1 - The Boy on The Bus

93 6 6
                                    


・☾𖤓・

Seoul, 3 tahun setelahnya...

          Hiruk pikuk Kota Seoul yang terlihat begitu monoton terpampang dari balik jendela bus yang ditumpanginya. Kendaraan bermotor terlihat di sepanjang mata memandang, memadati lalu lintas jalan raya itu. Maklum, saat itu adalah jam pulang kantor, dan penduduk Kota Seoul yang tidak sabar untuk menyelesaikan hari mereka memadati jalanan itu bersamaan.

Sudah hampir 3 tahun, ia memulai hidup barunya dan tinggal di kota ini. Dan meskipun Seoul adalah kota yang menyenangkan, berkali-kali ia mendapati dirinya merindukan kehidupan lamanya. Kehidupan, yang sayangnya, tidak bisa didapatkannya kembali.

"Mi... Hitomi!"

Satō Hitomi melonjak kaget ketika sebuah tepukan keras mendarat di dahinya begitu saja. Sambil memberengut, ia menoleh menatap teman-temannya yang kini tertawa melihat ekspresinya.

"Shin Hye, kau ini ya... Sakit tahu..." Ocehnya pada gadis di sebelahnya.

"Habis, kau ini... Pasti kau melamun lagi kan? Pasti kau tidak mendengarkan apa yang sedang kita bicarakan kan?" Tanya Park Shin Hye - teman pertamanya di Korea dengan nada menantang.

Hitomi memutar bola matanya, "Ya,ya,ya... Memangnya apa yang sedang kalian bicarakan?"

"Hwang Dong Hyun. Dan bagaimana kau benar-benar buta terhadap seluruh usaha pendekatannya." Jawab Shin Hye yang segera membuatnya mendengus.

"Sudah kubilang, kami ini hanya temannnn." Balasnya dengan penekanan. "Aigoo! Memangnya kalian tidak ada topik pembicaraan lain ya?!" Teriaknya kesal pada teman-temannya yang kini tertawa mendengar ocehannya.

Bus yang ditumpangi mereka kini berhenti untuk menaik turunkan penumpang. Hampir setengah dari penumpang bus turun di halte tersebut, dan 5 penumpang baru masuk. Di antara penumpang baru yang kebanyakan lansia itu, seorang lelaki dengan tubuh menjulang dan badan kekar berjalan menuju kursi di seberang mereka. Hitomi menelan ludahnya ketika lelaki itu membuka jaketnya, memamerkan tato yang memenuhi kedua tangan kekar lelaki itu. Tanpa menatap ke arah mereka, lelaki itu duduk dan menatap ke luar jendela.

"Gila. Lihat tato nya gak?" Bisik Kang Ji Young sambil melirik ke arah lelaki itu.

"Lihat, lihat! Terus luka di mulutnya nyeremin banget! Kayak preman gak sih?!" Timpal Do Seul Gi.

Sementara teman-temannya kini membicarakan lelaki yang tampak seperti preman itu, Hitomi memutuskan untuk memperhatikan lelaki itu diam-diam. Dari pilihan pakaiannya saja, ia memutuskan untuk memberikan nilai 8. Jaket bomber hijau, kaos hitam ketat, dan celana ripped jeans hitam yang entah mengapa terlihat begitu cocok untuk lelaki itu. Rambutnya yang hitam dipotong cepak, membuat garis wajah lelaki itu terlihat lebih tegas. Otot dada nya yang besar timbul dari balik kaos hitamnya dan sejujurnya, membuat lelaki itu terlihat seksi.

"Gimana Hitomi? Nyeremin banget gak sih?" Tanya Seul Gi lagi, masih dengan bisikan.

Alisnya terangkat naik, dan tanpa sadar ia berkata dengan sedikit kencang. "Gak tuh. Aku malah suka."

Sementara teman-temannya mengerang tidak setuju, Hitomi kembali melirik ke arah lelaki yang kini, juga melihat ke arahnya. Mata mereka pun bertemu, dan entah mengapa, jantungnya seakan berhenti. Lelaki itu mengulaskan senyum kepadanya. Senyuman, yang membuat nilai lelaki itu naik menjadi 9.

Sebelum ia sempat membalas senyuman itu, bus itu berhenti dengan tiba-tiba dan mengejutkannya. Hitomi menoleh ke depan dan melihat segerombolan lelaki yang kini masuk sambil berteriak-teriak dengan suara lantang. Suasana bus yang tadinya tenang, kini digantikan dengan suara tawa keempat orang itu yang berisik. Berbagai umpatan keluar dari mulut mereka, membuat orang-orang di bus itu menjadi tidak nyaman. Namun, karena takut dengan penampilan keempat orang itu, tidak ada satu orang pun yang berani menegur mereka, bahkan sang supir sendiri.

Kim Gimyung | Invisible StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang