Bab 35. LELAH

887 135 5
                                    

Hallo2 ... pdf sudah ready. Harga 50rb. Minat DM ya. Terima kasih. ^^

Terima kasih. ^^

.

.

.

Disc : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Fantasy, Romance, Enemy to Lover, Adult

Rated : M+

Warning : OOC, gender switch

Catatan : Fanfiksi ini terinspirasai dari drama Cina berjudul Story of Kunning Palace

.

.

.

Dilarang menjiplak, mempublikasikan dan mengklaim cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

.

Happy reading! ^^

.

.

.

Setelah pertemuan mereka di barak militer, keduanya tidak bertemu hingga lebih dari dua bulan. Naruto sibuk mendekatkan hubungannya dengan Kurama. Tahun ini adik bungsunya itu berusia sepuluh tahun.

Kurama mendapat hadiah berupa pedang kayu dari Naruto untuk ulang tahun kesembilannya. Sang kakak berjanji akan memberinya pedang terbaik jika Kurama berhasil menguasai tiga puluh empat jurus pedang yang diajarkan oleh Naruto, karena itu Namikaze bungsu terus berlatih pedang tanpa merasa lelah.

"Apa hanya itu kemampuanmu?" Suara Naruto terdengar dari sisi lapangan. Yang lebih tua membawa sebuah tongkat di tangan kanannya.

Di atas lapangan berlatih, gerakan Kurama berhenti. Anak kecil itu tersenyum lebar, siap menyambut sang kakak yang ternyata datang untuk menyerang.

Kurama mengelak dengan cepat. Tubuh anak kecil berusia sepuluh tahun itu terguling di atas lapangan kayu. Meloncat, Kurama berlutut dengan satu kaki. Pandangannya tertuju lurus ke arah sang kakak yang menatapnya dingin.

"Bangun!" ucap Naruto.

Dalam satu gerakan, Kurama berdiri. Dia memasang kuda-kuda sebelum bergerak ke depan untuk menyerang. Tusukan pedang kayunya dengan sangat mudah dikalahkan oleh sang kakak. Kurama menoleh lewat bahu setelah Naruto memutar dan mengelak dari serangannya.

Suara napas Kurama terdengar memburu. Uap keluar dari mulutnya setiap kali dia menghela napas. Memutar pegangan pedang kayu, Kurama kembali menyerang.

Satu.

Dua.

Tiga.

Semua serangan Kurama hanya membelah angin. Ekspresi anak itu mulai berubah. Kurama terlihat lelah.

"Jangan merengek!" Suara Naruto dalam dan penuh penekanan hingga Kurama menahan diri untuk tidak menangis. Anak kecil itu kembali menyerang. Tubuhnya terangkat ke udara sebelum akhirnya jatuh ke atas lantai kayu dengan suara debaman keras.

Kurama tidak bisa bergerak karena sepatu kakaknya menahan pipi kirinya. Pandangannya bertemu dengan Naruto yang menunduk ke arahnya.

"Apa kau mau menangis?"

"Tidak!" Kurama menjawab dengan tegas. Walau tubuhnya terasa sakit, dia tidak akan mengeluh. Kurama bertekad akan lebih hebat dari kakaknya. Dia akan berlatih lebih rajin agar bisa mengalahkan kakaknya suatu hari nanti.

TAMAT - Reincarnation QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang