Bab 16. Sebuah Alasan

1K 168 3
                                    

Hallo2 ... yang sudah ikut PO, pdfnya mohon ditunggu ya. Terima kasih. ^^

.

.

.

Disc : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Fantasy, Romance, Enemy to Lover, Adult

Rated : M+

Warning : OOC, gender switch

Catatan : Fanfiksi ini terinspirasai dari drama Cina berjudul Story of Kunning Palace

.

.

.

Dilarang menjiplak, mempublikasikan dan mengklaim cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

.

Happy reading! ^^

.

.

.

Menjelang dini hari, kabut di udara semakin menebal. Dari balik kegelapan, anggota Akatsuki meniupkan asap berisi obat tidur ke rumah peristirahatan yang ditempati oleh Sasuke dan rombongan.

Satu per satu prajurit jatuh, tidak sadarkan diri akibat obat tidur. Setelah memastikan situasi aman, Itachi berjalan santai menuju kamar yang ditempati oleh Sasuke. Pria itu mendorong pintu dalam satu gerakan dan mendapati sang adik masih terjaga, membaca sebuah buku di balik meja teh.

"Sepertinya kau sudah tahu aku akan datang." Suara Itachi terdengar santai. Menuangkan teh ke dalam cangkir keramik untuk dirinya sendiri, Itachi menatap lekat wajah Sasuke yang sudah lama tidak ditemuinya.

"Bagaimana kabarmu?"

Sasuke masih memusatkan perhatiannya ke lembaran buku yang tengah dia baca. "Aku baik-baik saja." Menutup halaman buku, perlahan benda itu diletakkan di atas meja. "Bagaimana denganmu?" tanyanya.

Pandangan keduanya bersirobok. Itachi tersenyum jail lalu menggendikkan bahu acuh tak acuh. "Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja." Mengikuti arah pandangan sang adik, Itachi terkekeh. "Ya, aku anggota Akatsuki sekarang," akunya tanpa basa-basi. Lencana dengan simbol awan merah terpasang di dada kirinya. "Apa kau takut?"

Menuangkan teh ke dalam cangkir Itachi yang sudah kosong, Sasuke menaikkan satu alis tinggi. "Takut?" beonya. "Kenapa aku harus takut kepadamu?" Dia balik bertanya lalu menuangkan teh ke cangkirnya sendiri.

Keheningan menggantung untuk beberapa saat.

Itachi mengangkat kedua kakinya ke kursi kosong lain lalu mendongak. "Omong-omong, siapa prajurit wanita yang nyaris membunuhku tadi?"

"Dia hebat, kan?"

Itachi terkejut mendengar pujian meluncur mulus dari mulut sang adik. Sasuke bahkan tidak berusaha menyembunyikannya. Itachi terlihat tertarik. Dia kembali duduk dengan santai lalu melipat tangan di atas meja. "Sepertinya anak itu sangat berarti untukmu. Aku tidak pernah mendenganmu memuji seorang wanita."

"Kita sudah lama tidak bertemu. Ada banyak hal yang tidak kau ketahui tentangku."

Itachi mengerang. Dia tidak menyangka akan mendapat serangan pedas dari mulut adiknya. "Berapa usianya?"

"Hampir sembilan belas tahun," jawab Sasuke.

"Dari klan mana dia berasal?" tanya Itachi lagi.

Sasuke menyembunyikan senyum di balik cangkir tehnya. "Seharusnya kau mengenal anak itu."

TAMAT - Reincarnation QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang