_
_
_
_
_Dia juga menyayangi jimin anak tunggal nya itu, tapi semua diserahkan sama pembantu, mamanya tak pernah punya waktu untuk sekedar menyuapi atau menemani Jimin belajar.
Saat itu papa Jimin sangat mencintai istrinya, apapun yang dilakukan istrinya tak pernah jadi masalah buat papa Jimin. Karna dia terlalu cinta.
"Akhir akhir itu papa dan mama sering berantem, gak tau kenapa. Saat itu aku masih umur 9th. Trus mama pergi, dan sampai sekarang aku belum pernah bertemu lagi, juga gak tau kabarnya sama sekali."
"Sejak mama pergi, papa mulai berubah, dia tidak peduli padaku, semua apa apa sama pembantu. Jarang liat papa dirumah. Kalau pulang pun dia gak mau liat aku."
"Kenapa gitu ?". Tanya Suga
"Gak tau, sampai sekarang gak pernah tau kenapa papa membenci ku."
"Yang awalnya cuek, semenjak dia nikah lagi, dia jadi benci dan sering marah. Istrinya juga jahat. Aku sering dipukul, dimarahin."
"Dulu itu senang sekali punya adik baru, aku yang selalu kesepian jadi bahagia punya adek, anak papa sama istri barunya. Joen Jungkook, dia lucu sekali, aku sangat menyayanginya."
Mata Jimin menerawang, bibirnya menunjukkan garis senyum saat bercerita tentang adiknya.
Suga makin masuk dalam cerita Jimin. Baru kali ini dia benar-benar ingin tau tentang orang lain.
"Tapi mamanya Joen itu jahat, aku gak dibolehin dekat anaknya, dia bilang anaknya itu bukan adikku."
"Semenjak istri baru papa datang kerumah, aku yang awalnya cuma merasa kesepian, tambah parah, ngerasa rumah itu seperti neraka."
"Waktu SMP aku sering ikut lomba menari, trus agency menawari untuk jadi trainee.
Sebenarnya gak pernah punya cita-cita jadi artis. Tapi aku terima tawaran itu agar bisa keluar dari rumah"."Lalu tinggal di dorm bersama trainee yang lain, salah satunya Taehyung."
"Mungkin karna kenanganku tentang perempuan gak ada yang baik, rasanya aku gak pernah tertarik sama perempuan".
"Kenapa Taehyung ?". Pertanyaan Suga selanjutnya.
Suga penasaran, apa kelebihan Taehyung sehingga Jimin sangat mencintainya."Kenapa dia, mmm..Dulu itu dia baik, perhatian, dan penyayang. Semua berjalan begitu aja."
"Banyak teman menasehati ku, bilang Taehyung hanya memamfaatkan ku. Karna uang bulanan dari papa lebih dari cukup untuk memenuhi hobby nya belanja barang - barang branded".
Jimin tertawa, butuh waktu lama sampai dia sadar dan mentertawakan dirinya sendiri.
"Lalu beberapa bekas luka di punggung dan lengan mu itu karna apa?".
Pertanyaan Suga selanjutnya dengan suara sedikit berat."Mmm itu..., gak tau sih, sebelum pindah ke dorm, istrinya papa sering pukul. Gak tau berbekas atau enggak.
Lalu setelah sama Taehyung, kalau lagi marah dia pasti mukul. Aku ingat didorong, trus kena pinggiran meja. Yang dirusuk itu bekasnya. Kalau yang lain lupa, entah bekas pukulan yang mana."Suga mengunci mulut agar tak menanyakan apapun lagi, sampai disitu aja rasanya sudah sakit.
"Ternyata ada alasan kenapa dia gampang sekali menangis". Batin Suga.
Suga menutup mulut Jimin dengan tangan nya, saat melihat Jimin mau melanjutkan ceritanya.
"Aku ngantuk, bisik Suga, sembali menarik Jimin masuk kepelukan nya,"
Suga menghapus setitik air mata yang mengalir didipinya, agar Jimin tak menyadari nya.
"Mulai sekarang jangan pernah cerita apapun tentang masa lalu mu lagi. Aku gak mau dengar. Bahkan jika aku bertanya pun, jangan dijawab." Bisik Suga
Jimin terbenam dalam dekapan Suga, entah sadar atau tidak, pelukan nya terlalu erat, sampai Jimin susah bernafas.
Tapi Jimin menahan nya, bahkan jika dia tak lagi bernafaspun saat ini, dia tidak akan menyesali nya.
Pertama kali ada orang bertanya dan mendengarkan ceritanya, dan perasaan saat ini sangat berharga.
"Maaf," suara Jimin dari dalam dekapan erat itu
"Kenapa mintak maaf ??"
Jimin sedikit mendorong dada Suga melonggarkan dekapan itu,
Lalu memegang liontin dengan huruf MYG yang tak pernah lepas dari leher Suga."Aku tau ini inisial nama adikmu, aku juga tau dia penggemarku.
Aku pernah buka akun nya, melihat foto -fotonya, dan kalung ini selalu ada di lehernya."Suga terpana....
"Melihatmu yang sangat membenciku sejak awal ketemu, dan juga kata-katamu waktu marah memukul kaca.
Aku yakin pasti ada hubungan nya dengan adikmu."
"Apapun kesalahanku, aku minta maaf. Pasti ada alasan kenapa kamu gak pernah bilang apa penyebab kemarahanmu padaku."
Suga menatap Jimin tajam, mungkin juga dia gak sadar dengan perubahan ekspresi diwajahnya.
"Kamu tidur dulu, aku mau merokok dibalkon." Ucap Suga dengan intonasi yang dia paksakan senormal mungkin.
Jimin mengepalkan tangan, cemas melihat perubahan raut wajah Suga.
Seribu pertanyaan saat melihat punggung Suga berjalan menuju balkon.
Jimin makin yakin ada sesuatu.
gak berani mendatangi Suga, karna sepertinya Suga sengaja menghindar dan butuh waktu sendiri..
.
.Tak bosan bosan Suga meminta Yoongi untuk bangun,
Mengelus tangan mungil adiknya itu.
"Yoongia, oppa harus gimana,?."
Tangis Suga pecah, tak mungkin mengungkap kan apa yg menggumpal di dadanya pada Yoongi yang terbaring kaku.
Hanya menangis yang dapat Suga lakukan.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_--- to be continued ---
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [YOONMIN] || END
FanficSuga tak tau haruskah mengutuk ketololan Yoongi adiknya, ataukah Park Jimin yang tak bisa menjaga perilakunya.