Penyerahan puisi

25 6 3
                                    

Keesokan harinya saat jam istirahat sekolah, sekitar 50 siswa-siswi berkumpul di aula untuk mengumpulkan puisi untuk lomba puisi Salva. Tampak mereka berbaris dan mengumpulkan satu persatu, puisi dalam secarik kertas dan dimasukkan kedalam amplop. Kelima puluh siswa sudah memberikan amplop yang berisikan puisi di secarik kertas itu, kepada Salva dan beberapa siswa lain yang akan menjadi juri. Samudra dan Alvin juga ikut mengikuti lomba tersebut.

"Lo ikut juga Sam?" tanya Alvin.

"Iya.. mau liat bagus gak puisi buatan gue.." jawab Samudra.

"Oh.. oke.." ucap Alvin.

Salva berdiri di depan semua siswa untuk menyampaikan pengumuman.

"Gue mau ngucapin terimaksih buat semua yang udah berpartisipasi di lomba ini.. pengumuman menangnya besok.. akan diumumkan dan dibacakan di lapangan upacara! jadi besok kita berkumpul di lapangan upacara saat jam istirahat.. Terimakasih!!" ujar Salva.

"Boleh minta tepuk tangannya buat kalian semua!" tambah Salva seraya bertepuk tangan.

Semua siswa-siswi yang berada di aula tepuk tangan.

"Masih jam istirahat.. jadi selamat istirahat!" ucap Salva.

Semua siswa-siswi meninggalkan aula.

Samudra dan Alvin keluar aula bersama, Mereka berjalan menuju kantin.

"Sam!" teriak Salva dan Fiona bersamaan dari arah yang berbeda.

Fiona dan Salva pun menghampiri Samudra.

"Gue mau ngomong sebentar Sam!" ucap Fiona.

"Gue mau ngomong Sam!" ucap Salva.

"Wih laku banget Sam!" tutur Alvin seraya tersenyum.

"Gue duluan!!" ucap Salva.

"Apa sih Lo?! orang Gue duluan.." tutur Fiona.

"Gue!!" ketus Salva.

"Gue!!" balas Fiona dengan ketus juga.

"Udah! Lo mau ngomong apa Sal?" tanya Samudra.

"Ih! orang gue duluan!" ucap Fiona yang berbicara pelan sendiri dengan ketus.

"Makasih udah mau ikut lomba ya!" ucap Salva.

"Iya sama-sama.. karna gue suka puisi! ada lagi?" tanya Samudra.

"Lo nanti malem ada acara?" tanya Salva seraya tersenyum malu-malu.

"Ada sama Fiona.." jawab Samudra.

"Hah? kemana?" tanya Salva dan Alvin secara bersamaan.

"Ada lagi?" tanya Samudra.

"E-enggak.." jawab Salva.

"Yaudah.. mau ngomong apa Lo Fio?" tanya Samudra.

"Itu.. Gue ma..." jawab Fiona yang belum selesai bicara.

Samudra menyela omongan Fiona.

"Ngobrolnya dikantin yuk! gue laper!" ajak Samudra yang menyela ucapan Samudra.

"Hah.. bo-boleh.." ucap Fiona.

Samudra pun menarik tangan Fiona, dan berjalan ke kantin tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

Saat mereka tiba dikantin, Karina tercengang melihat Samudra menggandeng tangan Fiona dan memesan makanan bersama.

Saat mereka sudah memesan dan membawa makanan ke meja tempat makan Karina.

"Hai Rin! boleh duduk?" sapa Samudra dan bertanya.

"Bo-boleh.. Kok kalian?" jawab Karina dan bertanya karna sangat bingung melihat Samudra menggandeng tangan Fiona.

"Gak tau tuh tiba-tiba orang.." jawab Fiona.

Fiona dan Samudra pun duduk dimeja yang sama dengan Karina.

"Mau ngomong apa Na?" tanya Samudra.

"Lo gak konsisten.. tadi manggil Fio! sekarang Na!" jawab ketus Fiona.

"Mau panggil sayang tapi belum waktunya.." ucap Samudra.

"Hah? i-iya gak gitu juga!" tutur Fiona yang sedikit salah tingkah.

"Gue mau tanya.. Lo pake nama anonim atau nama asli di puisi Lo yang untuk lomba?" tanya Fiona.

"Nama anonim.." jawab Samudra.

"Oh.. yaudah semoga menang ya!" ucap Fiona seraya tersenyum.

"Kenapa kalian gak pacaran aja sih? kayaknya cocok deh!" tanya Karina.

"Apaan sih?" ketus Fiona dan Samudra serentak bersamaan.

"Ciee!!!" ucap Karina yang meledek.

Fiona dan Samudra bertatapan, lalu saling memalingkan wajah dan tatapannya. Suasana jadi sangat canggung.

*TO BE CONTINUED*

SATURN ENTHUSIAST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang