・☾𖤓・
New Light (adj.)
to see in a new way, as if from a change of lightning
・☾𖤓・
Ia menatap tumpukan baju di lemari itu, lalu mengerutkan keningnya heran. Aneh. Kemana pergi baju-baju tidurnya? Hitomi mengeluarkan beberapa baju dari tumpukan, berharap mungkin, baju-baju tidurnya hanya terselip di beberapa tempat. Tapi, bagai ditelan bumi, baju-baju itu hilang begitu saja.
Hitomi melirik lelaki yang berselonjor di ranjang, sibuk bermain ponsel. Tentu saja, ia tidak ingin bertanya pada lelaki iblis itu. Kalau bisa, Hitomi ingin membuat interaksinya dengan lelaki itu menjadi seminim mungkin. Tapi, siapa lagi yang bisa ditanyainya? Hari sudah larut dan Bu Youn, pelayan apartemen Seongeun sudah pulang sejak tadi.
Dengan enggan, Hitomi berbalik dan menatap lelaki iblis itu datar. "Kau tahu dimana baju tidurku? Aku menyimpannya disini, dan kemarin aku masih melihatnya."
"Aku membuangnya." Ucap Seongeun tanpa menatapnya, masih sibuk berkutat dengan ponselnya.
"Hah?! Apa kau sudah gila?! Kenapa kau membuangnya?!" Teriak Hitomi marah, tidak menyangka jawaban itulah yang diterimanya dari lelaki kurang ajar itu.
Kali ini, mendengar nada suaranya yang meninggi, Seo Seongeun mendongak dan menatapnya santai, seakan lelaki itu tidak baru saja membuang seluruh baju tidurnya. "Karena jelek dan melihatmu memakainya mengganggu penglihatanku."
Mulutnya menganga lebar mendengar jawaban itu. Demi Tuhan, apa lelaki ini benar-benar gila?! "Seo Seongeun! Itu baju tidur! Ba-Ju-Ti-Dur! Fungsi utamanya itu untuk kenyamanan bukan keindahan!"
Lagi-lagi, lelaki itu menatapnya datar, membuat Hitomi kehabisan kesabarannya. "Demi Tuhan! Apa sih yang kau pikirkan?! Memangnya kau berharap aku tidur dengan gaun?!"
Seongeun menggeleng, "Jangan khawatir, aku sudah menyiapkan baju tidur baru untukmu."
Lelaki itu lalu menunjuk setumpuk baju-baju yang terlipat rapi di sofa kamar itu. Hitomi menyipitkan matanya dan berjalan menuju sofa itu ragu, tidak percaya Seongeun berepot-repot membelikannya baju baru tanpa maksud apapun.
Benar saja dugaannya. Matanya membelalak melihat baju tidur macam apa yang dibelikan Seongeun untuk menggantikan baju tidur lamanya. Baju yang disebut lelaki gila itu 'baju tidur', adalah gaun satin pendek dengan potongan dada rendah yang Hitomi rasa bahkan tidak akan menutupi separuh bokongnya. Ia menatap lelaki yang kini tersenyum itu tidak percaya. "Bagaimana? Kau suka bajunya?"
Tanpa aba-aba, Hitomi melempar baju itu ke wajah Seongeun, tidak dapat menahan kekesalannya lagi. Sejak awal ia berbicara dengan Seongeun, ia tahu lelaki itu gila. Tapi, yang benar saja?! "Seo Seongeun! Kau benar-benar sinting! Kenapa aku harus memakai baju seperti ini untuk tidur denganmu?!"
Seongeun mengangkat kedua bahunya, "Hitomi. Karena perjanjian kita, aku bahkan tidak bisa menemui teman seksku selama 2 bulan ini. Jadi, biarkan aku setidaknya melihat lekuk tubuhmu."
Hitomi menatap lelaki gila itu tidak percaya. Yang benar saja?! Memangnya tubuhnya itu pameran?! "Bukankah kau yang memaksaku tinggal disini?! Lalu kenapa kau mengoceh seakan akulah yang ingin berada disini?!"
Kini, lelaki itu kembali menatapnya seakan dirinyalah yang gila. "Hitomi, bukankah ini perjanjian yang disetujui kita berdua? Bukan kau saja yang menderita. Tapi, selama 2 bulan ini aku pun tidak bisa memuaskan birahiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Gimyung | Invisible String
FanficSatō Hitomi terpaksa pindah ke Korea setelah kematian ibunya. Negara yang dulu dianggapnya sebagai rumah kedua, kini terasa begitu menyesakkan. Sebisa mungkin, ingin secepatnya ia pergi dari tempat itu. Kim Gimyung baru saja keluar dari penjara sete...