Lembayung indah

26 6 2
                                    

Samudra mengejar Fiona dan langsung menarik tangan Fiona. Samudra mengajak Fiona ke perpustakaan, lalu saat tiba di perpustakaan memberikan secarik kertas.

"apa nih?" tanya Fiona seraya melihat secarik kertas tersebut.

"Puisi buat Lo.." jawab samudra.

Fiona melihat dan membaca puisi yang tertulis disecarik kertas itu.

************************************

" lembayung indah "

menatap pesona indahmu..
memberi kesan syahdu..
dengan melodi rasa yang merdu..

benar! langit tak selalu biru..
namun indahmu selalu buatku rindu..

aura tenang malam disenyummu..
dan nuansa senja ada di binar matamu..

apakah aku mampu mendaki hatimu?
merebut tegaknya pundakmu..
dan menguasai duniamu?

Bolehkah aku tertidur dikedua pahamu..
menatap wajahmu..
saat sedang membelai rambutku..

Ku mencari lembayung indahmu..
namun ku tak bisa menemukannya..
dan ternyata..
kamu adalah wujud dari kata indah..

#Saturn enthusiast

************************************

"I-ini buat aku?" tanya Fiona yang tersenyum dan wajahnya memerah.

"bukan.." jawab Samudra.

"Ih! terus kenapa di kasih ke aku?" tanya Fiona yang seketika bete.

"Itu kamu dalam bentuk puisi.." jawab Samudra.

Fiona pun tersipu malu dan dan tersenyum, tampak Ia sangat senang dengan puisi itu.

"Makasih ya.." ucap Fiona seraya menggenggam tangan Samudra.

"Biasanya aku buatin puisi untuk orang dapet 200 ribu.." ucap Samudra.

"Ih bayar?!!" tanya Fiona seraya melepaskan genggaman tangannya

"Iya tapi bayarannya makan malem sama aku.." jawab Samudra seraya meraih tangan Fiona dan menggenggamnya.

Jantung Fiona berdetak sangat kencang, Fiona sangat gugup dan senang.

"Mau gak?" tanya Samudra.

"Mau sih.. tapi aku ada acara nanti malem.." jawab Fiona.

"Oh yaudah gak papa.. kapan-kapan aja.." ucap Samudra yang perlahan melepaskan genggamannya.

"Besok malem deh gimana?" tanya Fiona.

"Jam 8 aku jemput dirumah Lo ya.." jawab Samudra.

"Jangan kerumah.. ayah aku galak!" ucap Fiona.

"Aku? udah aku kamu nih?" tanya Samudra.

"Ayah Gue maksudnya.." ucap Fiona yang tampak sedikit malu.

"Emang kenapa? nanti malem gue kenalan dulu sama ayahmu.. biar besok boleh jemput kerumah.." ucap Samudra.

"Jangan!!" teriak Fiona.

Tiba-tiba penjaga perpustakaan datang.

"Mohon maaf.. dilarang berisik!" ucap penjaga perpustakaan.

"Iya maaf ya bu.." ucap Samudra.

"Kamu sih! eh maksudnya Lo" ketus Fiona.

"Lho?! kok aku?" tanya Samudra yang sangat heran.

"Kamu pake mau kerumah.." jawab Fiona.

"yaudah nanti aku anter pulang.." ucap Samudra.

"Gak usah aku dijemput.." tutur Fiona.

"Oh yaudah.." ucap Samudra.

"Udah gitu doang? paksa kek.." ucap pelan Fiona yang berbicara sendiri.

"Hah? gimana?" tanya Samudra yang mendengar pelan ucapan Fiona.

"enggak.." ucap Fiona dengan ketus.

Samudra pun tersenyum.

"Yaudah kekelas yuk!" ajak Samudra.

"Yuk!" ucap Fiona.

Samudra dan Fiona pun keluar dari perpustakaan, dan didepan perpustakaan ada Karina yang memegangi piala milik Samudra.

"Ngobrol sih ngobrol.. inget temen lah.. berat nih!" ucap Karina dengan ketus.

"eh iya maaf Rin! makasih ya.." ucap Samudra seraya mengambil piala miliknya.

"Gimana? udah jadian belom?" tanya Karina seraya menyeringai.

"Apaan sih Lo!" ucap Fiona dengan ketus dan menatap sinis Karina.

Karina melihat Salva berjalan didekatnya.

"EMANG KENAPA SIH KALO LO JADIAN SAMA SAM NET?" tanya Karina yang teriak seraya melirik Salva.

Salva pun sempat terhenti langkahnya, dan menoleh ke arah Fiona, Karina dan Samudra. Lalu Salva kembali berjalan menjauh dari Mereka bertiga.

"Berisik Lo! nanti gue jahit mulut Lo!!" jawab Fiona.

"Udah ah gue mau ke kelas!" ucap Fiona.

Fiona berjalan lebih dulu ke kelas, dan Samudra tampak berbisik di telinga Karina.

*TO BE CONTINUED*

SATURN ENTHUSIAST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang