.
.
.Jin menjelaskan secara ringkas apa saya job desk Suga. Intinya Suga hanya harus mengawasi Jimin, memastikan dia mengikuti semua jadwal tepat waktu dan menahannya ketika ingin keluar rumah saat mabuk atau melakukan hal-hal konyol lainnya yang mungkin saja akan membahayakan dirinya.
Setelahnya Jin memberikan nomor ponselnya pada Suga agar mereka lebih gampang mengkomunikasikan Jadwal Jimin.
Lalu Jin pamit pulang setelah meninggalkan pesan pada Suga agar membangunkan Jimin pagi, dan memasktikan Jimin menghadiri perskonf dan shooting perdana besok.
.
.
.Mata Suga mengitari seluruh sudut kamar, belum habis kekaguman nya melihat rumah megah ini, bahkan kamar yang disediakan untuknya hampir sama dengan luas apartemen nya
mencoba menyesuaikan diri, menata sedikit pakaian yang dia bawa, mandi dan bersiap untuk tidur.
Beberapa kali Suga terbangun, dikejutkan oleh suara suara seperti benda dibanting dari kamar sebelah.
Suga berusaha mengabaikan nya, karna Jin memintanya untuk membawa Jimin kelokasi shooting pagi-pagi sekali.
"Apa anak itu tidak tidur, padahal besok harus bangun pagi". Batin Suga.
.....
Pagi, Suga menuruni tangga menuju ruangan makan, mendapati Jimin sudah duduk dimeja makan sambil membaca scrip.
"Entah jam berapa dia bangun, padahal semalaman dia seperti tidak tidur" gumam Suga.
Ragu Suga duduk dimeja makan.
Jimin diam aja seolah tak mengganggab kehadiran Suga.Ada banyak hidangan dimeja makan itu, tapi dihadapan Jimin hanya ada satu piring sayur-sayuran yang semuanya direbus dan segelas Juice buah.
Jimin menutup kertas yang ia baca ditangan nya.
"Jam brapa kita harus sampai dilokasi." Dia bertanya tanpa menoleh pada Suga sama sekali.
Suga sengaja diam saja dan tak menjawab.
Jimin menoleh, sedangkan Suga tak membalas tatapan itu.
"Apa kau bertanya pada ku?" Ucap Suga datar.
"Apa Jin hyeong tidak menjelaskan apa aja kerjaan mu?" Tukas Jimin kesal.
Suga mengangguk.
"Udah.""Lalu kenapa kamu gak tau, jam berapa kita harus berangkat."
"Tau kok" jawab Suga.
"Aku hanya gak tau kalau kamu sedang bertanya pada ku." Lanjut Suga.
Suara pelan, ekspresi datar itu berhasil memancing emosi Jimin.Jimin berusaha menahan diri dia tak mau merusak moodnya dipagi hari.
Mendorong makanan didepan nya dan mengambil menu lain.
Tapi seorang perempuan, ahli gizi yang dipekerjakan untuk mengatur makanan diet Jimin menghampirinya, melarang Jimin memakan menu lain.
"Aku bosan makan makanan seperti itu"
Tapi tetap si ahli gizi itu melarang nya. Jimin tak boleh naik berat badan untuk keperluan shooting.
Dengan terpaksa Jimin memakan sayur rebus itu. Memakannya dengan cepat dan marah, entah terlalu emosi atau memikirkan hal lain, air mata Jimin berjatuhan dipipinya,
Suga mencuri-curi pandang melihat Jimin.
"Ternyata kehidupan seorang artis itu tidak seindah yang orang lain tau. Bahkan makanpun dia diatur"Suasana dilokasi shooting, pemandangan baru buat Suga.
Jimin terlihat sangat profesioal, ternyata ada alasan kenapa dia bisa jadi bintang besar, dia berperan apik bersama Taehyung dan Jenny.
Jimin benar-benar terlihat seperti orang yang berbeda ketika kamera take,
tapi menarik perhatian Suga ketika sin bukan giliaran dia, entah kenapa wajah Jimin terlihat gelisah, seperti marah dan terkadang terlihat sedih juga.Jam makan siang, Jimin kembali disuguhkan makan diet nya.
Jimin meminta Suga untuk duduk makan didekatnya,
Tidak jelas apa sebenarnya gunanya Suga dia hukum seperti itu, padahal dari pagi sampai siang, Jimin hampir tak mengamggab keberadaan Suga, tapi kenapa Jam makan siang ini dia mengharuskan Suga untuk duduk didekatnya.
Semua jadi pertanyaan dibenak Suga.
Suga menemani Jimin makan Siang dilokasi shooting, semua crew dan pemain lain juga makan dan duduk ditempat masing-masing.
Pertanyaan selanjutnya di benak Suga, saat itu Jimin langsung berubah sangat ramah padanya, wajahnya juga sangat bahagia, dia memakan makanan yang jelas-jelas tadi pagi dia tidak suka, tapi sekarang terlihat sangat menikmati.
Kata pertama yang muncul difikiran Suga tentang seorang Park Jimin adalah "teka-teki".
.
.
.
Shooting hari itu berakhir,
kalau dari kaca mata Suga semua sangat hebat dan profesional, Jimin dan juga yang lainnya bekerja keras,
bahkan ada sedikit kekaguman Suga melihat Jimin, tubuh mungil itu pasti sangat lelah, dari pagi sekali sudah bekerja sampai sore, bahkan makanpun tidak bisa makan enak seperti kebanyakan orang.
Perjalanan pulang, Jimin duduk dibelakang melipat tangan didada, menggunakan kaca mata hitam dan bersandar lelah di sandaran kursi.
Suasana hening itu buyarkan oleh suara Jimin.
"Berenti dulu direstoran itu, aku mau makan."Suga bingung apakah harus menurutinya?.
Sedangkan Suga diingatkan untuk tidak membiarkannya makan ditempat lain yang tidak sesuai anjuran ahli gizinya.Tapi Suga malas untuk mendebatnya, lalu menghentikan mobil didepan resto yang diminta Jimin.
"Kamu turun dulu, booking seluruh restonya agar gak ada orang lain masuk, aku gak mau digganggu saat makan." Titah Jimin.
Suga kembali berguman, "sisombong ini benar-benar menguji kesabaranku".
Mau tak mau Suga harus tetap mengikutinya.
Menemui manager resto untuk memimta mereka menutup sementara selagi Jimin makan disana._
_
_
_
_
_
_
_
_
_--- to be continued ---
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [YOONMIN] || END
FanfictionSuga tak tau haruskah mengutuk ketololan Yoongi adiknya, ataukah Park Jimin yang tak bisa menjaga perilakunya.