Papan Mading

22 5 0
                                    

Keesokan harinya, hari itu adalah hari yang cerah. Samudra tengah berdiri didepan gerbang, menunggu Fiona datang. Setelah menunggu beberapa saat, Fiona datang diantarkan pak Yanto. Samudra langsung membukakan pintu mobil Fiona.

"Good morning!" ucap Samudra seraya membukakan pintu mobil dan tersenyum.

"Morning!" ucap Fiona seraya keluar dari mobil.

"Tumben banget.." tambah Fiona.

"Tumben apa?" tanya Samudra seraya menutup pintu mobilnya.

"Tumben nungguin aku digerbang.." jawab Fiona.

"Udah yuk masuk!" ajak Samudra.

Fiona dan Samudra jalan bersama menuju kelasnya. Saat menuju kelasnya, Mereka melihat ramai siswa-siswi tengah melihat papan Mading.

"Ada apa sih?" tanya Fiona.

"Kita liat aja yuk!" ajak Samudra.

Mereka pun menghampiri keramaian itu dan berusaha menyela agar bisa melihat papan mading. Di papan mading terlihat selebaran dengan foto Samudra dan bertuliskan "Hati-hati Dia Gangster".

"Ini siapa yang pasang?!" ucap Fiona yang tampak kesal melihatnya.

"Biarin Net.. emang fakta kok." jawab Samudra.

"Tapi Sam! kan kamu udah bukan lagi Gangster!" ucap Fiona.

Fiona mencabut selebaran itu dan merobeknya.

"Huuuuuuuu!" teriak semua siswa yang ada disana menyoraki Fiona.

"Net! kalo monster berubah jadi manusia, bersikap jadi manusia aja.. jangan nunjukin sisi monsternya!" ucap Samudra.

"Kekelas yuk!" ajak Samudra seraya menggenggam tangan Fiona.

"hemmm iya.." ucap Fiona.

Saat Samudra dan Fiona berjalan menuju kelas, Mereka bertemu dengan Vincent, Henry dan Julio.

"Ini ketua gangster kita.." ucap Vincent.

"Lo ngapain sama berandalan ini Fiona sayang?!" tambah Vincent.

"Apa bedanya Lo sama dia? Lo juga suka bully orang! sama Lo berandalan!" ucap Fiona seraya melotot.

"Ssssttt! udah Net Dia beda sama Aku.. Aku berandalan Dia cuma anak cengeng.. beraninya sama orang culun kutu buku!" ucap Samudra seraya tersenyum.

"bajingan juga mulut Lo!" ucap Vincent.

"Kan ketauan siapa yang berandalan disini.." ucap Samudra.

Vincent langsung mencekik Samudra dan mendorongnya ke tembok. Samudra hanya tersenyum.

"Lepas gak?!" ucap Fiona.

"LEPAS!!" teriak Fiona.

Semuaa siswa yang mendengar teriakan Fiona langsung melihat ke arah Fiona dan yang lainnya. Vincent pun menyadari menjadi pusat perhatian, Vincent melepaskan cekikannya. Samudra mendekati Vincent dan berbisik.

"Pilihannya.. Lo anak cengeng atau lawan Gue yang gangster.. Lo tau Gue Gangster! berarti Lo tau kalo Gue bikin koma 6 orang cuma pake brassknuckle kan?" ujar Samudra yang berbisik ke Vincent dan tersenyum.

"Ayo sayang!" ajak Samudra seraya berjalan ke kelas dan menarik tangan Fiona.

Vincent tampak kesal dan marah, Vincent mengepalkan kedua tangannya dan menatap tajam Samudra dari belakang yang berjalan ke kelas.

Fiona berjalan dengan Vincent menarik tangannya, sesekali Ia melihat Samudra dan melihat tangannya yang digenggam Samudra seraya tersenyum.

Saat mereka tiba dikelas, ada Karina yang tengah menyantap roti sebagai sarapannya. Karina terdiam dan terkejut melihat Samudra yang menggandeng Fiona.

"Udah gandengan aja nih!" ucap Karina.

"Kok gue gak tau jadiannya!" tambah Karina.

Fiona langsung reflek melepaskan genggaman Samudra.

"Apaan sih Lo? Orang belom ditembak" ucap Fiona.

"Hah?" ucap Karina yang terkejut.

Samudra pun menoleh dan heran dengan ucapan Fiona.

"Ahhh.. maksudnya belom jadian!" ucap Fiona.

"Enggak pacaran maksudnya.." ralat Fiona.

"Udah ah Gue mau duduk awas!" ucap Fiona seraya duduk di bangkunya.

Karina dan Samudra saling bertatapan dan tersenyum, seakan mengerti perasaan Fiona.

*TO BE CONTINUED*

SATURN ENTHUSIAST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang