HN 64 🧸

43.9K 2.2K 18
                                    

Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah





























Setelah kemarin dia kejutkan ipar dan mertuanya sekarang Zakky yg dikejutkan ipar dan mertuanya, subuh ini dia dipaksa Hamdan untuk mengimami santri putri dan itu membuat Shofia tertawa tak berhenti

"Mas ini serius ?" Tanya Zakky sekali lagi saat hampir mau keluar Ndalem

"Iya serius, sudah sana, sudah masuk waktu ini" jawab Hamdan

"Dek, gimana dek"

"Ya udah sana, Shofia lagi gak sholat jadi gak bisa ikut ke masjid"

Zakky terkekeh melihat iparnya menahan tawa, dia tau ini jebakan Hamdan membalas pranknya kemarin

Diiringi tawa ipar dan Istrinya, Zakky berangkat ke Masjid melalui jalan suci menuju Shof depan

Lalu berjalan melewati Shof depan yg sudah penuh oleh santri putri yg sedang membaca Al Quran lalu sampai di pengimaman tangannya dingin karna dia grogi, di masjid ini lakilakinya hanya 2 yaitu dirinya dan Marbot masjid

Zakky memilih mengambil air wudlu kembali untuk mengurangi rasa groginya lalu marbot masjid mengumandangkan iqomah

Zakky mulai berdiri di sajadah yg sudah disediakan dan mulai mengumandangkan takbir tanda sholatnya sudah dimulai diikuti santri putri dibelakangnya

Shofia yg menunggu di teras tak menyangka suaminya berani maju ke Masjid dan kini tengah mengimami ratusan santri putri

Suara Zakky menggema di masjid membaca surat Fatihah dan surat pendek setelahnya

Selesai Sholat, Zakky membaca Wirid lalu membaca surat Al Waqiah

Barulah setelahnya dia keluar masjid terlebih dahulu karna santri lain akan simakkan di masjid

Sampai di Ndalem dia langsung masuk kamar mencari istrinya, Shofia menyambut kepulangan suaminya dengan kekehan

"Mas degdeggan banget sayang" ucapnya

Shofia lagi lagi tertawa lalu membalas pelukan suaminya

"Kan Gus Zakky harus terbiasa dengan Pesantren Gus"

Zakky ikut terkekeh, jantungnya benar benar tak aman saat dia dirokaat pertama selesai membaca fatihah ratusan lisan menjawab Aamiin dengan lantang

Shofia melepas pelukannya lalu mencium pipi suaminya "Suami Shofia hebat bangeet"

Zakky tersenyum lalu mencium pipi istrinya juga

Kemesraan mereka buyar saat Raidan bangun dan langsung mengoceh

"Eeeeh anak Abi udah bangun"

Zakky menghampiri putranya dan ajaibnya sang putra mengangkat tangan seakan meminta digendong

Zakky girang bukan main, langsung menggendong putranya, menciumi wajahnya karna memang bau bayi baru bangun ituu khas sekali

"Girang banget mas" ucap Shofia menghampiri keduanya

"Iya nih anak abi udah kenal sama abinya"

Shofia mengambil Raidan dari gendongan suaminya untuk dimandikkan

"Mas mau mandikan juga dong sayang"

"Boleh mas"

Setelah melepas semua baju Raidan, Shofia dan Zakky membawa Raidan ke kamar mandi yg sudah ada air hangatnya

"Huaaaaaa" ucap Raidan girang saat tubuhnya masuk ke air hangat itu

Zakky terkekeh lalu menjaili dengan mencipratkan air ke putranya dan teerus bermain hingga Raidan selesai dimandikkan

Zakky langsung membawanya ke kasur lalu memakaikan baju yg sudah Shofia siapkan sebelumnya sementara Shofia memilih berganti pakaian karna bajunya basah

Selesai dengan semuanya ketiganya keluar kamar yg ternyata semuanya sudah berkumpul di meja makan termasuk 3 anak kecil yg sudah duduk di kursi khususnya

Tinggal 1 kursi yg kosong yaitu milik Raidan

Zakky menaruh Raidan di kursi itu lalu membiarkan Raidan mengobrol dulu dengan saudaranya sebelum makan karna Raidan belum bisa makan sendiri namun Shofia membiasakan Raidan makan dalam keadaan duduk bukan digendong

Semua memulai sarapan sembari sesekali mengamati anak anak mereka yg diberi mainan masing masing

"Siang ini ke pantai kayaknya seru deh" celetuk Pak Pras

"Iya juga, sekali kali liburan bareng 1 keluarga ramai kayaknya" jawab Papah Hendra

"Iya kan ? Apalagi makan ikan bakar disana, ikan bakar di pantai itu khas banget"

"Boleh tuh, Abah setuju"

Semuanya pun menyetujui ucapan Ayah Prass, selesai makan mereka menyuapi anak anak masing masing kecuali Hamdan dan Adhifa yg hanya memperhatikan karna Hilya dan Arzanka sudah pandai makan sendiri

"Gemes banget ngunyah makanan pipinya goyang goyang" ucap Mamah Diana mencubit ringan pipi cucunya itu

"Ini Malik kenapa putih banget sih Ning Reni, Putihnya tuh beda sama Hilya, Arzanka dan Raidan" ucap Ibu Jinan

"Hehehe mungkin gen dari aku yah bu"

"Iya juga sih, Ningnya putih banget"

"Kebetulan keluarga aku juga putih bu Alhamdulillah"

"Ibu pengin putih tapi kegiatan diluar mulu, susah ning pakai sunscreen pun tetep aja gosong"

"Hahaha iya bu aku juga jarang diluar jadi mungkin beda yah bu"

"Ning Reni berapa Saudara Ning ?" Tanya mamah Diana

"12 mah aku anak ke 9"

"Walah banyak yah"

"Iya mah, sebetulnya abahku juga maunya aku punya anak banyak karna kakak kakak aku juga anaknya banyak tapi mas Fajrinnya gak mau, maunya 2 atau 3 saja"

"Tapi emang anak banyak tuh seru ning, saya anaknya cuma 1 jadi kalau dirumah sepi Ning"

"Bener mah, saya anaknya 2 aja sepi, luar kota semua"

"Ya udah mba bikin 10 Malik lagi aja" celetuk Shofia yg dibalas kekehan oleh Reni

"Kamu juga dong biar Pesantren rame"

"Sulit kalau aku mba hehehe"

"Ada batasannya kah kalau istri tentara ?"

"Bukan batasan sih Ning, lebih ke tunjangannya yg hanya untuk 2 anak kalau anaknya 3 ya satunya harus ngalah gak dapet nunggu kakaknya udah lulus dan ganti tunjangannya buat dia" jawab Ibu Jinan

"Oalah iya juga sih, lagian agak repot yah bu kalau banyak anak kan banyak kegiatan juga"

"Iyah, repot ning"

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang