First date

24 5 0
                                    

Pada malam harinya, Samudra datang ke rumah Fiona dengan menggunakan pakaian sangat rapih dan tampak tampan sekali. Samudra masuk kedalam halaman rumah Fiona, dan mengetuk pintu rumah Fiona.

*TOK..TOK..TOK..

"Permisi!!" ucap Samudra.

Lalu tiba-tiba seorang lelaki setengah tua berusia sekitar 40 tahun membukakan pintu, Ia adalah pak Firman ayah dari Fiona.

"Iya ada apa? maaf anda siapa?" tanya pak Firman.

Samudra mencium tangan pak Firman.

"Saya Samudra om.. temen sekolah Fiona.. saya mau meminta izin untuk ajak Fiona makan om.. sekalian nepatin janji ajarin bikin puisi.." ucap Samudra.

"Memangnya kamu bisa bikin puisi? dan mau makan kemana?" ketus pak Firman.

"Lumayan bisa om.. kebetulan Onet suka puisi saya yang dibuku Saturn Enthusiast.." jawab Samudra.

"Oh jadi kamu penulis buku Saturn enthusiast? Fiona selalu cerita suka sama puisi puisi Saturn enthusiast.." tutur pak Firman.

"Bener om.. kalo boleh saya minta izin ajak Fiona ke restoran terdekat aja om.." ucap Samudra.

Saat pak Firman tengah berbincang dengan Samudra, Fiona berjalan dan melihat ke arah pintu. Fiona melihat Samudra yang tengah berbicara dengan ayahnya.

"Aduhhhh!!! ngapain sih tuh.. udah dibilang jangan dateng! abis deh diomelin.." ucap Fiona yang berbicara sendiri.

Tiba-tiba pak Firman memanggil Fiona.

"Onet!! sini sayang.. ada temen mu nih!" ucap pak Firman.

"siapa yah?" tanya Fiona yang berpura-pura tidak tau.

Fiona menghampiri Mereka.

"Kok kamu belum rapih? sana siap-siap.. kasian kalo nak Samudra nunggu lama.." ujar pak Firman.

"Tapi yah.." ucap Fiona.

"Udah sana! keburu malem.." ucap pak Firman.

Fiona bergegas ke kamarnya dan ganti baju.

Tak lama Fiona pun selesai ganti baju dan kembali menghampiri ayahnya dan Samudra yang masih berbincang-bincang. Fiona tampak sangat cantik, dan membuat Samudra terpesona.

"Udah rapih nih yah.. tapi emang boleh?" tanya Fiona.

"Boleh.. kamu suka puisi kan.. kalo semua tentang yang kamu suka.. dan itu hal positif ayah izinin!" jawab pak Firman.

"Udah sana berangkat.. nanti keburu malem!" tambahnya.

"Yaudah om.. saya jalan dulu ya!" ucap Samudra seraya mencium tangan pak Firman.

"Aku jalan dulu ya yah.." ucap Fiona juga seraya mencium tangan pak Firman.

Fiona dan Samudra pun keluar gerbang, menuju mobil Samudra yang terparkir didepan rumah Fiona.

Saat Fiona hendak membuka pintu mobil, Samudra dengan sigap lebih dulu membukakan pintunya. Fiona pun tersenyum, Samudra menghalangi bagian atas dari pintu mobilnya, agar kepala Fiona tidak terbentur. Fiona pun masuk kedalam mobil dan Samudra juga masuk dari arah yang berbeda.

"Udah siap?" tanya Samudra.

"Udah.." jawab Fiona.

Samudra menyalakan mobilnya dan terdiam.

"Kok gak jalan?" tanya Fiona.

Samudra hanya tersenyum dan menoleh ke arah Fiona, Samudra mendekat seakan ingin mencium Fiona. Fiona pun sangat gugup dan jantungnya berdegup sangat hebat.

"Dipake sabuk pengamannya.. gak denger bunyi tuh?" ucap Samudra seraya menarik sabun pengaman disamping kursi mobil yang Fiona duduki.

"O-oh iya makasih!" ucap Fiona.

Mereka pergi ke sebuah restoran jepang, yang mana masakan jepang adalah masakan favorit Fiona.

Saat tiba, Fiona sedikit terkejut dengan restoran jepang yang dipilih oleh Samudra, Ia pun tersenyum.

Fiona dan Samudra turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam restoran tersebut.

Fiona dan Samudra duduk di salah satu meja didekat jendela, lalu pelayan datang menghampiri dengan membawakan buku menu.

*TO BE CONTINUED*

SATURN ENTHUSIAST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang