Lomba puisi Salva

29 7 0
                                    

Bel sekolah berbunyi, tanda jam belajar telah usai dan semua siswa diperbolehkan pulang. Namun beberapa siswa ramai berkumpul didepan papan mading (Majalah dinding). Fiona, Karina dan Alvin melihat keramaian di depan papan mading.

"Eh ada apa tuh?" tanya Karina.

"Gak tau.. kan dari tadi Gue sama Lo!" jawab Fiona.

"Iyaa juga ya he..he..he.." ucap Karina seraya cekikikan.

"Mending kita liat yuk!" ajak Alvin.

Mereka bertiga menuju papan mading itu, dan melihat apa yang membuat siswa berkumpul disana.

"Permisi.." ucap Fiona yang menyela ke depan papan mading yang dikerumuni banyak siswa.

"Lomba berintuisi dengan puisi.. berhadiah jutaan rupiah dan piala serta sertifikat!" ucap Karina yang membawa selebaran yang tertempel di papan mading.

"Wah!! Gue ikut ah!" ucap Alvin.

"Dipilih 2 terbaik!" ucap Karina.

"Iya Al! Lo wajib ikut! katanya Lo kan suka nulis puisi.." ucap Fiona.

"iya pasti! ngomong-ngomong ini lomba sekolah?" tanya Karina.

"Iya! Bokap Gue yang sponsorin" ucap Salva yang tiba-tiba datang.

Salva adalah ketua osis, Ia adalah anak pengusaha kaya raya dan Siswi terkaya dan terhormat di sekolah itu.

"Wih keren juga bokap Lo!" ucap Karina.

"Ya jelas lah!" ketus Salva.

Tak lama Samudra datang untuk melihat papan mading.

"Hai! Lo Sam ya anak baru pindahan dari bandung?" tanya Salva seraya tersenyum.

"iyaa.." jawab Samudra.

"Kenalin Gue Salva" ucap Salva seraya menjulurkan tangannya.

Samudra hanya tersenyum dan tidak menjabat tangan Salva.

"Lo ikut Sam?" tanya Fiona.

"Gak tau" jawab Samudra seraya pergi meninggalkan papan mading itu.

"Dingin banget manusia itu!" ucap Karina yang memperhatikan Samudra.

"Cowo begitu yang perfect!" tutur Salva yang juga meninggalkan papan mading itu.

Fiona, Karina dan juga Alvin pun pergi meninggalkan papan mading itu.

Fiona tengah berdiri di depan gerbang sekolah.

"Lo yakin Net dijemput? gak biasanya pak Yanto telat jemput Lo!" tanya Karina.

"Yakin Karin sayang!! Gak tau mungkin macet" jawab Fiona.

"Gue duluan ya!! tapi harus kabarin Gue ya Net!!" ucap Karina.

"Iyaaa!!" balas Fiona.

"Bye Onet sayang!!" ucap Karina seraya melambaikan tangan.

"Bye Karin aku!!!" balas Fiona yang juga melambaikan tangan.

Karina pun beranjak pergi dari sekolah untuk pulang kerumah, Fiona tampak masih berdiri didepan gerbang sekolah.

Setelah kurang lebih setengah jam setelah dia menunggu, Sang Supir tak kunjung datang. Fiona pun mengecek handphonenya, untuk menelpon mamahnya. Namun ada pesan dari sang Mamah bahwa Pak Yanto supirnya itu tak bisa menjemputnya.

"Ah elah tau gak dijemput mah mending barang Karin tadi!!" ucap Fiona yang berbicara sendiri.

Tak lama Alvin datang dengan motornya.

"Mau bareng?" tanya Alvin.

"ah enggak makasih Al.. nanti Lo malah di bully sama Vincent lagi!" ucap Fiona.

"Biarin aja! mau gak?" tanya Alvin.

"emmmm yaudah deh.." jawab Fiona.

"Nih pake!" tutur Alvin seraya memberikan helm cadangannya.

"Lo selalu bawa helm dua ya?" tanya Fiona.

"Iya! karna biar Gue bisa ajak orang bareng.. atau semisal ada orang butuh tumpangan Gue bisa bantu.." jawab Alvin.

Saat Fiona hendak menaiki motor Alvin, Ia melihat stiker yang bertuliskan "bahagiamu yang ku mau,, meskipun harus mematahkan aku.. aku siap ratu!".

"Stiker Lo bagus kata-katanya.." ucap Fiona.

"hah? oh yang dimotor? itu potongan puisi.. udah naik!" ucap Alvin.

Fiona naik ke motor Alvin dan mereka berdua pulang bersama.

*TO BE CONTINUED*

SATURN ENTHUSIAST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang