Terjebak (1)

627 98 20
                                        

Setelah hampir dua puluh menit Cale menunggu, akhirnya yoojin sadar. Dokja yang melihat yoojin telah sadar langsung berlari ingin memeluknya..

Bugh!

Namun tanpa rasa bersalah dan dengan santainya, Cale sedikit memajukan kaki kanannya yang membuat dokja tersandung dan akhirnya terjatuh.

"Apa-apaan kau Cale ?!! Bukannya tadi kau tidur ?!!"

"Aku sudah bangun sepuluh menit sebelum yoojin terbangun"

"Hah ?!! Tapi kau tidak perlu melakukan itu !!!"

"Mana ada yang berlari dengan cepat untuk memeluk orang yang baru saja terbangun ?"

Cale menghela napas, dokja sebenarnya pintar, tapi itu berlaku hanya dalam pembelajaran dan beberapa hal atau kegiatan yang si tukang cari masalah ini sukai. Tapi jika dokja ingin belajar atau ingin mengetahui sesuatu hal baru, dia pasti bisa menguasainya.

"Kalau kau melakukan hal itu, yang ada yoojin akan pingsan kembali"

"Eh ? Tapi jihye dan yang lainnya sering melakukan itu saat aku terbangun di rumah sakit"

".........jangan samakan dirimu dengan orang lain"

"Heh ? Orang lain tidak menerima perlakuan seperti itu ?"

"Aku ingin kau menggunakan otak pintarmu itu untuk memikirkannya"

"........baiklah, akan kucoba !!!"

"Ini anak kelewat polos atau kelewat bodoh ? Aku heran bagaimana dia bisa hidup sampai sekarang dengan pemikiran seperti itu ?"

Cale menghela napas lelah, lelah dengan pemikiran dokja yang selalu melakukan hal tanpa memikirkan ending nya seperti apa. Setidak pedulinya kah dia akan bahaya yang muncul akibat masalah yang ia cari sendiri ?

"Apa yang terjadi ?" Tanya yoojin sembari membangunkan dirinya.

"Singkatnya kau syok saat mengetahui fakta kalau kita tersesat dalam hutan ini" Cale langsung menjawab tanpa berbasa-basi.

Yoojin kembali syok, hanya saja ia tidak kembali pingsan, mungkin karena ia sudah bisa menyesuaikan diri. Daripada itu, yoojin sekarang agak tertarik dengan apa yang sekarang dokja pikirkan dengan serius seperti itu.

"Oi, apa yang baru saja kau katakan pada anak ini ?"

"Kau tidak perlu tahu, aku tidak ingin kau juga terkontaminasi dengan pemikiran bodoh anak ini, bisa-bisa adikmu memburuku karena itu"

"Hah ? Apa yang kau katakan ?" Bingung yoojin

Sampai pembicaraan keduanya terhenti saat yoojin merasakan sentuhan setetes air yang jatuh dari atas.

"Hn ? Cuacanya..."

Yoojin melihat ke arah langit yang mulai gelap ditutupi oleh awan mendung pertanda akan turun hujan dalam dekat ini.

"Sepertinya akan makan waktu cukup lama untuk mencari jalan keluar, jadi bagaimana kalau kita mencari tempat untuk berteduh dulu ?"

Tawaran yoojin langsung disetujui oleh Cale, dokja pun setuju tanpa perlawanan mengingat dirinya lah yang sudah membawa kedua sahabatnya ketempat seperti ini.

"Meong~~meong~~"

"Eh ?"

Namun baru saja mereka ingin beranjak dari sana, ketiganya tersentak saat mendengar suara kucing yang juga menjadi alasan keberadaan mereka disini.

"Yoojin....Cale, aku tahu kalau aku sudah membuat sedikit masalah, tapi aku hanya ingin memastikan. Apa kalian mendengar suara yang aku dengar ?"

"Aku mendengarnya"

Kumpulan Anak WarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang