_
_
_
_
_Suasananya mulai tenang. Jimin mulai berpindah kealam mimpi.
"Aku menyebut namamu dalam hatiku berulang kali, tiap hari, sejak pertama kita bertemu." Jimin berbicara dari alam bawah sadarnya.
.
.
.Suga menuruni tangga, seperti biasa Jimin sudah duduk di meja makan.
Melangkah pelan, dari atas dia melihat Jimin sibuk dengan hp nya, pasti sedang membaca pesan dari Taehyung semalam.
Suga duduk,
Jimin tetap fokus dengan hp nya, tidak menoleh, tapi terlihat jelas ada yang tidak beres dengan ekspresi wajahnya.Terlihat sangat berbeda dengan saat baru terbangun tadi pagi, walaupun pura-pura masih tidur, tapi Suga tau Jimin meraba wajah nya, terasa sangat lembut dan bahkan mencium kening Suga dengan pelan dan sangat hati-hati.
Jimin meletakkan hp nya dimeja, tak melihat Suga sama sekali.
Menunduk memakan makanan diet yang sebenarnya dia gak suka.
Suga merasa Jimin sedang menghindari kontak mata dengan nya.
Sudah tau akan begitu, hati dan dunianya hanya untuk Taehyung, pasti suasana hatinya buruk setelah membaca banyak pesan dari Taehyung.
Suga merasa terlalu berlebihan kalau dia berfikir apa yang terjadi antara mereka akhir-akhir ini akan ada artinya bagi Jimin.
Sudah jelas bahwa dia hanya dijadikan pelampiasan dari rasa kesepian Jimin.Suga tak bisa untuk tidak merespon Jimin, karna sekarang dia menyuap makanan nya sambil mengusap air mata.
Pemandangan yang biasa, tapi rasa yang tidak biasa dihati Suga, entah kenapa rasanya emosi melihat dia yang dipeluk sampai pagi, dan menangisi orang lain setelah bangun.
Tapi mau emosi juga gak ada jalurnya, karna Suga merasa dia bukan siapa siapa, malah mungkin tak ada artinya sama sekali untuk seorang bintang besar seperti Jimin.
Suga tak dapat mengontrol diri untuk tidak bereaksi, dia menarik piring yang berisi sayur sayuran rebus itu dan membuangnya ke tong sampah, lalu mengambilkan Jimin nasi lengkap dengan lauk pauknya, menyodorkan kehadapan Jimin.
Si emba ahli gizi langsung bereaksi, tapi langkahnya terhenti karna ditusuk oleh tatapan tajam Suga.
"Kalau kamu gak suka makanan itu, makan apa yang kamu suka. Jangan malah nangis". Ucap Suga ketus
Karna suasana tengang dimeja makan itu memang bukan karna makanan diet itu pokok masalah nya.
Yang tidak Suga tau, Jimin membaca chat banyak dan panjang dari Taehyung.
Ternyata Suga menciumnya untuk tujuan memprovokasi Taehyung, sedangkan Jimin berfikir dia melakukan nya dari hati.
Kekecewaan Jimin makin besar, karna malam ini Jimin menyadari bahwa hatinya telah dicuri Suga.
Jimin selalu mengharapkan seseorang datang memeluknya ketika menangis, bahkan sering berhayal tentang itu.
Karna jika sudah menangis, Jimin akan sulit menghentikan nya, fikiran nya selalu berlarut-larut dalam kesedihan, makin dalam dan makin menyiksa.
Andaikan seseorang datang, walaupun tak bertanya, walaupun tak memeluknya, cukup meminjamkan bahunya untur bersandar.
Tapi ketika dia menangis,
Tak pernah ada yang datang, bahkan sejak dia kecil, sejak mamanya pergi dari rumah meninggalkan nya dengan papa yang makin hari makin berubah membencinya tanpa Jimin tau alasan nya.Jimin hanya akan menangis sendiri baru akan berhenti karna capek dan ketiduran sendiri.
Saat bersama Taehyung pun begitu, Tae pasti akan pergi keluar rumah, dengan alasan membiarkan Jimin menenangkan diri dulu.
Padahal disaat sedih begitu yang paling Jimin butuhkan adalah ada orang disamping nya.
Yang Jimin yakini selama ini orang seperti itu hanya ada didalam hayalan,
tapi Suga nyata, dia datang, memeluk dan menenangkan saat Jimin sulit menghentikan tangisnya.
Untuk sesaat semua itu berhasil membuat Jimin tersentuh, tapi pagi ini dia tau bahwa perlakuan Suga itu tak senyata yang Jimin rasakan.
Andai saja tau bahwa tadi malam itu hanyalah permainan..
Jimin tak dapat menyembunyikan kesedihan nya, menyesal karna berharap terlalu banyak pada Suga.
Padahal dari awal sudah tau Suga hanyalah seorang misterius dengan sikap yang berubah ubah.
Jimin mendorong piring nasi itu dan tak mau memakan nya.
"Ayo berangkat". Suaranya berat menahan tangis.
Berjalan dan menunggu Suga di mobil.
Suga menghela nafas dalam. Sebenarnya sudah sangat biasa melihat Jimin bertingkah seperti ini, sudah pasti karna Taehyung. Hanya saja perasaan Suga yang tak biasa hari ini.
Perjalanan yang hening, itu pun sebenarnya adalah hal biasa, tapi hari ini hati mereka sama-sama tersiksa.
Jimin terus masuk kedalam kesedihan. Entah kenapa selalu bertemu orang yang hanya mempermainkan hatinya.
Taehyung dan Suga sama aja, sama-sama hanya menganggabnya lelucon yang dijadikan hiburan semata.
.
.
.Taehyung menerobos keruangan Jimin, langsung memeluk Jimin.
tak mempedulikan Suga yang juga diruangan itu.
Jimin membiarkan saja Taehyung memeluk nya, tidak membalas, tidak bicara, tidak melihat dan tidak peduli.
Jimin benar-benar muak, hati nya baal, dada nya berat dari pagi dipenuhi perasaan kecewa pada Suga.
Tak ada satupun kosakata yang keluar dari mulut Taehyung yang dapat didengarnya, Jimin cosplay jadi manekin.
Pemandangan didepan mata Suga, Hatinya serasa mau meledak melihat itu.
Dia fokus pada Jimin yang tak menoleh sama sekali,Taehyung lupa diri, padahal dilokasi shooting ini bukanlah tempat yang boleh dia pakai untuk membahas hubungan denga Jimin yang selalu ingin dia sembunyikan.
Nama Jimin dipanggil untuk Take. Jimin berjalan begitu saja, tanpa bicara, tanpa menoleh,
wajahnya masih se sendu tadi pagi. meninggalkan Taehyung dengan seribu ocehan nya dan Juga Suga dengan tatapan Tajamnya .
Taehyung berpindah menghadapi Suga, dia dikuasai amarah. Mencengkram kerah baju Suga yang sedang bersidekap memperhatikan mereka dari tadi.
"Jangan memancingku untuk pakai cara kekerasan." Bergetar Suara Taehyung mengancam.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
--- to be continued ---
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [YOONMIN] || END
FanficSuga tak tau haruskah mengutuk ketololan Yoongi adiknya, ataukah Park Jimin yang tak bisa menjaga perilakunya.