HN 49 🧸

31K 2K 28
                                    

Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah








































Shofia sudah bersiap menggunakan PSH nya disertai Blazzernya

Kini dia sudah berganti PSH dari yg slim menjadi khusus ibu hamil karna kehamilannya sudah masuk minggu ke 29

Suasana Satuan sangatlah sendu, Satuan tempat Zakky berdinas sedang berduka karna kehilangan 4 Prajuritnya sekaligus yg gugur tertembak di Papua kemarin dan hari ini sampai di Satuan untuk dimakamkan di makam pahlawan namun 2 diantaranya akan dipulangkan ke kampung halaman masing masing

Shofia menghapus setetes air matanya yg mengalir begitu saja menatap foto suaminya yg terpajang di pintu rumah

"Kamu jangan nyusul mereka yah mas, tepati janjimu sama aku dan anak kita" ucapnya membathin sembari mengusap foto itu

Shofia menutup pintu lalu menghampiri bu Langga yg sudah siap menjemputnya karna mereka janjian akan datang bersama dengan motor milik bu Langga

Shofia membonceng bu Langga lalu mereka menuju gedung aula utama, sampai disana mereka disambut tangisan 3 Persit yg kehilangan suaminya sedangkan 1 Prajurit masih bujang

Shofia dan bu Langga langsung mendekati bu Wahyu yg 1 kompi dengan mereka, berusaha menguatkan, berusaha memberi ketenangan pada wanita itu

10 menit kemudian 4 jenazah datang, isak tangis keluarga nyaring sekali terdengar

Tak jarang persit lain pun menangis termasuk Shofia, bukan semata mata menangisi Jenazah namun juga menangisi nasib suaminya yg lagi lagi belum ada kabar selama seminggu

2 jenazah yg sampai langsung dibawa lagi dengan ambulan menuju kota masing masing ditemani keluarga yg menjemput juga TNI yg bertugas untuk salvo disana

Sementara 2 Jenazah lain masih di aula, kedua Persit didampingi sahabat terdekat menangis mengelilingi Peti berbalut bendera merah putih itu

Shofia merasa tak sanggup berada disampimg bu Wahyu, dia memilih duduk dikursi yg disediakan ditemani bu Langga yg juga sedih suaminya belum ada kabar hingga sekarang

10 menit berselang, bu Wahyu dan bu Hasyim sudah tak sadarkan diri sedangkan anak anak mereka juga terus meraung menangisi ayah mereka yg kini sudah tiada

Komandan yg sudah datang yaitu WaDanYon mengisyaratkan untuk 2 Peti jenazah itu dibawa ke masjid guna diSholatkan dan akan segera diberangkatkan ke taman makam pahlawan

Para Persit yg melihat jenazah itu sudah keluar dari gedung pun langsung ikut keluar gedung namun tidak ke masjid, mereka langsung naik bis menuju pemakaman nanti

Terlihat bu Jinan sebagai ketua Persit sebisa mungkin kelihatan tegar walaupun dia juga khawatir pada sang suami

Beliau menggandeng kedua persit yg ditinggal suaminya itu menuju mobil miliknya yg nanti di supiri oleh prajurit sedangkan beliau memilih naik bis saja biarkan sahabat kedua persit itu yg mendampingi

Bu Jinan naik bis dan duduk disamping Shofia sedangkan bu Langga duduk disamping bu Hisyam

Tadi beliau juga sempat panik dan menjerit mendengar nama prajurit yg wafat, dia kira yg meninggal adalah Lettu Hisyam ternyata Lettu Hasyim

Namun sekarang dia sedang lemas disamping bu Langga karna kejadian tadi, hatinya benar benar mencelos seketika tadi ditambah dia pun sedang hamil sama seperti Shofia

Bu Jinan merangkul Shofia dan membiarkan wanita yg sudah dianggap anaknya itu bersandar dipundaknya

Ini kali pertama Shofia ditinggal satgas wajar wanita hamil ini terlalu sensitif mendengar kabar kewafattan prajurit yg ada disana

"Kalau ngerasa perutnya kram bilang ibu yah nduk"

"Nggih bu, tapi kok perasaan Shofia ndak enak yah bu, khawatir banget"

"Sama nduk, ibu juga dan semuanya juga karna seminggu gak ada yg ngasih kabar tiba tiba ada 4 yg gugur, sabar yah, yg kuat yah"

"Nggih bu"

Sampai di taman makam pahlawan, Shofia turun dengan bu Jinan yg setia memegangi tangannya dan membantunya turun dari tangga namun saat sudah turun gantian bu Langga yg memegangi Shofia karna bu Jinan harus menghampiri 2 Persit yg sedang berduka itu

Bu Langga, Shofia dan persit lain duduk di tempat yg sudah disediakan, di tempat yg teduh tentunya

"Om Wahyu orang baik yah mba, saya dan suami sering dibantu beliau"

"Bener dek, beliau orang baik banget, gak pernah senioritas sama letting"

Upacara dimulai, prajurit yg bertugas membawa peti itu ke liang lahat yg sudah disiapkan berdampingan

Mereka benar benar akan dimakamkan bersamaan berdampingan

Keluarga dari keduanya pun sudah datang untuk mengantarkan jenazah ke tempat istirahat terakhirnya

"Ayah hikss ketemu lagi di surga ya yah" ucap si kecil Gabriel yg baru berusia 10 tahun yg dipangku pamannya

Shofia lagi lagi tak bisa menahan air matanya begitupun persit lain

Sesama penghuni Asrama sudah pasti menganggap tetangganya itu saudara sendiri, dan kedua Prajurit itu adalah Tetangga Shofia

Lettu Wahyu rumahnya dipojok sedangkan Lettu Hasyim didepan sebelah kiri rumah Shofia

Liang lahat itu sudah ditutupi bendera merah putih, tembak Salvo dikeluarkan lalu peti itu dimasukkan ke dalam liang lahat

Tangis keluarga pecah melihat peti itu menghilang ditertimbun tanah basah diatasnya

Shofia dan bu Langga saling memeluk, saling menguatkan, keduanya sama sama sedang khawatir dengan kondisi suami masing masing

"Suami kita kuat dek, insyaAllah pulang dengan selamat"

"Aamiin mba hikss"

1 jam acara pemakaman selesai, Shofia digandeng bu Langga kembali ke bis

Dia dibantu bu Jinan lagi saat akan naik ke bis karna perutnya sudah membesar membuat geraknya semakin sulit

"Ada sakit ndak perutnya ?" Tanya bu Jinan

"Enggak bu, alhamdulillah dedenya gak rewel"

"Alhamdulillah nguatin umiknya yah"

Bu Jinan mengusap lembut perut Shofia, membacakannya Sholawat lalu menciumnya

Persit lain melihatnya pun tersenyum, sudah rahasia umum kalau Shofia dan bu Jinan adalah saudara, bu Jinan adalah mertua dari kakaknya Shofia

Dan beliau type mertua idaman karna bukan hanya baik ke menantunya namun juga ke keluarga besannya termasuk Shofia

Selama Zakky berangkat Satgas, 2 hari sekali bu Jinan akan kerumah, nanyain sudah makan atau belum, mau dimasakkan apa, atau pun sekedar ngobrol saja

Karna beliau juga kesepian dirumah sendirian

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang