_
_
_
_
_Suga menatap tajam kearah wanita yang ada dihadapan nya.
Mereka berdua sedang berada di office Namjoon, menunggu Namjoon kembali dari rumah sakit.
"Aku senang karna masih pelukan ku yang dapat meredakan emosi mu."
"Belum ada orang lain kan?". Ucap Lucy.
Suga hanya diam dan tetap menatapnya tajam.
"Aku turut berduka atas apa yang terjadi pada Yoongi. Sebenarnya aku ingin langsung berlari pulang saat Namjoon mengabarkan berita tentang Yoongi."
"Tapi..."
"Kenapa kamu disini?,," sela Suga.
"Apa suami mu tau ?".
"Aku meninggalkan nya." Jawab Lucy
[Kita bahas dulu tentang Lucy]
Namjoon, Suga dan Lucy adalah sahabat semenjak masih sekolah,
Suga dan Lucy pacaran cukup lama, sampai mereka kuliah.
Lucy bahkan sudah dianggab ibu oleh Yoongi karna terlalu dekatnya, Lucy banyak membantu Suga mengurus Yoongi saat itu.Hubungan itu berlanjut ketahap serius dan bahkan sudah direstui keluarga Lucy, hingga akhirnya mereka bertunangan.
Tapi Suga terus menunda menikahi Lucy dengan alasan menunggu Yoongi tamat sekolah dulu.
Lucy yang tak habis fikir dengan alasan Suga itu, sedangkan Lucy dan Suga sudah sama sama tamat kuliah dan sama sama bekerja,
Yoongi juga bukan anak kecil lagi, yang tidak perlu diantar jemput sekolah seperti ketika dia masih sekolah dasar.
Alasan Suga menunda nunda pernikahan itu selalu menjadi perdebatan mereka,.
Lucy yang tidak sabaran akhirnya membuka hati pada teman kerja yang selalu jadi tempat curhatnya.
Suga berpura-pura tidak tau tentang penghianatan lucy, berusaha menahan diri untuk tidak ribut, dia menyadari kedekatan Lucy dengan orang lain akibat dari ketidak beranian nya untuk segera menikah.
Karna kebiasaan menyembunyikan perasaan nya, tanpa Suga sadari, kekecewaan akan penghianatan Lucy yang akhirnya membuat rasa Suga jadi hambar dan makin ragu menikahi Lucy.
Lucy bersikeras tidak terima Suga menuduhnya berselingkuh, dengan alasan meng iya kan tuduhan Suga, akhirnya Lucy menikah dengan laki-laki itu.
dan mereka pindah keluar negri
setelah menikah.Suga tak mau membantah keputusan Lucy, tak terlalu kecewa juga, karna kekecewaan nya sudah selesai sejak lama, sejak awal dia tau Lucy menghianati nya.
Namjoon datang, membuyarkan keheningan mereka.
"Kondisi Yoongi baik, kabar baiknya Yoongi membuka matanya, tapi dia tak bisa mengenaliku, dan tidak bicara.
Bernafasnya normal bahkan tanpa bantuan alat yang biasanya." Jelas Namjoon.Mata Suga berkaca-kaca, dia sangat ingin menemui Yoongi segera.
Tapi namjoon melarangnya, menunggu situasinya tenang dulu.Namjoon lanjut menceritakan detail kesepakatan nya tadi.
"Aku terpaksa bilang kamu memang orang yang susah mengontrol emosi, sehingga aku perlu mengajak tunangan mu untuk menenangkan mu",
"Kedua belah pihak sama-sama salah jadi sepakat untuk tidak saling memperpanjang".
Suga larut dalam pikiran nya sendiri. Tangan nya bergetar membuka hp, melihat chat terakhir dengan Jimin.
Jimin tak menghubungi nya sama sekali.
"Dia pasti sangat hancur sekarang. Mendekati nya karna balas dendam. Dan bahkan punya tunangan." Gumam Suga.
"Kamu harus kuat, kamu pasti kuat." Bisik batin Suga.
hati Suga saat ini jauh lebih sakit dari yang dia kira.
dadanya sesak, ditelinga nya terngiang suara tangis Jimin saat ini.
Jimin berdiri didepan kamarnya, memandang kearah kamar Suga, menghela nafas dalam, lalu berjalan memasuki kamarnya.
Duduk di ujung tempat tidur.
Duduk terpaku, larut dalam fikiran gundah nya.
Tiba-tiba dadanya sesak, sangat sesak dan terasa penuh.Berusaha mengatur nafas, memukul mukul dadanya agar lebih longgar.
Air matanya menetes, bukan air mata karna menangis, tapi karna dada nya terlalu sakit.
Suga memasuki kamar, berjalan ke arahnya yang sedang menekan dada dan berusaha bernafas.
Jimin ingin lari dari dia, tak ingin bertemu Suga.
Suga berdiri didepan nya, Jimin mendongak dan ingin mengusir nya.
Tapi ketika Jimin menatap wajah Suga, bayangan itu langsung hilang.
Yang datang bukan Suga, tapi hanya halusinasi yang menyerupa.
Jimin berusaha berjalan menuju nakas tempat air minum, dan meminum air mineral itu sebotol penuh sekaligus.
Serangan didada nya tak juga reda, Jimin berjalan menuju kasur dan hendak berbaring, karna badan nya terasa lemas dan lelah sekali.
Masuk kedalam selimut dan berusaha memejamkan mata.
Suga memasuki kamar, dan berdiri disamping kasur.
Jimin kembali duduk, dan menatap Suga.
Tak lama bayangan itu pun kembali hilang.Dada Jimin sangat sakit, dia memukul dadanya berkali-kali, dan mengerang mengatur nafas.
Meraih hp nya, mencari nama Suga. Memblokir nomor itu dan menghapus seluruh histori chatingan nya dengan Suga.
Terdengar pintu kamar dibuka, Jimin melihat Suga memasuki kamar,
Dia berjalan menghampiri, dan berdiri dihadapan Jimin.Menatapnya lama, nyatakah kali ini.
Dan lagi lagi, bayangan itu menghilang.
Mengambil jaket dan kunci mobil, lalu lari keluar rumah.
Kediaman Joen Jungkook, private mansion. Rasa nya aneh bel berbunyi di jam malam begini.
Joen mengecek monitor, tak terduga, orang yang menekan bel ternyata adalah Jimin.
Joen Jungkook buru-buru membuka pintu, dibalik pintu berdiri Jimin dengan tatapan kosong dan wajah pucat pasi.
"Jungkookie, aku butuh obat, dadaku rasanya sakit sekali,"
Ucap Jimin dengan nafas tersengal dan satu tangan menekan bagian dadanya.
Wajah putus asa dan mata berkaca-kaca.Hati Joen bergetar saat hyeong nya memanggil dengan panggilan kecilnya.
Jungkook langsung memeluk Jimin dan membawanya ke kamar."Aku mengantuk, tapi aku takut memejamkan mata, aku bahkan takut berada dikamarku" ucap Jimin.
tak terasa air mata Jungkook membasahi pipi, menatap Jimin
yang tertidur setelah diberi obat."Aku selau ingin jadi adik yang bisa kamu andalkan hyeong, tapi kenapa kau tak pernah melihatku."
"Beri kesempatan aku membalas semua kasih sayangmu yang dulu"
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_--- to be continued ---
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [YOONMIN] || END
FanfictionSuga tak tau haruskah mengutuk ketololan Yoongi adiknya, ataukah Park Jimin yang tak bisa menjaga perilakunya.