_
_
_
_
_Menelphone Namjoon, satu satu nya orang yang terlintas di benak Suga saat itu.
"Aku menuju rumah sakit. Aku butuh bantuanmu, karna mungkin saja aku akan membunuh orang hari ini."
Namjoon yang baru saja mengangkat hp nya hendak menelpon Suga, setelah pertimbangan panjang karna Lucy menangis dan memohon untuk mempertemukan nya dengan Suga.
Tak disangka, hp itu berbunyi, dan panggilan dari Suga.
Namjoon memutar otak, karna ketika Suga yang menghubunginya duluan, sudah pasti itu adalah sesuatu yang sangat penting dan serius.
Mobil Jimin sampai di rumah sakit, tempat fans yang akan dikunjungi, gedung megah yang selalu menghancurkan perasaan Jimin, tak menyangka crew akan membawanya kesitu hari ini.
Ada papanya dan Joen Jungkook, adik kecil yang selalu dia rindukan disana. Tapi rasa rindu sedalam apapun tak akan memperbaiki hubungan mereka, yang ada hanya rasa sakit lebih dalam yang akan tercipta ketika mereka bertemu.
Tak lama mobil yang membawa Taehyung juga sampai.
Kembali Jimin harus memainkan peran kali ini, Taehyung si sahabat baik yang paling dia sayangi.
Jimin melihat Taehyung biasa, kali ini baru dia sadari tak ada rasa sedikitpun, tak ada keterikatan sedikitpun.
Sama hal nya melihat orang asing yang mungkin dia kenal, hanya itu."Ternyata segampang itu " fikir Jimin.
Tak ada beban bertemu Taehyung, tak ada ketertarikan sedikitpun, bahkan tak ada benci, tak ada rasa sama sekali.
Sangat berbeda dengan apa yang Jimin rasakan pada Suga saat ini, rasa yang begitu dalam.
Ini mungkin akan terdengar naif, tapi itulah yang terjadi.Jimin tak menyangka akan bisa melepaskan Taehyung dengan segampang ini, padahal dulu segala cara sudah dia coba. Begitu sulitnya lepas dari keterikatan dengan Taehyung.
Mereka berkumpul disatu ruangan, sebelum akhirnya Dr muda Joen menemui mereka.
Sesaat mata Joen dan mata Jimin beradu."Dia benar-benar terlihat gagah dengan pakaian itu." Batin Jimin.
Jimin mengagumi adiknya itu, walaupun yang terlihat dia langsung memalingkan wajah dan bertingkah seolah tidak saling kenal.
Dokter menjelaskan kondisi pasien dan mendampingi mereka memasuki ruangan.
Jimin terpaku melihat pasien yang terpasang berbagai alat ditubuhnya itu. Diluar dugaan Jimin, ternyata itu pasien koma bukan sakit biasa.
Wajah itu tak asing. Lamat memperhatikan pasien itu, mencoba mengigat, kenapa terlihat tidak asing.
Mata Jimin tertuju pada kalung dilehernya, liontin dengan huruf SUGA.
Seketika kaki Jimin lemas, hampir saja tak mampu berdiri, dia yakin pasien itu adalah Min Yoongi, adik nya Suga.
Jimin menyentuh liontin itu, dan meraba pelan pipi Yoongi.
Dia membungkuk, berbisik ditelinga Yoongi.
"Yoongi.."
Tiba-tiba pasien itu bereaksi, tubuhnya kejang-kejang, mendadak kepanikan terjadi.
Dokter Joen mengambil alih, dan memerintahkan semua orang keluar ruangan.
Yoongi dalam kondisi kritis, dan langsung dievakiasi keruang operasi, team dokter sibuk melakukan tugas nya.
Team yang datang itu berkumpul di depan kamar Yoongi, semua memasang wajah panik.
Jimin benar-benar gak tenang. Hati nya terus bertanya tanya, apakah benar pasien itu adalah adiknya Suga.
Jimin sangat ketakutan. Begitu juga semua orang yang ada disitu.
Wajah pucat, kaki nya lemas. Taehyung me mapah nya. Jimin tak peduli siapa yang sedang memegangi nya saat ini, dia hanya ingin segera tau keadaan pasien itu dan tau siapa dia.Semua mata tertuju pada seseorang yang berlari kencang diujung lorong.
Kecurigaan Jimin terjawab, orang yang berlari itu adalah Suga.
Suga ter engah engah, sampai didepan pintu kamar Yoongi, dimana banyak orang berdiri disitu.
Melihat kamar Yoongi kosong.
Semua team disitu lebih panik lagi, karna orang yang datang adalah sang pelatih yang dulu pernah mengamuk pada Jimin.
Orang yang pertama dilihat Suga adalah Jimin yang sedang digandeng Taehyung, lalu si manager Kim Seokjin, dan wajah Hoseok yang mungkin pernah Suga lihat dulu, kameramen dan lain lain.
"Apa yang kalian lakukan pada adikku."
Wajah marah yang sudah pasti membuat siapa saja ketakutan, ditambah intonasi rendah dan dingin membuat bergidik.
Semua kaget mendengar bahwa pasien itu adalah adik Suga.
Terutama Seokjin. Karna memilih mengunjungi pasien ini adalah ide nya.
Seokjin menghampiri Suga, untuk menenagkan nya.
"Suga ssi, tolong sabar dan tenang dulu, adikmu sekarang sedang diruang operasi ditangani dokter."
Jin mendekat bermaksud meneletak kan tangan dibahu Suga.
Secepat kilat Suga menepis tangan itu dan pukulan kuat tangan kanan Suga mendarat di wajah Jin.
Semua histeris, Jin terpental, tak pelak darah mengucur disudut bibir nya,
Belum sempat orang orang membantu Jin berdiri, Suga membungkuk mengangkat kerah baju Jin dan membuatmya berdiri.
"Siapa yang mengijinkan kalian mengunjungi adik ku, bahkan menyiarkan wajahnya secara langsung?"
Semua ketakutan, bahkan security pun ragu mendekati Suga.
Leher Jin tak lepas dari cengkraman nya, sampai membuat Jin susah bernapas.
Jimin mematung, kemarahan ratusan kali lipat dari yang pernah dia liat dari Suga.
Dokter Joen berjalan cepat menghampiri mereka setelah keluar dari ruang operasi.
Dr itu setengah berlari melihat kekacauan itu.
Dari jauh dia berteriak
"Yoongi baik baik saja. Suga ssi tolong tenangkan dirimu."
Suga melempar Seokjin dari tangan nya, dan berjalan menuju dr Joen. Langsung menyambut sang dokter dengan pukulan yang tak kalah kuatnya.
Menarik nya berdiri.
"Aku sudah memperingat kan mu untuk tidak bermain main dengan nyawa adik ku."
"Aku juga sudah memperingat kan mu untuk tidak melanjutkan rencana jahatmu pada kakak ku." Tantang Dr Joen.
"Apa yang terjadi pada Yoongi, bukan kesalahan Jimin hyeong" lanjut nya.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_--- to be continued ---
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [YOONMIN] || END
FanficSuga tak tau haruskah mengutuk ketololan Yoongi adiknya, ataukah Park Jimin yang tak bisa menjaga perilakunya.