Bab 2. Paviliun Bulan

1.6K 231 22
                                    

Disc : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Fantasy, Romance, Enemy to Lover, Adult

Rated : M+

Warning : OOC, gender switch

Catatan : Fanfiksi ini terinspirasai dari drama Cina berjudul Story of Kunning Palace

.

.

.

Dilarang menjiplak, mempublikasikan dan mengklaim cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

.

Happy reading.

.

.

.

Kondisi Sasuke jauh lebih baik saat kembali ke istana. Permaisuri menyambut kepulangan putra bungsunya dengan histeris. Saat berada di paviliun putra mahkota, wanita nomor satu di Kerajaan Konoha itu terus menangis. Mulutnya bertanya, kenapa Sasuke sangat ceroboh?

"Ibunda ... ayolah." Sasuke masih berusaha menghentikan tangisan sang ibu. Ia lalu teringat akan Minato. "Bagaimana dengan Tuan Namikaze?"

Mikoto membersit hidungnya yang berair dengan saputangan. "Beruntung kau baik-baik saja, jika tidak ... Tuan namikaze pasti sudah dijatuhi hukuman berat oleh raja."

Hening tercipta.

Mikoto berdecak pelan. Dalam sekejap ekspresi wanita itu berubah, diselimuti oleh kejengkelan saat menatap putra bungsunya. "Perilaku tidak bertanggung jawabmu itu bisa menimbulkan masalah untuk orang lain. Putra Mahkota, kau bukan anak kecil lagi. Sudah seharusnya kau mengerti akibat tindak tandukmu. Ibunda tidak mau perilakumu membuat orang lain mendapat kesulitan."

Sasuke tidak langsung menjawab. Pria itu melepas napas panjang. Sasuke mengusap wajahnya sendiri. Kakinya masih dibebat oleh kain kasa. "Bagaimana dengan putri dari Tuan Namikaze?"

Mikoto menaikkan satu alis tinggi. "Maksudmu Naruto?"

"Apa mereka memiliki putri lain?"

Mengangkat bahunya acuh tak acuh, Mikoto lalu menjawab dengan santainya, "Tentu saja tidak ada."

"Lalu kenapa Ibunda bertanya seperti itu?"

"Karena pertanyaanmu terdengar aneh. Tidak biasanya kau bertanya mengenai anak wanita, terlebih putri dari Keluarga Namikaze."

Mikoto menjeda singkat. Tangannya merapikan bagian depan gaun biru tuanya. "Anak itu dikirim ke Kuil Kuning untuk merefleksikan kesalahannya."

Sasuke mengernyit bingung. "Kesalahan apa? Dia menyelamatkanku."

"Raja menghukumnya karena dia tidak langsung memberi tahu Tuan Namikaze walau tahu kau meninggalkan tenda." Minato menjelaskannya dengan hati-hati. "Karena itu Naruto dikirim ke Kuil Kuning. Dia tidak diizinkan turun gunung selama enam tahun."

Mendengar penuturan sang ibu, Sasuke menegakkan punggung. "Apa-apaan itu?" Putra mahkota menggertakkan gigi. Kedua tangannya terkepal di atas pangkuan. "Bagaimana bisa ayahanda menjatuhkan hukuman kepada Naruto?" tanyanya, terdengar sangat kesal. "Demi menyelamatkanku, Naruto mempertaruhkan nyawanya sendiri. Dia bahkan menggendongku di punggungnya karena aku tidak bisa berjalan. Ibunda, hukuman yang dijatuhkan ayahanda sangat tidak adil.'

Dengan cepat Mikoto mencondongkan tubuh lalu membekap mulut putranya. "Berani sekali kau mengkritik raja!" Pandangan yang lebih tua penuh peringatan. "Apa kau mau ayahmu menambah hukuman untuk Naruto?"

TAMAT - Reincarnation QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang