Bab 11. Misi Pertama

1.3K 206 42
                                    

Hallo2 ... yang sudah ikut PO, pdfnya mohon ditunggu ya. Terima kasih. ^^

.

.

.

Disc : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Fantasy, Romance, Enemy to Lover, Adult

Rated : M+

Warning : OOC, gender switch

Catatan : Fanfiksi ini terinspirasai dari drama Cina berjudul Story of Kunning Palace

.

.

.

Dilarang menjiplak, mempublikasikan dan mengklaim cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

.

Happy reading! ^^

.

.

.

Saat makan malam berlangsung, Naruto sesekali melirik ibunya. Sejak tadi Kushina tidak mengatakan apa pun dan lebih sering memberikan perhatiannya kepada Kurama. Awalnya Naruto berpikir akan mendapat ceramah panjang dari sang ibu. Namun, ternyata tebakannya meleset jauh atau belum.

"Setelah makan, ikut ibu ke ruang kerja. Ada yang ingin ayah dan ibu bahas denganmu."

Tatapan Naruto bersirobok dengan sang ayah. Menggunakan gerakan mata, dia bertanya kepada Minato yang kini memberinya ekspresi keruh.

"Hotaru, bawa adikmu ke kamarnya!" Suara Minato dalam. Dia meletakkan sumpit di atas mangkuk yang masih terisi setengahnya. Nafsu makan pria itu menguap.

Keheningan meraja setelah kepergian Hotaru dan Kurama. Minato juga mengusir semua pelayan dari ruang makan setelah meminta mereka membereskan semua makanan dan peralatan makan dari atas meja.

"Aku sudah membahas hal ini denganmu sebelumnya." Minato bicara setelahnya. Ekspresi datarnya menatap lekat Kushina. Mungkin bisa dikatakan ini kali pertama Minato merasa kesal terhadap istrinya. "Kita sudah sepakat untuk mengizinkan Naruto—"

"Kita belum sepakat," potong Kushina. Memalingkan wajah, dia menatap lekat naruto saat berkata, "Para tetua akan memilih calon suamimu—"

"Aku tidak setuju." Kali ini giliran Minato yang bicara. "Naruto akan menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu. Masalah pernikahan bisa kita bahas setelahnya."

Kushina menatap suaminya. Tidak melepasnya. "Apa kau tega melihatnya pergi ke medan perang?"

"Jika hal itu menjadi keputusan Naruto, kenapa tidak?" Minato balik bertanya. "Sebagai rakyat, kita memiliki cara berbeda untuk mengabdi kepada negara."

"Kau rela melihat putrimu tewas?"

"Wow, tunggu!" Naruto mengangkat kedua tangannya, tinggi. Tensi ketegangan di udara sedikit mengganggunya saat ini. Wanita itu mengulum senyum tipis. "Ibu, maaf membuatmu kecewa, tapi aku sudah bicara dengan para tetua sebelumnya, mereka setuju tidak akan memaksaku menikah jika aku berhasil lulus."

Tertawa kering, Kushina mencibir. "Kapan kau melakukannya?" Wanita itu bertanya dengan nada dan ekspresi dingin. Kushina sedikit tidak percaya putrinya bisa menyusun rencana hingga sejauh ini hanya untuk menghindar dari pernikahan.

Naruto mengetuk-ngetukkan ujung jarinya di atas meja. Bergerak santai, dia menyenderkan punggung ke sandaran kursi makan. "Sebelum aku masuk akademi," jawabnya singkat dan padat. "Mereka tidak bisa mengeluh karena aku berhasil mengharumkan nama Klan Namikaze selama dua tahun ini." Ia sengaja menggantung ucapannya.

TAMAT - Reincarnation QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang