ARDAN baru saja sampai di Rumah Sakit tempat Rista ditangani. Setelah bertanya pada rekam medis, Ardan pun menuju ICU.
Mata Ardan membulat seketika, pasalnya perawat memintanya untuk tidak masuk. "Maaf ya, Pak. Pasien sedang kritis. Dokter sedang melakukan yang terbaik. Permisi."
Setelah perawat masuk ke dalam ICU, Ardan mencoba mengintip namun perawat tersebut menutup pintu dengan gorden. Ardan pun hanya mendesis.
Ia memutuskan untuk duduk. Adzan Maghrib berkumandang dari Musholah samping Rumah Sakit. Buru-buru Ardan menerima panggilan itu.
Ardan terkesima melihat padatnya pengunjung. Bisa dipastikan mereka adalah keluarga dari pasien di Rumah Sakit yang sama.
Ia melenggang memasuki tempat wudhu. Ia melakukan wudhu nya dengan penuh khidmat. Berharap agar wudhu itu bisa meruntuhkan dosa-dosanya.
Setelah mengambil wudhu, ia pun membenarkan kemejanya dan kaki celana yang tadinya ia gulung.
Matanya membulat heran, "Loh, Alda?"
Alda yang menoleh pun terlonjak kaget. Jari telunjuknya ia arahkan pada Ardan, "Kak Ardan, ngapain di sini?"
"Aku liburan. Kalau kamu?" Ardan sembari mencari tempat agar tidak mengganggu orang yang lalu lalang ingin mengambil wudhu.
"Aku diajak liburan bareng teman-teman. Wah, Rista mana?" Alda celingak-celinguk mencari keberadaan Rista.
Mendengarnya, Ardan termenung sedih. "Lagi di Rumah Sakit."jawab Ardan lirih.
Matanya terpejam mencoba untuk kuat menghadapi semua ini.
"Dia sakit? Kalau begitu, selesai sholat nanti aku jenguk."balas Alda.
"Hm, oke. Ya udah, aku duluan, ya." Ardan menarik diri. Pandangannya kosong. Khawatir dan sedih membuatnya seperti orang linglung.
Alda memerhatikan Ardan dari jauh. Mengingat beberapa bulan lalu Rista curhat akan sikap kasarnya, ternyata sekarang ia berubah menjadi orang yang sangat baik.
Tutur kata lembut yang keluar dari mulut lelaki itu, bisa membuat siapa pun jatuh hati. Alda menggelengkan kepalanya sembari menggumam lirih. "Rista..Rista."
Alda pun memasuki Musholah. Setelah Iqomah selesai berkumandang, maka sholat pun dilaksanakan.
Mereka tampak khusyuk menikmati dan mendengar lantunan ayat suci Alquran dari Sang Imam.
Entah karena apa, rasanya sholat kali ini membuat Ardan ingin berlama-lama dalam mencurahkan isi hatinya.
Ia paling suka menceritakan rentetan yang membuatnya gelisah pada saat sujud.
Saat dahi, hidung, menyentuh sajadah. Saat itulah hatinya tenang. Apalagi setelah ia mencurahkan kesedihannya. Seakan-akan Allah SWT mengatakan padanya, bahwa semua akan baik-baik saja.
"Assalamu'alaikum warahmatullah.."
"Assalamualaikum warahomatullah.."
"ASTAGHFIRULLAH HAL'ADZIM, ALADZI LAAILAHA ILLAHUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIIH"
"LAA ILAHA ILLALLAH WAKHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WALAHUL KHAMDU YUKHYIIY WAYUMIITU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'INNQODIIR"
"ALLAHUMMA AJIRNI MINAN-NAAR" 3 x
"ALLAHUMMA ANGTASSALAM, WAMINGKASSALAM, WA ILAYKA YA'UUDUSSALAM FAKHAYYINA RABBANAA BISSALAAM WA-ADKHILNALJANNATA DAROSSALAAM TABAROKTA RABBANAA WATA'ALAYTA YAA DZALJALAALI WAL IKRAAM"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rista dan Ardan
RomanceCerita ini adalah lanjutan My Senior My Husband ya. Membahas cerita kakak nya Zahra sama Kakak Iparnya ya. cekidot!