Hujan

27 5 6
                                    

Hari demi hari berlalu begitu saja, seakan monoton untuk Samudra. Hingga disuatu hari, cuaca sangat gelap dan dihiasi kelap kelip cahaya kilat. Samudra melangkahkan kakinya hingga sampai didepan rumah Fiona, Samudra merasa yakin bahwa Fiona masih ada di dunia ini.

Samudra pun masuk kedalam gerbang dan berjalan perlahan melewati mendekati pintu rumah Fiona. Lalu Samudra mengetuk pintu rumah Fiona.

*TOK..TOK..TOK..."

"SEBENTAR!!" Teriak seseorang dari dalam rumah Fiona.

Seorang wanita paruh baya berusia sekitar 40an membukakan pintu, dan itu ternyata ibu dari Fiona.

Ibu Fiona yang kerap dipanggil mamah oleh Fiona itu pun terkejut melihat Samudra, Ia yang tengah memegang gelas yang berisikan teh seketika terjatuh.

*PRANGGGGG....*

"Ka-kamu..?" tanya mamahnya Fiona.

"Siang tante.." ucap Samudra seraya mencium tangan mamahnya Fiona.

Tiba-tiba seorang gadis duduk diatas kursi roda keluar. Ternyata gadis itu adalah Fiona.

"Kenapa mah? Emang siapa yang dat.." ucap Fiona yang terkejut melihat Samudra yang berdiri didepan pintu rumahnya.

Samudra sangat amat terkejut melihat Fiona yang masih hidup, dan duduk diatas kursi roda.

"Sayang? Aku bener.. aku yakin kamu belum meninggal!" ucap Samudra yang tampak antusias melihat Fiona yang ternyata masih hidup.

Fiona menahan tangisnya, dan mencoba mengabaikan Samudra.

"Masuk mah! tutup pintunya.!" ucap Fiona.

"Tapi sayang.." tutur mamahnya yang dilema.

"Tolong mah!" ucap Fiona.

"Sam.. Tante minta maaf ya.." ucap mamahnya Fiona seraya menutup pintu rumahnya.

"Tapi tan.. tunggu.. Fiona!! kita ngobrol dulu sayang!!" ucap Samudra Seraya mengetuk-ngetuk pintu rumah Fiona.

Fiona mendekati pintu rumahnya dan menangis, Fiona tak kuasa membendung air matanya. Fiona tak ingin Samudra bersamanya dengan kondisi dia yang sudah tidak bisa berjalan.

"SAYANG! Dengerin aku.. aku gak peduli kamu kaya gimana!! aku bakal terima kamu apa adanya.. kamu tetep indah dimata aku.. aku minta maaf karna aku kamu jadi begitu!!" ujar Samudra yang teriak-teriak di depan rumah Fiona.

Hujan pun turun sangat deras, disertai angin yang cukup kencang.

"Aku bakal nunggu disini.. dibawah hujan sampe kamu keluar!!" ucap Samudra yang berjalan menuju halaman Fiona yang terguyur hujan.

Samudra pun berdiri dibawah derasnya hujan, Ia menunggu Fiona keluar untuk berbicara dengannya.

"Sayang kamu gak kasian nak?" tanya mamahnya yang mendekati Fiona dan mengusap kepala Fiona.

"Nanti juga cape sendiri mah.." ucap Fiona yang berusaha menghentikan tangisnya.

"Kalo dia disitu terus gimana? nanti dia sakit gimana?" tanya mamahnya Fiona.

Fiona terdiam dan mencoba melihat melalui jendela rumahnya. Fiona melihat Samudra yang mulai kedinginan, dan sedikit agak pucat.

Fiona memejamkan matanya dan berpikir sejenak. Setelah berpikir beberapa menit, Fiona membuka pintunya dan menggerakkan kursi rodanya ke teras rumahnya.

Fiona menahan sekuat tenaga air matanya didepan Samudra.

"Sayang.. ma-makasih ya.. u-udah mau ngasih kesempatan ngobrol.." ucap Samudra yang menggigil kedinginan.

"Kenapa? kamu kenapa kesini? Fiona pacar kamu udah mati.." ucap Fiona dengan ketus.

"Aku gak peduli kamu gak bisa jalan.. gak bisa liat.. atau apapun itu! Fiona Kusmawati lestari tetap pacar aku!!!!" ucap Samudra.

"Aku minta maaf buat kamu begini.. harusnya aku yang begitu.. harusnya aku yang mati!!" tambah Samudra yang tak kuasa menahan isak tangisnya.

"Emang kamu pikir aku siap kalo kamu mati? kamu 1 bulan koma aja tersiksa!!" tutur Fiona yang meneteskan air matanya.

"Setiap hari aku dateng dan lihat kondisi kamu! aku ajak kamu ngobrol! aku nemenin kamu! kamu pikir aku baik-baik aja?" tambah Fiona.

"I-iya aku tau.. aku bisa ngebayangin sayang.. tapi kenapa harus minta semua orang buat bilang kamu udah gak ada?" tanya Samudra.

"Apa yang kamu harapin dari cewe cacat kaya aku? gak ada!!" jawab Fiona.

"Aku sayang kamu!! aku gak peduli kondisi kamu kaya gimana.." ujar Samudra.

"Kamu cuma mikirin diri kamu.. kamu gak mikir aku yang nangis setiap hari ngebayangin kamu punya pasangan kaya aku!! untuk hidup aja aku udah gak punya harapan!!!" ucap Fiona yang menangis tersedu-sedu.

Fiona dan Samudra menangis, tak kuasa menahan kesedihannya. Lalu Samudra perlahan jatuh dan terbaring tak sadarkan diri tepat dihadapan Fiona. Sontak itu membuat Fiona terkejut.

"MAH!!! TOLONG!!" teriak Fiona yang sangat khawatir terhadap Samudra.

Lalu mamahnya pun keluar dan tampak sangat cemas.

"Kenapa nak?" tanya mamahnya.

"Tolong panggil ambulans! Samudra pingsan.. atau suruh pak Yanto bawa Samudra.." Jawab Fiona.

Mamahnya Fiona pun meminta tolong kepada pak Yanto supirnya untuk membawa Samudra ke rumah sakit.

*TO BE CONTINUED*

SATURN ENTHUSIAST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang