_
_
_
_
_Suga akhir nya terbangun, dan gelagapan karna dia kesiangan.
Tak melihat Jimin dikamar.Membuka hp nya untuk melihat jam, tapi matanya tertuju pada notif chat dari Jimin.
"Hari ini kamu istirahat aja, aku berangkat sendiri"
Karna Suga memang masih sangat lelah dan mengantuk, dia pindah kekamarnya dan kembali melanjutkan tidur sampai siang.
Taehyung senang melihat Jimin datang tanpa Suga, walaupun dia harus menahan diri karna ada Jenny disampingnya.
Tapi difikiran Taehyung Jimin memang akan selalu begitu, akan selalu mengikuti maunya setelah semarah apapun, Jimin akan selalu kembali padanya.
Hari ini sin Jenny tidak banyak, dan dia harus menghadiri acara lain siang ini, jadi hanya sebentar dia dilokasi shooting.
Kesempatan untuk Taehyung memperbaiki hubungan nya dengan Jimin.
Walaupun Jimin yang sekarang bukan lah Jimin yang gampang dibujuk, tapi tetap saja tidak sulit buat seorang Kim Taehyung yang memang sudah mengukur hati orang yang sudah cukup lama terikat dengan nya itu.
Tae berhasil membujuk Jimin untuk pergi clubing setelah Shooting, karna sudah cukup lama mereka tak jalan hangout bersama. Karna club adalah tempat yang biasanya Jimin suka.
Siang itu Suga mendapat telpon dari rumah sakit, kondisi Yoongi sedikit memburuk,
Mesin-mesin yang terpasang pada tubuh Yoongi menunjukkan respon alat vital dan pernafasan Yoongi menurun, dia kembali memasuki masa kritis.Suga tak terlalu faham bahasa kedokteran, tapi kepanikan team dokter diruangan adiknya itu membuat tubuhnya bergetar.
Yoongi antara hidup dan mati, apapun yang terjadi pada Yoongi juga akan menetukan jalan hidup Suga kedepan nya.
Semua jadi tak ada artinya Jika tanpa Yoongi.
Andai Yoongi menyerah, mungkin Suga juga akan menyerah pada hidupnya.Suga menghabiskan malam dirumah sakit,
Sementara itu Jimin menghabiskan malam di club malam bersama Taehyung, mereka berpesta dan mabuk,
Dan memang semudah itu Jimin kembali jatuh kedalam pelukan Taehyung.Semua berjalan seperti yang Taehyung inginkan, menghabiskan waktu bersama Jimin saat tak bersama Jenny.
Hampir jam 3 pagi, sempoyongan, Dua artis terkenal itu pulang kerumah Jimin.
Hal yang dulu selalu begitu, sebelum Jimin mencoba menjauhi Taehyung.
Percobaan menjauhi Taehyung yang sudah berulang kali di lakukan Jimin, dan akan selalu berakhir dengan mereka bersama lagi.Seisi rumah Jimin sudah tidak kaget lagi melihat pemandangan itu.
Mereka menaiki lantai atas menuju kamar Jimin, bahkan ditanggapun Taehyung sudah tidak melepaskan Jimin, mereka bercumbu dan bercinta, seakan didunia ini hanya ada mereka berdua.
Sementara itu dirumah sakit, Suga tak putus berdoa dan terkadang mengumpat.
Hanya ada Yoongi dalam hidupnya, dia terus meyakinkan Tuhan untuk tak mengambil penyemangat hidupnya itu dari nya.
Dan akhirnya Tuhan menjawab doanya, dokter mengabarkan masa kritis Yoongi sudah lewat, pernafasan nya kembali normal dan keadaan nya sudah seperti semula.
Setidaknya kabar itulah yang terbaik buat Suga, walaupun harapannya semua ini tak pernah terjadi, jam segini dia dan Yoongi seharusnya sedang tidur nyenyak dirumah satu-satunya harta peninggalan orang tua mereka.
Jam 4 pagi Suga pulang kerumah Jimin, sebenarnya malas untuk kembali melihat malaikat pencabut nyawa itu, tapi Suga tak punya pilihan lain.
Menaiki tangga menuju kamarnya, matanya tertuju pada jaket, baju berceceran mulai dari tangga sampai ke kamar Jimin, bahkan pakaian dalam pun berserakan dilantai.
Pintu kamar Jimin terbuka, membuat Suga tak dapat menghindari pemandangan dikamar itu.
Suga menelan saliva nya, seperti arwahnya melayang jauh keposisi Yoongi yang juga melihat pemandangan yang sama, adengan tontonan yang pada akhirnya menghancurkan hidup Yoongi.
Jimin dan Taehyung terperanjat, selama ini tak pernah ada orang lain dilantai atas itu selain mereka, Jimin mungkin untuk sesaat lupa bahwa ada Suga dirumah nya.
Jika boleh Suga ingin membunuh mereka berdua saat itu juga.
Kemarahan yang mungkin akan terlihat tak beralasan.Suga berusaha mengontrol amarahnya, terakhir kali karna gagal mengendalikan diri, Suga terlibat lebih jauh seperti sekarang ini.
Sesaat mata Suga dan Jimin beradu.
Dua orang yang nyaris tanpa busana itu gelagapan dan cepat-cepat menutup tubuh mereka dengan selimut.
Tak bisa dijelaskan wajah marah yang ditunjukkan Suga, Jimin terpaku sebelum akhirnya melihat Suga berlalu dan hilang dari pandangannya.
Mood Taehyung jadi hilang untuk melanjutkan bercumbu, emosinya memuncak,
"Kenapa dia masih disini ?".
Jimin tak memperdulikan suara bentakan Taehyung, dia mencari baju sekenanya dan mendatangi kamar Suga,
Taehyung menggelengkan kepala melihat Jimin yang mengabaikan kemarahan nya.
Memasuki kamar Suga. Sorot tajam mata Suga membuatnya ragu untuk menghampiri.
Suga menatap tajam, melihat si brengsek itu berjalan pelan menghampirinya.
"Jangan menampakkan wajah mu saat ini, jika tak ingin mati ditanganku." Bisik batin Suga.
"Jangan datang"
"Jangan datang"
"Jangan datang"
Berisik hati Suga.
Tapi Jimin sudah berada tepat didepan nya.
"Pergi !!!".
Bergetar suara Suga, sebergetar itu juga jantung Jimin yang mendengarnya.
Tak jelas juga kenapa Jimin harus takut pada Suga yang hanya dia oekerjakan sementara, seharusnya tak perlu terlibat dengan kehidupan pribadi nya.
Tapi hal yang pertama dikiran Jimin adalah seolah dia sedang seperti tertangkap basah dan harus mendatangi Suga untuk meminta maaf.
Taehyung menerobos masuk ke kamar itu.
"Kenapa dia masih dirumah ini ?"
Tegas Taehyung."Aku akan menyuruhnya pergi jika kamu meninggalkan Jenny." Balas Jimin
Suga faham pada akhirnya,
"Ternyata Jimin menjadikan ku umpan dan senjata untuk memprovokasi Taehyung."
Ternyata ini jawaban dari semua teka-teki dihati Suga.
Kemarahan yang berlipat ganda,
"harusnya ku apa kan sibrengsek kecil ini.." batin Suga_
_
_
_
_
_
_
_
_
_--- to be continued ---
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [YOONMIN] || END
ФанфикSuga tak tau haruskah mengutuk ketololan Yoongi adiknya, ataukah Park Jimin yang tak bisa menjaga perilakunya.