HN 39 🧸

37K 2.2K 34
                                    

Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah


























Shofia menatap sang kakak yg tengah membantu istrinya untuk bisa berdiri karna sudah waktu yg dianjurkan dokter untuk bisa belajar berdiri

Adhifa sudah duduk dipinggir ranjang dengan tangan dikalungkan di leher suaminya dan Hamdan menaruh tangannya untuk menyangga pinggang istrinya

Adhifa perlahan mulai turun dari ranjang disangga sang suami

"Kenapa liatnya begitu banget ?" Bisik Zakky

Shofia langsung mengalihkan pandangannya, dia menghembuskan nafas kasarnya

"Kalau aku nanti lahiran mas ada disamping aku gak ?"

"InsyaAllah mas usahakan yah"

Seminggu lalu sepulang kenaikkan pangkat Shofia mendapat kejutan dari Allah, memang haidnya dari gadis tak tentu datang namun kali ini sudah hampir 2 bulan tak datang alhasil Shofia yg baru sadar langsung mengetesnya dan hasilnya positif

Zakky bahagia bukan main, dalam hatinya sebenarnya dia ingin sekali cepat punya anak, ingin sekali cepat dipanggil Abi

Panggilan Abi sudah dia bayangkan akan tersemat padanya dari dia masih bujang, sebrengsek apapun kelakuannya dia juga tetap ingin menjadi ayah yg baik untuk anaknya

Dan malam setelah kejutan itu datang, kejutan lain datang dari suaminya yg mengabarkan bahwa dia akan diberangkatkan Satgas Papua bersama ayahnya Adhifa juga selama 1 tahun dan akan berangkat 2 minggu lgi artinya Shofia nanti lahiran sang suami tak ada disampingnya

Zakky merengkuh tubuh istrinya, dia juga ingin ada dimoment kelahiran anak pertamanya namun sulit baginya, kata InsyaAllah itu hanya sebatas penenang untuk Shofia agar wanitanya tak terlalu memikirkan hal yg masih lama itu

Kandungan Shofia sudah menginjak 7 minggu dan Zakky hanya ada diusia kandungan yg sampai 9 minggu saja artinya di 4 bulanan nantipun Zakky tak bisa hadir karna tugas negaranya

Shofia menatap sendu keponakannya yg sedang dipangku Ayahnya Dhifa karna abah dan umi sudah pulang. Apakah nanti anaknya tetap bisa menatap langsung wajah ayahnya ?

"Pulang yuk" ajak Zakky melihat mood istrinya yg sudah tak terkontrol

Shofia mengangguk lalu izin pada yg disana untuk pulang dengan alasan Shofia sedang hamil ingin istirahat

Sesampainya dirumah, Shofia masih murung, wajahnya benar benar tak menampakkan keceriaan sedikitpun

Zakky faham tapi mau gimanapun inilah resikonya, inilah pekerjaannya.

Setiap pekerjaan ada resikonya, menghidupi anak istri dari pekerjaan manapun ada resiko dan kenikmatannya

Shofia duduk di ruang tamu, Zakky menutup pintu dan bersimpuh didepannya

"Sayang"

Zakky menggenggam tangan Shofia, dia tau Shofia sudah banyak teracuni ucapan tentang satgas Papua

"Shofia takut mas"

"Mas akan selamat sayang, mas akan pulang demi sayang dan demi anak kita, mas juga pengin rawat dia sama sayang, mas pengin dipanggil Abi"

Zakky mengusap air mata Shofia yg menetes perlahan, dia sudah menduga respon Shofia pasti seperti ini

"1 tahun saja sayang, mas akan pulang dan kita akan kumpul lagi bersama"

"Satu tahun itu lama mas"

"Tapi kalau kita lewatin bersama meskipun dengan jarak InsyaAllah tak akan terasa sayang"

"Mas pasti pulang, mas yg akan namain anak kita, harus mas pokoknya mas gak mau ada sumbangan dari manapun"

Zakky bangun dan duduk disamping istrinya, merengkuh hangat tubuh wanita hamil itu

Dia mencium kepala istrinya dengan lembut, keberangkatannya tinggal menunggu hari, dan siap gak siap, mau gak mau inilah yg harus Shofia dan istri istri prajurit lain hadapi

Sebanyak 450 Prajurit dengan 40% Prajurit yg sudah beristri akan diberangkatkan ke Papua

***********************************************

Semenjak hamil Shofia benar benar tak dibolehin capek capek, mencuci pakaian biarlah Zakky saja, melipat baju pun tak diperbolehkan

Ketika Satgas nantipun Zakky menyuruh Shofia untuk laundry saja agar tidak terlalu capek bahkan Zakky menyuruh Shofia untuk diPesantren saja dan kesininya jika ada giat

Namun perizinan itu masih belum di acc karna mau bagaimanapun Shofia tidak bisa dibedakan dengan Persit lainnya yg tetap menetap dikesatuan saat suaminya Satgas

"Taraaaaaa Telor tahu buat Baby R sudah abi buatkan" ucap Zakky menyerahkan sepiring telor yg dicampur tahu yg dimasak dadar untuk istrinya

"Makasih Abi"

"Sama sama sayang"

Zakky mencium pipi istrinya lalu duduk disamping istrinya, perlahan memotong telor itu lalu menyuapkannya pada Shofia

"Enak ?" Tanya Zakky yg dibalas anggukkan oleh Shofia

Zakky tersenyum lalu menyuapkan lagi sampai habis

Zakky mencium perut istrinya ketika selesai menyuapi istrinya, memberi kecupan lembut lalu mengajaknya mengobrol sebentar

"Ngobrol apa mas" tanya Shofia sembari mengusap kepala suaminya

"Rahasia anak dan abi sayang"

Shofia terkekeh mendengarnya, setelah tau dia hamil, Zakky benar benar posesif mode on. Setiap malam juga selalu mengajak ngobrol dulu anaknya, mengusapnya ketika mau tidur, membacakan doa, dan selalu membaca Surat Yusuf karna dia yakin anaknya ini lelaki.

Kalaupun nanti yg keluar Perempuan dia tak masalah namun keyakinannya kuat anaknya lelaki, begitupun mamah dan papahnya di Medan yg sudah dikabarin mereka juga positif thinking lelaki

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang