_
_
_
_
_"Aku sudah melarangmu kesana". Kata Suga
Jimin menempelkan keningnya didada Suga. Lalu menangis sejadi-jadinya. Kepanikan dan ketakutan yang tertahan dari tadi...
Jimin menangis meraung seperti anak kecil yang sedang ketakutan, keningnya bertumpu didada Suga yang memang sedikit lebih tinggi dari nya.
Suga terpaku, terjebak dalam situasi aneh, harus diapakan Jimin yang menangis seperti ini.
Berdiri terpaku, bahkan otot otot tangan nya pun terasa kaku, alam bawah sadarnya kembali kemasa sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu.
Suga pulang dengan pelipisnya yang masih berdarah, luka biasa yang kerap dia terima ditempat latihan, kala itu dia masih junior di club.
Yoongi menyambutnya dengan menangis seperti ini, bahkan posisi berdirinya pun sama persis seperti Jimin sekarang ini.
"Aku gak mau oppa dipukul". Isak polos adek kecilnya itu.
Setelah membiarkan cukup lama Jimin menumpah kan air matanya,
Jimin merenggangkan keningnya dari dada Suga.Mata Suga menelisik wajah dengan mata sembab itu, bibirnya manyun, dan kembali persis seperti memandangi wajah yang sangat dirindukan Suga, ya wajah Yoongi adik kesayangan nya.
"Tapi aku menang"
Kata-kata itu meluncur dari mulut Suga begitu saja. Persis sama dengan yang dia ucapkan pada Yoongi waktu itu. "Tapi oppa menang"
"Tapi kamu dipukul" ucap Jimin serentak dengan bisikan hati Suga "tapi oppa dipukul".. jawaban Yoongi kala itu.
Dan diluar nalar Suga, bahkan Jimin melontarkan jawaban yang sama saat ini.
Dejavu yang terjadi berkali-kali. Tiba-tiba Suga melihat sosok Yoongi dalam diri Jimin.
.
.
.Jeon adalah adik laki-laki Jimin yang dilahirkan oleh ibu tiri nya. Wanita yang diyakini Jimin sebagai penyebab kehancuran keluarga nya, dan juga perempuan yang selalu menghasut papanya untuk membencinya.
Jimin tak pernah menganggab siapapun selain papanya sebagai sebagai keluarga dirumahnya.
Tapi sebaliknya papa Jimin yang seorang dokter besar dan pemilik rumah sakit terkenal itu menyayangi siapapun selain Jimin.
Jimin tak pernah tau apa alasan nya, tapi begitulah kenyataan nya.Tak terasa fajar mulai menyingsing, mereka menghabiskan malam dengan kekacauan yang diakibatkan kebodohan Jimin, bahkan berakhir dengan luka yang dialami Suga.
Jimin dan Suga pamit dari rumah Joen. Sang adik yang sangat menyukai Hyeong satu-satu nya itu, hatinya tak pernah berubah dari kecil, walaupun ketika beranjak dewasa Jimin terus menjauhinya.
Hati Joen terluka karna dijauhi Jimin, Hyeong yang dulu sangat memanjakan nya, walaupun begitu Joen sangat mengerti berapa berat diposisi Jimin yang selalu mendapat penolakan dari papa mereka.
"Hyeong"
cegat Jeon sebelum Jimin dan Suga benar-benar keluar dari rumahnya.Jimin menoleh.
"Kapan hyeong akan pulang ?"
"Kalau papa sudah meminta ku pulang". Jawab Jimin dengan wajah dingin yang selalu dia tunjukkan pada adiknya itu.
"Atau setelah mama mu pergi dari rumah itu". Lanjut Jimin yang seolah belum puas melukai perasaan dokter muda itu.
Satu lagi sisi lain Jimin yang akhirnya diketahui Suga, hubungan yang buruk dengan keluarga nya.
Sesampai dirumah. Manager Jin dan Hoseok PD sudah menunggu mereka.
Jimin memasuki rumah sambil memapah Suga, disambut oleh dua orang yang siap menumpahkan kemarahan padanya.
Berita tentang kekacauan semalam menjadi heatline pagi ini, dan yang menarik tak ada nama Taehyung dalam berita itu, sebaliknya yang terpampang malah wajah Jimin.
Jimin diam aja, tak bisa membela diri, apalagi Suga yang memang tak tau harus menjawab apa.
" aku antar Suga ke kamar dulu." Kata Jimin.
Memapah Suga menaiki tangga,
" aku bisa sendiri " ucap Suga.
Tapi Jimin tetap memperlakukan Suga seolah dia sedang terluka parah,
di tangga Jimin berbisik
"paling tidak aku bisa mengulur waktu untuk tidak mendengarkan ocehan meraka."Suga sedikit tersenyum mendengar itu.
"Anak nakal ini" batin" SugaJimin mengantar Suga ke kamar lalu membantu mengganti baju Suga yang masih ada noda darah.
Tak lama Suga tertidur karna masih dibawah pengaruh obat yang diberikan oleh dokter Joen tadi.
Setelah mendengarkan ocehan dua orang yang jauh lebih panik dibandingkan Jimin yang sedang viral diberitakan itu,
lalu Jimin kembali kekamarnya, mandi dan ingin istirahat.
Keluar dari kamar mandi, hp dikasur bergetar. Panggilan dari Kim Taehyung.
Jimin melihat hp itu bergetar sampai mati sendiri , berbunyi lagi dan dibiarkan sampai mati lagi.Jimin yang tadinya khawatir bagaima dengan Tae setelah mereka berpisah dipintu depan club malam itu,
sekarang merasa sedikit gak enak hati pada Taehyung yang ternyata tak mengejar atau memaksanya pergi bersama semalam.
Dan yang membuat hati Jimin lebih gak enak lagi, berita mengcounter nama Kim Taehyung sedemikian rupa, sampai sedikitpun namanya tak pernah disebut.
Padahal jelas-jelas dia lah yang memulai keributan itu.Akhirnya Jimin tertidur pulas siang itu, meminta ijin bolos shooting agar mengembalikan seluruh tenaganya yang terkuras karna kekacauan itu.
Tidur nyenyak itu berlanjut sampai jam delapan malam.
Jimin terbangun dan mendatangi kamar Suga. Suga masih terbaring di kasur, tapi tidak tidur, wajah dan bibirnya pucat, bahkan badan nya terlihat menggigil walaupun sudah ditutupi selimut tebal.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_--- to be continued ---
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [YOONMIN] || END
FanficSuga tak tau haruskah mengutuk ketololan Yoongi adiknya, ataukah Park Jimin yang tak bisa menjaga perilakunya.