26 - Seo Seongeun

20 4 0
                                    


A/N : Cerita dimulai setelah LOOKISM ep 320-ep324 (ONE NIGHT III)


・☾𖤓・

          "Mungkin karena kemampuan bertarungnya, aku tidak menyangka orang-orang benar-benar menghiraukan ucapannya. Padahal, Vasco hanya ingin dibayar 500 won."

"Jadi... Daripada mengeluarkan tenaga sia-sia, kuberikanlah dia 500 won yang dia mau. Dan Vasco pun... Pergi."

Hitomi dapat merasakan mulutnya terbuka mendengar seluruh cerita Kim Gimyung tentang malam kemarin, dimana lelaki itu menyusup masuk ke Club VIVI. Dalam semalam, Gimyung telah menemukan kegiatan kriminal anak perusahaan ke-3 yang dikira lelaki itu bersangkut paut dengan narkoba. Selain itu, lelaki itu bahkan bertemu dengan direkturnya, bodyguard direktur itu, dan dua ketua crew lain. Siapa sangka bahwa dalam semalam begitu banyak hal telah terjadi?

"Lalu? Karena kau berhasil mengusirnya, apa kau dapat posisi itu?" Tanya Hitomi penasaran.

"Tentu saja bukan? Tapi tampaknya bos perusahaan itu terlanjur suka dengan ketampanan Seong Yeohan, jadi kami berdua pun diterima."

Hitomi mendengus. "Memangnya lelaki itu setampan apa? Aku yakin cowokku lebih tampan."

Gimyung tertawa, "Dia memang bilang Yeohan tampan, tapi dia bilang pantatku bagus."

Mendengar itu, Hitomi melebarkan matanya dan menoleh cepat. "Hah?! Dia bilang pantatmu bagus?! Cewek sialan! Dia mau kupenggal ya?!" Umpat Hitomi, lupa dengan janjinya untuk tidak berbicara seperti preman lagi.

Kim Gimyung terbahak mendengar umpatannya, "Astaga! Rupanya sifat preman gadisku ini masih tersisa ya!"

"Lagipula, apa sih yang kau pikirkan sampai bilang bahwa hal yang paling kau banggakan itu pantatmu?!"

"Hei, hei. Aku hanya panik mendengar pertanyaan itu, dan hal pertama yang terlintas di kepalaku yaaa... pantatku ini."

"Memangnya... Pantatku tidak bagus?" Goda Gimyung dengan senyum jahil.

Tanpa bisa dicegah, pipinya memerah memikirkan bokong lelaki itu yang sering dilihatnya ketika mereka sedang mandi bersama. Tahu bahwa Gimyung hanya ingin menjahilinya, Hitomi melipat kedua tangan di depan dadanya kesal. "Tidak tahu. Tidak bagus kali."

Gimyung terkekeh, lalu menarik helaian rambut yang terjurai di dadanya dan memainkannya lembut, "Kalau begitu... Sepertinya aku harus menunjukkannya dengan lebih jelas padamu lain kali."

Hitomi menggigit bibir, berusaha mempertahankan ekspresi datarnya, meskipun sebenarnya, perutnya terasa terjungkir balik merasakan jemari Gimyung yang memainkan rambutnya lembut. Apa lelaki ini sudah tidak punya malu lagi?! Saat itu, mereka sedang makan siang di restoran cina di jalan Big Deal. Dan meskipun sebagian besar tamu di tempat itu adalah orang cina, bagaimana jika orang-orang itu bisa mendengar dan mengerti apa yang mereka katakan?!

Tidak ingin lelaki itu melanjutkan godaan mereka di tempat yang terlalu publik seperti ini, Hitomi memundurkan tubuhnya, menarik diri dari sentuhan Gimyung. "Kau benar-benar menyebalkan. Sudahlah! Ayo kita bayar makanannya!" Ajak Hitomi sambil berdiri cepat.

Sambil tertawa, Gimyung mengikutinya berjalan ke kasir, lalu berlari mendahuluinya ketika ia hendak membayar. Keduanya pun berdebat akan siapa yang harus membayar, tapi dengan kuasanya sebagai 'pemilik' jalan itu, tentu saja paman pemilik restoran itu memilih mengambil uang Gimyung. Dengan wajah memberengut, Hitomi pun terpaksa membiarkan lelaki itu membayar makanan mereka.

Kim Gimyung | Invisible StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang