Bab 7. Tamu Agung

1.2K 204 12
                                    

Hallo2 ... yang sudah ikut PO, pdfnya mohon ditunggu ya. Terima kasih. ^^

.

.

.

Disc : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Fantasy, Romance, Enemy to Lover, Adult

Rated : M+

Warning : OOC, gender switch

Catatan : Fanfiksi ini terinspirasai dari drama Cina berjudul Story of Kunning Palace

.

.

.

Dilarang menjiplak, mempublikasikan dan mengklaim cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

.

Happy reading! ^^

.

.

.

Naruto benar-benar terkejut mendengar kabar dari seorang pelayan mengenai kedatangan Sasuke ke kediamannya. Wanita itu langsung duduk di sisi ranjang, terlihat bingung. "Dia mencariku?"

Pelayan wanita di hadapannya mengangguk. Dia membantu sang nona berdiri lalu berjalan menuju meja teh dan duduk. Setelah itu, pelayan muda itu kembali ke ranjang untuk membereskannya sementara Naruto masih termenung di meja teh.

"Untuk apa dia mencariku?" Naruto akhirnya berhasil menemukan suaranya lagi. Wajah pucat wanita itu ditekuk dalam. Dia menoleh lewat bahu, melihat pelayan wanitanya tengah menyiapkan air untuk cuci muka serta gaun yang akan Naruto pakai.

"Hamba tidak tahu alasan Pangeran Sasuke datang, Nona. Yang jelas, Nyonya Namikaze meminta hamba untuk mendandani Anda agar terlihat pantas."

Penjelasan pelayannya membuat Naruto mendecih. Tentu saja, pikirnya. Ibunya pasti akan sangat malu jika Naruto tidak berpakaian pantas saat menemui Sasuke.

Dengan cepat Naruto dibantu membersihkan diri lalu berganti pakaian. Pelayan juga mengatakan dengan tegas jika nonanya harus menata rambutnya dan merias wajah agar tidak terlihat pucat.

Naruto tidak bisa menolak saat ini. Dia harus mau bekerja sama. Naruto tidak mungkin tampil di hadapan Sasuke dengan penampilan lusuh. Musuh bebuyutannya pasti akan menjadikan hal itu sebagai bahan olokan, pikirnya muram.

.

.

.

"Apa yang Anda lakukan di sini?" Pertanyaan itu ditujukan kepada Sasuke.

Kushina melotot. "Berani sekali kau bersikap tidak sopan kepada putra mahkota!" tegurnya dengan suara tertahan. Wanita itu melirik Sasuke yang kini terkekeh lalu berdiri.

"Jangan terlalu kaku, Nyonya Namikaze. Aku dan putri Anda sudah biasa bersikap tidak formal satu sama lain, kecuali jika kami dalam lingkungan istana tentu saja." Penuturan Sasuke terdengar seperti sebuah pembelaan akan sikap Naruto dan hal itu membuat Kushina semakin bertanya-tanya, sejak kapan keduanya menjadi dekat?

Melepas napas panjang, Sasuke menatap Naruto dari unjung kaki hingga ujung kepala. "Apa kau sengaja berdandan seperti ini untuk menemuiku?" tanyanya. Desisan Naruto sekali lagi membuat pria itu terkekeh. "Putri Anda ini bisa sangat menakutkan saat marah. Aku terkadang bertanya, dari siapa sifatnya diturunkan?"

TAMAT - Reincarnation QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang