abang balik badan yah"

Hamdan dan Fajrin kompak mengangguk

"1,2,3 balik badan"

Keduanya balik badan dan tepat didepannya hanya berjarak 2 meter, Shofia tersenyum, cantik sekali

Hamdan tak kuasa menahan air matanya malah langsung memeluk Adhifa

Bukan, bukan sedih

Namun rasanya terharu, adik kecil yg selalu merengek dan meminta perlindungan dari abah padanya kini sebentar lagi akan menyandang status istri orang begitupun Fajrin meskipun tak sedekat itu dengan Shofia namun dia merasa terharu melihat adik perempuan satu satunya itu akan berpindah tanggung jawab

"Jangan gini dong mas, Shofianya sudah cantik nanti ikut nangis" ucap Adhifa

Hamdan melepas pelukannya lalu diucap air matanya oleh Adhifa, Adhifa memberi kode Hamdan untuk memuji sang pengantin hari ini

"MasyaAllah cantik banget adik mas" ucap Hamdan mendekat pada Shofia dan langsung memeluknya

"Jangan nangis iiihhh makeupnya mahal mas, Shofia ikut nangis nanti" rengek Shofia

Hamdan terkekeh lalu mencium puncak kepala adik perempuannya itu

"Yang nurut sama suami, jaga nama suami, jaga wibawa suami, walaupun kamu sudah bersuami, mas tetep jadi tempat pulangnya Shofia setelah suamimu yah"

"Nggeh mas, makasih yah mas buat semuanya, makasih udah kuliahin Shofia, udah selalu ada buat Shofia"

Hamdan mengangguk lalu melepas pelukannya, dia mencium singkat pipi Shofia yg terlapis sebagian dengan kain hijabnya

Hamdan mundur dilanjut Fajrin yg memeluk adiknya juga, dia tau dia bukan kakak sebaik Hamdan, dia sering main tangan pada Shofia namun rasa sayangnya apda Shofia pun sangat besar, semalam dia menangis dipelukan Reni setelah menatap dekorasi pernikahan Shofia, dia tak menyangka adik yg selalu dia bentak kini akan menjadi istri

"Jadi pakaiannya suami yah, jangan pernah buka aib keluarga, jangan pernah bicarakan suamimu didepan orang lain termasuk abang dan mas yah, kalau ada masalah selesaikkan baik baik, insyaAllah Zakky bisa bimbing Shofia yah"

"Makasih bang"

Fajrin mencium kening Shofia yg tertutup hijabnya lama, tak terasa air matanya menetes

Lalu dia mundur sedangkan Reni dan Adhifa langsung memeluk iparnya itu, ipar kesayangan mereka

Adhifa menempelkan tissue di ujung mata Shofia menghapus air matanya tanpa merusak makeupnya

"Bahagia dunia akhirat yah Shof"

"Aamiin, makasih mba Reni"

"Langgeng sampai Allah memisahkan diwaktu yg tepat yah Shof"

"Aamiin, makasih mba Dhifa"

"MasyaAllah cantiknya anak umi" ucap Umi Ruqoyah yg baru masuk menggandeng Hilya

Umi langsung memeluk anak gadis satu satunya itu

"Jadi Istri yg bikin suami Rindu, yg bikin suami candu yang bikin suami tak mau berlama lama diluar yah"

"Enggih mi"

Umi tersenyum menatap wajah cantik Shofia yg mirip sepertinya dan Hamdan

"Permisi maaf Hamdan, Fajrin itu rombongan udah dateng bawa banyak banget" ucap Hima yg menongolkan wajahnya di pintu

"Hah ? Banyak gimana Him ?" Tanya Hamdan

"Ada mobilnya ada motornya, seserahannya juga banyak banget kayaknya lebih banyak dari kamu sama Fajrin Dan, cepet keluar"

"Ya Allah Zakky diacara sakral kaya gini bisa bisa nya jailnya kumat" ucap Hamdan menepuk keningnya

Abah bingung bukan main melihat mobil baru berpita bunga didepannya parkir, lalu motor yg di bawa dengan mobil terbuka juga parkir digarasinya

Hamdan dengan cepat berfikir akan ditaruh dimana seserahan itu dan dengan cepat juga dia langsung menemukan jawabannya

Dia menyuruh kang Muammar menaruh seserahannya di masjid lantai 2 sementara untuk perhiasan dibawa masuk saja ke kamar Shofia

Di pelaku hanya nyengir melihat kaka Ipar sekaligus kaka letingnya kebingungan

Kang Muammar langsung menyuruh Santri yg ada disekitar Masjid untuk membuat estafet ke tangga sampai di serambi kanan Masjid karna serambi kiri terbuka untuk santri putri yg nanti ingin melihat pedang pora

"Kamu ini, untung saja disini ada tempatnya, kalau tidak kan kasian" tegur Mamah Zakky sedangkan yg ditegur malah terkekeh

Zakky langsung diarahkan masuk ke masjid dengan kedua orang tua serta rombongan keluarganya

Sebenarnya bisa saja seserahan itu masuk ke ndalem namun kondisi Ndalem sudah ramai juga keluarga umi dan abah

Abah merapikan pakaiannya lalu digandeng Hamdan dan Fajrin masuk ke Masjid

Tak lama penghulu pun datang dengan asistennya dan akad akan segera di mulai

Abah menghapus air matanya saat akan menjabat tangan Zakky, melepas putri satu satunya untuk lelaki yg baru abah kenal

"Bismillah bah" ucap Hamdan yg diangguki Abah

Abah mulai menjabat tangan Zakky

"Bismillahirrahmanirrahim, Ananda Muzakky Wiratama"

"Nggih"

"Ananda Muzzakky Wiratama saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Shofia Adzika Arrasyid binti Ibrohim Muhsin Arrasyid dengan mas kawin uang 30 juta rupiah dan emas 10 Gram dibayar Tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Shofia Adzika Arrasyid bimti Ibrohim Muhsin Arrasyid dengan maskawin tersebut, Tunai"

"SAAAHHHHH"

Zakky langsung mencium tangan mertuanya itu, dia mengeluarkan nafasnya dengan lega

Tak sia sia menghafal nama istri dan mertuanya yg menurutnya agak sulit itu semalam

Zakky menandatangani beberapa dokumen dari KUA lalu diarahkan WO untuk berdiri di pengimaman yg sudah ditutup dekorasi kecil untuk sekedar foto saja

Lalu Shofia masuk digandeng Adhifa dan Reni, Zakky tak bisa berpaling, istrinya memang snagat cantik sekali walaupun tak bermakeup

Sekarang auranya terpancar dan emnambah kecantikkannya

Semua santri yg melihat pun menyetujui jika ada yg bersorak bahwa Ning Shofia ini snagat cantik

Zakky tak bisa menahan air matanya melihat Shofia yg kini sudah sah menjadi istrinya semakin mendekat, rasa haru, senang, bahagia, bercampur

Begitupun Shofia yg tak menyangka menikah dengan lelaki yg dulu dia hindari itu

"Cium tangan" suruh Reni

Reni dan Adhifa mundur lalu dengan canggung, Shofia menyanbut uluran tangan lelaki yg sudah sah menjadi suaminya itu

Zakky mendoakan ubun ubun Shofia setelah dicium tangannya oleh Shofia

Hamdan tersenyum, dia tak mengajarinya namun Hamdan yakin bahwa Zakky sudah berubah, dia berusaha menjadi suami yg baik untuk adiknya

Setelah itu dilanjut sesi foto, Zakky dan Shofia berfoto bersama dengan para keluarga dan santri

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang