10 - One Chance

39 8 0
                                    


・☾𖤓・

      Sinar matahari yang terik menerobos dari sela-sela tirai dan mulai menarik kesadarannya. Kepalanya terasa pusing dan berat, sementara tubuhnya terasa sedikit lemas. Hitomi membuka matanya perlahan. Seketika, ia terkejut menyadari bahwa ia telah berada di kamarnya sendiri. Seingatnya, ia masih berada di restoran untuk merayakan ulang tahun Bu Kang, dan ia sedang marah dengan Kim Gimyung yang mengacuhkannya. Lalu, bagaimana ia bisa sampai di kamarnya?!

Hitomi hendak mengambil ponselnya, ketika melihat segelas air putih dan sebuah pil yang terletak di samping tempat tidurnya. Dan kerutan pada keningnya menjadi semakin dalam melihat secarik kertas dengan tulisan pendek di sebelah pil itu.

Kalau masih merasa mabuk, minum obatnya. -KGY

KGY? Kim Gimyung?! Bagaimana mungkin Kim Gimyung bisa menaruh obat dan pesan itu di kamarnya?! Hitomi memijat pelipisnya, berusaha sekuat mungkin untuk mengingat kejadian semalam. Apa ia mengajak Gimyung ke kamarnya?! Apa mereka berbuat sesuatu?!

Samar-samar, ingatan akan kejadian malam mulai terlintas di benaknya. Dirinya yang muntah di belakang restoran, Kim Gimyung yang menggendongnya, Kim Gimyung yang mengatakan sesuatu dengan wajah sedih padanya, dan...

Astaga.

Aku mencium Kim Gimyung semalam?!

Segera setelah bayangan akan kejadian itu terulang di ingatannya, Hitomi dapat merasakan pipinya memanas. Ia mengambil sebuah bantal untuk menutupi wajahnya lalu berteriak sekeras mungkin. Ia, Satō Hitomi, baru saja mencium Kim Gimyung?! Apa dia sudah tidak waras?! Kenapa ia melakukan itu?! Demi Tuhan, kenapa ia melakukan itu?! Bagaimana jika Gimyung membencinya?!

Ah.

Mendadak, sebuah ingatan lain muncul di kepalanya. Di ingatannya, mata hitam Gimyung menatapnya sedih, dan ia baru saja merasa terkejut dengan perkataan lelaki itu yang tidak begitu diingatnya. Lalu,

"Aku menyukaimu. Sangat, sangat menyukaimu. Karena itu aku takut membawamu ke duniaku. Aku hanya ingin kau bahagia, meski itu berarti bukan denga-"

Hitomi melebarkan matanya. Kim Gimyung... Menyukainya? Seorang Kim Gimyung menyukainya?! Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, berusaha memikirkan apakah kejadian itu memang benar adanya, atau hanya bagian dari mimpinya saja. Namun, setelah kesadarannya terkumpul, Hitomi pun semakin yakin bahwa lelaki itu benar-benar mengatakan hal itu.

Kim Gimyung menyukainya. Lelaki yang membuat hidupnya terasa lebih menyenangkan di Korea itu balas menyukainya, dan tidak ada hal yang membuatnya lebih bahagia dari saat ini. Ia melirik jam dindingnya, dan senyumannya pun melebar melihat bahwa ia harus bersiap-siap pergi ke pusat sukarelawan. Itu berarti ia bisa bertemu dengan lelaki itu.

Hitomi menangkupkan kedua tangan pada wajahnya, tidak dapat menahan senyuman lebarnya, memikirkan kelanjutan seperti apa yang akan terjadi ketika ia bertemu dengan lelaki itu nanti.


・☾𖤓・

       Namun, Kim Gimyung tidak datang hari itu, dan keesokan harinya, dan juga keesokan harinya lagi. Tanpa terasa, sudah 4 hari berlalu dan lelaki itu tidak datang juga. Bukan itu saja, Gimyung juga tidak membalas pesannya. Bagai ditelan bumi, lelaki itu tidak bisa dihubungi sama sekali.

Hitomi menggigit bibirnya, mulai merasa khawatir akan kondisi lelaki itu. Bagaimana jika sesuatu terjadi dengan lelaki itu? Atau... Apa, lelaki itu membencinya? Perlahan, pikiran buruk yang berusaha dikuburnya itu mulai merayap naik. Hitomi tidak mau memikirkannya, tapi bagaimana jika Gimyung memutuskan untuk menjauhinya setelah ia mencium paksa lelaki itu? Dan meskipun seingatnya, lelaki itu juga menyatakan perasaan kepadanya, ia sedang mabuk saat itu. Bisa saja, ingatannya itu hanyalah mimpi atau ilusi.

Kim Gimyung | Invisible StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang