_
_
_
_
_"Berentilah menangis, aku gak suka".
ucap Suga, yang tanpa dia sadari,
airmatanya sendiri sedang membasahi
pipinya.
Jimin menyentuh jemari Suga,
dan air matanya makin tak bisa
dikendalikan.Jimin tak melepaskan tangan Suga sampai dia terlelap tidur,
Suga masih setia duduk disamping Jimin, memandangi wajah kemerahan itu,
Banyak hal yang sedang dibahas Suga dalam hatinya, tapi yang terpenting dia ingin menikmati wajah Jimin yang benar-benar nyata dihadapan nya saat ini.
Setelah biasanya melewati malam panjang dan susah memejamkan mata karna terlalu merindukan Jimin.
Membuka laptop dan mengutak atik semua pemberitaan tentang Jimin, lalu akhirnya menghibur diri dengan vidio vidio lama Park Jimin.
Air mata Suga tetap mengalir, bagaimanapun dia menahan nya, bahkan saat ini dia ingin menangis sekeras - keras nya sebagaimana Yoongi dan Jimin menangis.
Lalu Suga lari keluar, dan duduk di sofa, agar suara tangisnya tak menganggu Jimin.
Jimin terbangun, dan tak melihat Suga.
Suga menoleh melihat Jimin keluar dari kamar,
"Kenapa bangun ?, apa mau minum ?".
"Aku sudah merasa baikan, mana kunci mobil, sebaiknya aku pulang"
Suga terdiam, tetap duduk disofa, tak bergeming, dan tak menoleh Jimin yang berdiri didepan nya.
Sesaat diam, lalu akhirnya Suga mengangkat wajah menatap Jimin,
Jimin tertegun karna melihat pipi Suga yang basah oleh air mata.
"Aku tau, bagaimanapun kamu pasti akan pergi lagi, makanya aku bertahan duduk disini dan tidak berani tidur, aku takut setelah bangun akan kehilangan mu lagi."
Jimin terdiam, tanpa sadar air matanya mengalir, pertama kali melihat Suga seperti ini.
Suga yang kuat dan seperti tak punya perasaan biasanya, terlihat sangat rapuh malam ini.
"Apa hidupmu lebih baik saat kita tak bertemu?" . Tanya Suga
Jimin menjatuhkan badan nya bersimpuh dilantai tepat didepan kaki Suga.
Menutup wajah dengan kedua tangan nya.
Tak mengatakan apapun, hanya berusaha menahan tangis dan mengatur nafasnya."Dari awal aku tau, kondisi Yoongi sebenarnya separah apa, hanya mukjizat yang membuat dia bisa bertahan selama ini".
"Kamu mendatanginya tiap hari, dan itu memberinya semangat untuk bertahan, kemaren bahkan dia menangis melihatku".
Jimin mendongak melihat Suga, bagaimana Suga bisa tau kalau dia sering mengunjungi Yoongi.
"Aku tau semuanya, aku mencoba menghormati keputusan mu, dan itu membuatku terjebak dalam hal hal bodoh"
"Aku tau dimanapun kamu pasti mengawasi ku, aku biarkan lucy yang terus mencoba menempel denganku."
"tapi itu tak cukup mampu membuat mu kembali, pada akhirnya aku berkesimpulan
kalau kamu memang tidak menginginkan ku.""Jimina, kondisi seperti ini membuatku tersiksa, aku terus merindukan mu, bahkan berita tentangmu pun sulit ku temukan"
Suga akhirnya membiar kan suara tangisan nya karna dadanya terasa sesak jika ditahan,
"Aku menyesal kenapa dulu mengatakan membencimu, saat aku ingin bilangmencintai mu"
"Berhentilah menyalah kan dirimu atas apa yang terjadi pada Yoongi, Jimina kamu sudah menebus nya lebih."
"Biarkan aku mencitai mu, aku benar-benar jatuh cinta padamu."
Suga menutup wajah dengan kedua tangan nya, dan menangis sejadi - jadinya.
Jimin berdiri dan memeluk Suga. Tubuh Suga mengeras, Jimin mengelus punggung nya, berusaha membuat Suga tenang.
Cukup lama Jimin menunggu, akhirnya Suga mengangkat wajahnya.
Mereka saling bertatapan, tangan Jimin tetap masih mengelus punggung Suga.
Mereta hanya saling menatap cukup lama, lalu Suga mengusap air mata Jimin yang terus mengalir.
"Aku bilang tak Suka melihatmu menangis, tapi pada kenyataan nya aku selalu membuatmu menangis."
"Aku gak menangis, tapi air mataku terus keluar. Butuh waktu selama ini mendengarmu mengatakan mencintai ku."
"Tapi aku lebih suka saat kamu bilang membenci ku, karna setiap setelah mengatakan itu, kamu pasti memeluk ku."
Suga tidak tahan lagi, tanganya yang masih dipipi Jimin turun ketengkuk dan mendorong Jimin agar lebih mendekat.
Setidaknya pertama kali Jimin percaya Suga mencium nya karna cinta, walaupun selama ini Suga selalu melakukan nya dari hati.
Ciuman yang awalnya lembut itu semakin lama semakin menuntut,
jangan lupakan tangan kekar Suga yang Juga makin aktif mengungkung seluruh tubuh Jimin.
Keduanya saling menikmati, untuk sesaat mereka lupa akan semua masalah.
Bahasa rindu membuat mereka lupa diri,
Suga mengendong tubuh Jimin kekamar, tanpa melepaskan bibir nikmat Jimin,
Jimin berpengang erat di leher Suga, mempercaya kan tubuh dan hatinya pada orang yang dia yakini selalu muncul dalam imajinasinya itu.
"Kamu juga orang pertama yang memeluk ku saat aku sakit, orang pertama yang melihat sisi lemah ku saat aku mwngigau memanggil ibu ku."
"Semua berawal dari situ, kamu harus percaya kalau aku mencintaimu".
Bisik Suga yang memeluk Jimin dalam baringan."Aku selalu percaya padamu." Jawab Jimin tanpa ragu.
Dua orang yang dimabuk cinta dan saling melepas rindu itu tak terkendali, desahan dan geliat tubuh Jimin membuat Suga tak ingin berhenti.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_--- to be continued ---
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [YOONMIN] || END
FanficSuga tak tau haruskah mengutuk ketololan Yoongi adiknya, ataukah Park Jimin yang tak bisa menjaga perilakunya.