Secret Admired pt. 14

535 81 10
                                    

_
_
_
_
_

Suga faham pada akhirnya,
"Ternyata Jimin menjadikan ku umpan dan senjata untuk memprovokasi Taehyung."

Ternyata ini jawaban dari semua teka-teki dihati Suga.

Kemarahan yang berlipat ganda, "harusnya ku apa kan sibrengsek kecil ini.." batin Suga

Tiga orang yang sama sama sengit, menyimpan amarah masing-masing.

Taehyung meninggalkan rumah Jimin. Dia tau Jimin pasti akan menyesalinya, karna Tae begitu percaya diri Jimin tak kan pernah bisa lepas darinya.

Semua sangat memuak kan bagi Suga.
Suga yang biasa jarang emosi, tapi saat ini jantung nya serasa ingin meledak.

Suga berjalan menuju kamar mandi, mencuci mukanya, dia berusaha menurunkan suasana panas hatinya.

Jimin mengikutinya berdiri didepan pintu kamar mandi.
Tak tau harus mengatakan apa, tapi perasaannya tergangu melihat Suga, ada rasa bersalah dan hal semacam gak enak pada Suga.

Suga mengangkat wajahnya yang basah, melihat tajam kecermin yang memantulkan wajah Jimin.

"Pergilah, aku takut tak bisa mengontrol emosiku jika melihatmu". Minta Suga mengatur intonasinya.

Dimata Jimin, Suga benar-benar menakutkan kali ini. Tapi dia tak ingin pergi sebelum menjelaskan nya pada Suga.

Jimin tetap berdiri disitu, ingin menjelaskan sesuatu, tapi tak tau harus memulai dari mana

Mata Suga yang menghujam tajam padanya dari cermin.

"Jadi kamu menggunakan ku sebagai alat untuk membuat Taehyung kembali padamu?"

Jimin gelagapan, "em.. mm.., mungkin jawaban nya iya, tapi tak sepenuhnya begitu. Aku hanya gak tau cara melepaskan diri dari dia". Aku Jimin.

Suga memutar badan menghadapi Jimin. "Lalu siapa laki-laki yang bersamamu waktu kamu konser?". Desak Suga dengan muka memerah makin emosi.

"Dikonser ??". Jimin benar-benar bingung dengan pertanyaan Suga

Padahal waktu konser itu dia sama sekali belum mengenal Suga.

Jimin makin gagab dan salah tingkah.

"Apa maksudmu laki-laki yang bercumbu denganku dibelakang panggung?".

"Gimana kamu bisa tau?"

"Jawab aja." Desak Suga yang sudah menggigil karna emosi.

Jimin menelan ludah bergidik, karna Suga benar-benar terlihat menakutkan.

"Mmm, it.. ituu hanya staf yang kumintai bantuan, karna aku tau Tae sedang melihatnya. Itu hanya pura-pura."

Hmmmm, pura-pura. Jadi hanya karna adegan pura pura itu Yoong ku.....

Dada Suga benar-benar merasa akan meledak.

"Sepenting itu kah cintamu sampai harus mengorban kan aku dan adik ku".
Teriak Suga....

Dan langsung mendaratkan tinjunya pada kaca besar yang menempel didinding.

Kaca itu hacur, pecahan nya berjatuhan kelantai.

Jimin terperanjat, kejadian nya sangat cepat. Sedikit pun dia tak faham kenapa Suga begini, dan apa maksudnya mengorbankan dia dan adiknya.

Ketakutan yang tak terhingga, Jimin pucat pasi, nyaris pingsan.

Tangan Suga bercucuran darah terkena pecahan kaca.

Jimin fokus ketangan itu, dan berusaha meraihnya.
Tapi tangan lain Suga mencengkram lehernya. Yang terlihat diwajah Suga, matanya berkaca-kaca, tangan nya bergetar.

"Pergilah kumohon, kapan saja mungkin aku bisa membunuh mu."

Jimin menangis dan bingung
Bahkan Suga pun menangis karna terlalu emosi.

Jimin tak ada pilihan selain menuruti mau nya Suga. Meninggalkan kamar itu, walaupun hatinya terganggu melihat tangan Suga yang belumuran darah. Jimin sangat khawatir.

Jimin kembali ke kamarnya, sudah hampir jam 5 pagi dan dia belum tidur sama sekali, merebahkan tubuhnya dikasur dengan fikiran gundah.

Suga yang juga sangat lelah tidur dikasur mengulukan tangan agar darah yang menetes tak mengenai kasur, akhirnya tertidur dengan seribu amarah didadanya.

Mungkin hanya satu jam an Jimin kembali terbangun, karna sudah kebiasaan nya bangun pagi.

Dia kembali memasuki kamar Suga, melihat Suga tidur berbantalkan lengan nya sendiri.
Kepalan tangan nya yang menghantam kaca masih berdarah dan menetes kelantai.

Luka ditangan Suga yang terus mengganggu fikiran Jimin.

Tidak peduli akan semarah apa Suga, Jimin tetap berfikir harus mengobati lukanya.

Membawa kotak p3k. Jimin menyentuh tangan Suga pelan, agar tak membangunkan nya.

Jimin membersihkan luka itu dengan alkohol,
Rasa perihnya membangunkan Suga.
Dia membuka mata, dapat merasakan Jimin mengobati dan membalut tangan nya.

"Jangan menyentuh ku dengan selembut itu. Jangan biatkan aku melihat sisi baik mu" Batin Suga

Suga mengangkat wajah, melihat Jimin.
Jimin yang takut karna Suga bangun, tapi berusaha menahan diri.

Suga duduk dipinggir kasur, berhadapan dengan jimin yang bersimpuh dilantai.

Tangan Suga sudah selesai diobati dan dibalut perban.

Jimin berniat untuk kembali kekamarnya, tapi melihat Suga yang sudah lebih tenang, jimin berfikir untuk mengucapkan sesuatu.

"Aku minta maaf, .." diam sejenak.

"Ayo hentikan perjanjian kita, aku gak akan memperalatmu lagi. Kamu bebas ".
Jimin berkata pelan dan menunduk, menghindari tarapan suga.

Suga menjulurkan tangan, menelusup
diantara leher dan telinga Jimin,
lalu mencium bibir indah jimin

pelan dan lembut, sesaat waktu
seperti berhenti.

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

--- to be continued ---

SECRET ADMIRER [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang