Terjebak (3)

507 80 8
                                    

Langit semakin gelap, padahal hari belum sore, tapi awan hitam yang menutup biru nya langit itu benar-benar sedikit menakutkan saat mereka melihatnya dari bawah sini.

"Sudah hampir satu jam kita dibawah sini, kapan malaikan maut menjemput kita ya ?"

"Cale hentikan !!!"

"Jadi malaikat maut itu baik atau jahat ?"

"Dokja, kumohon jangan kau juga...."

Hujan mulai turun, awalnya tak begitu keras, namun kelamaan aliran air yang jatuh dari atas sana semakin keras mengguyur ketiganya.

"Astaga.... sepertinya akan lama hujan ini berhenti, ditambah tidak ada tempat berteduh untuk kita" keluh yoojin sambil melepas almamater hitam osis kebanggaan akademi yang ia kenakan untuk membantu Cale memberi perlindungan pada kedua kucing tersebut agar tak kehujanan, "kau juga kenakan almet itu untuk menutup kepalamu agar tak terkena langsung dengan air hujan" lanjutnya.

"Terima kasih yoojin, tapi bagaimana denganmu ?" Cale mengambil alih almet Yoojin.

"Biar dia bersamaku, kau kenakan saja milik yoojin" Dokja datang dengan almet miliknya yang ia bagi dua bersama Yoojin layaknya payung.

"Terima kasih Dokja"

"Tidak masalah, tapi kenapa kau tidak mengenakan almet milikmu Cale ?"

".........."

Cale sadar jika ia lupa mengenakan almamater nya itu, bukanya Cale malu mengakui jika lupa mengenakannya, tapi Cale hanya tak menyangka bahwa ia lupa hal sepele seperti itu. Apa memang hari ini menjadi hari sial nya ?

"Aku kemarin tidak pulang kerumah, setelah pulang, aku langsung ke asrama lock karena mendengar dia sakit. Mungkin aku meninggalkannya disana, begitulah....."

Alasan yang masuk akal, tapi sepertinya bukan karena itu, Yoojin menyadarinya saat Cale nampak bingung, tak seperti Cale yang biasanya.

"Aku memang dengar kalau Cale semalam merawat lock yang sedang sakit. Tapi untuk almamater nya, kemarin kan dia...." Mungkin Cale bisa menipu dokja dengan alasan itu, tapi Yoojin teringat sesuatu hal yang membuatnya hanya bisa mempercayai sebagian dari alasan Cale.

"Be begitu ya...."

Sebagai anggota (multi bencana) osis maksudnya, sudah menjadi hal yang biasa jika mereka mengenakan almamater hitam itu karena itu merupakan salah satu identitas mereka sebagai anggota osis.

Tapi tanpa almamater itu pun, sepertinya mereka sudah sangat terkenal. Terkenal dalam artian yang sangat mendalam tentu saja.

"Ah !! Airnya...." Kejut Yoojin saat menyadari genangan air mulai menenggelamkan pijakan mereka.

"Astaga....." Cale memperhatikan sekeliling untuk mencari apa ada bagian tanah tinggi didalam lubang ini, "disana !!! Semuanya, kita ke atas sana" Cale berlari lebih dulu saat kedua matanya menangkap ada bagian tanah yang lebih tinggi dari tempat mereka sekarang.

"Ayo Dokja" Yoojin juga langsung menarik dokja mengikuti Cale, Dokja sendiri juga mengikuti keduanya tanpa ada bantahan.

"Tempat ini tidak akan bertahan lama" ucap Cale memperkirakan ketinggian air serta curah hujan saat ini.

"Siapapun kumohon.... jemput kami secepatnya. Tidak masalah malaikat maut atau sejenisnya !! Asalkan kita bisa keluar dari sini !!" Panik Dokja memeluk Yoojin.

"Dokja tenanglah !!!!"

~~••~~

Semua orang menatap Yerim yang tak menyadari berbagai raut wajah rumit teman-temannya, ia malah fokus membantu Noah yang tengah sibuk mengotak-atik laptopnya, lebih tepatnya Noah sibuk menyabotase kamera cctv akademi untuk mencari keberadaan ketiga orang penting yang sudah menghilang sejak pagi tadi.

Kumpulan Anak WarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang