_
_
_
_
_"Bisa tinggalkan kami berdua sebentar" minta Taehyung pada Suga.
"Apapun yang ingin kamu bicarakan, ngomong aja, biarin Suga disini." Cegah Jimin
Taehyung makin tersulut emosi. Jimin terus memprovokasinya.
"Aku hanya ingin bicara denganmu". Tegasnya.
Suga tak ingin terlibat dengan masalah mereka, berusaha melepaskan tangan nya dari cengkraman Jimin dan keluar dari ruangan itu.
Jimin seperti kehilangan pegangan setelah Suga meninggalkannya.
Dia malas berdebat yang itu itu saja dengan Taehyung.
Jimin mengerti yang di inginkan Taehyung adalah dia tetap jadi kekasih simpanan nya, tetap menjaga perasaan nya, tetap mengharapkan kehadirannya disela-sela waktu luang nya, tapi jangan pernah mengganggu dan mengungkit hubungan nya dengan Jenny.
Kata keramat senjatanya adalah Jenny hanya untuk publik dan Jimin adalah cinta sejatinya.
Walaupun benar begitu, tapi Jimin terlali muak diperlakukan seperti itu, dia sudah mencoba mengikuti skenario Taehyung cukup lama, tapi selama itupun hanya hatinya yang selalu terluka.
Tae terlalu egois dan Jimin merasa orang yang dicintainya tidak terlalu menghargai perasaan nya.
Hanya akan begitu selamanya, karna Jimin memang adalah laki-laki yang tak kan pernah berubah jadi perempuan seperti Jenny.
Jimin ingin segera keluar dari patern setan itu dan hanya akan mengulang-ulang cerita yang sama.
Mau sampai kapan, haruskah selamanya begitu. Jimin terlalu lelah dengan semua itu.
Yang perlu Jimin lakukan adalah hanya melupakan cinta itu, walaupun tidak tau bagaimana caranya, walaupun akan semakin terluka.
Dan benar saja, perdebatan kali ini tak ada titik temu, hanya akan selesai jika Jimin menuruti mau Taehyung,
Jauhin orang lain, jaga perasaan nya. Tapi perdebatan akan berlajut jika Jimin meminta Taehyung untuk meninggalkan Jenny.Entah berapa lama waktu yang mereka butuhkan, Suga tak peduli.
Suga merebahkan tubuhnya dikasur dan memilih tak menghiraukan mereka.
Tak lama Suga tertidur, yang biasa hari-harinya dihabiskan berolah raga, tapi hari ini lebih banyak duduk menunggu Jimin seharian, tapi entah kenapa tubuhnya terasa lebih lelah dari biasanya.
Tengah malam Suga terbangun, teringat Jimin.
Haruskah dia lihat kekamar sebelah?, apakah perutnya masih sakit, ataukah masih belum selesai berduaan dengan Taehyung.Setelah beberapa saat berfikir akhirnya Suga memutuskan untuk memasuki kamar Jimin, dia khawatir Jika Jimin masih sakit, dia yang akan disalahkan Jin.
Mendapati Jimin meringkuk memegangi perutnya dan menangis.
Suga berjalan menghampiri, Jimin berdiri dan langsung memukul dada Suga berkali-kali.
"Aku udah bilang tetap disini, tapi kenapa kamu tetap pergi"
"Kenapa kamu gak pernah menuruti apa yang ku katakan. Hahh??"
Jimin memukul Suga berkali-kali sambil menangis,
Kebingungan yang tak ada habisnya bagi Suga,
"kenapa lagi dengan anak ini"
Suga hanya berdiri mematung, membiarkan tangan mungil itu memukul dadanya sampai dia lelah dan berhenti sendiri.
"Sana kembali ke kamarmu, aku mau sendiri."
Ucap Jimin setelah lelah dan berhenti meluapkan kekesalannya pada Suga"Apa perutnya masih sakit?"
Suga bertanya dengan deep voice nya.Jimin tak menjawab dan segera lari ke toilet, terdengar suara Jimin muntah lagi.
Suga melihat kantong obat yang diberikan dokter masih terbungkus rapi.
Mengambil obat itu dan membukanya satu satu lalu menyiapkan untuk diminum Jimin.
Jimin keluar dari kamar mandi,
Suga menyodorkan obat dan segelas air."Gak mau, pait" jawab Jimin ketus.
Seperti dejavu, jawaban Jimin adalah jawaban Yoongi ketika disuruh minum obat, Suga terpaku sesaat.
Lalu Suga mengkekep Jimin dari belakang, mengunci tangan nya dan memaksanya membuka mulut untuk memasuk kan obat-obat itu lalu memaksanya minum
Cara yang selalu berhasil dia lakukan saat Yoongi tak mau minum obat.
Sekuat apapun Jimin berontak, dia tak kan mampu mengalahkan kekuatan dan trik Suga.dan akhirnya obat-obatan yang pait itu berhasil ditelannya.
Suga membawa Jimin berbaring di tempat Tidur, membantu menekan perut Jimin,
membuka kepalan tangan Jimin yang meringis menahan sakit, dan membiarkan Jimin mencengkram jari-jarinya untuk melampiaskan rasa sakit itu.
Cengraman erat Jimin pada tangan Suga mulai melonggar menandakan Jimin sudah tertidur
Benak Suga tak henti bermonolog tentang Jimin.
Orang yang begitu dia benci, tapi sekarang dia duduk disampingnya, berusaha membuatnya tidur.
Dia terlihat tidak berdaya dan lemah saat tidur, dia yang sengak dan sinis ternyata lebih sering menangis dibanding tertawa.
Suga menghela nafas dalam, menghentikan tangan nya mengelus perut Jimin, dan pelan pelan menarik tangan nya dari genggaman Jimin.
Tapi gerakan Suga direspon Jimin yang tertidur itu dengan mengeratkan genggaman nya, membut Suga tak dapat bergerak pergi.
Suga menunggu nya beberapa saat, sampai akhirnya tertidur sambil duduk dan membungkuk di pinggir kasur Jimin.
.....
Jimin terbangun pagi dengan perasaan yang sudah jauh lebih baik,
Melihat Suga yang duduk dikursi dan kepalanya membungkuk tidur dikasur.
Diluar dugaan nya, Suga akan menjaga nya sampai pagi.
Jimin melihat sisi lain dari seorang Suga, dia dingin tapi perhatian dan memberi kehangatan dengan caranya sendiri.Jimin bergerak pelan dan membiarkan Suga tidur karna dia kurang istirahat gara-gara Jimin.
Jimin berangkat kelokasi shooting sendiri, membiarkan Suga istirahat dirumah hari ini.
Suga akhir nya terbangun, dan gelagapan karna dia kesiangan.
Tak melihat Jimin dikamar.
Membuka hp nya untuk melihat jam, tapi matanya tertuju pada notif chat dari Jimin."Hari ini kamu istirahat aja, aku berangkat sendiri"
Karna Suga memang masih sangat lelah dan mengantuk, dia pindah kekamarnya dan kembali melanjutkan tidur sampai siang.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_--- to be continued ---
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [YOONMIN] || END
FanfictionSuga tak tau haruskah mengutuk ketololan Yoongi adiknya, ataukah Park Jimin yang tak bisa menjaga perilakunya.