Happy Reading ✨
Aku mengetuk ngetukan jariku di meja, menatap buku tulis dengan sangat lamat mencoba memahami isinya. Pada akhirnya aku menyerah dan menutup wajahku dengan telapak tangan. Boleh kah aku menangis? Aku memang sudah menjadi mahasiswa tapi bukan berarti aku akan ingat semua tentang matematika. Percayalah aku cukup pintar matematika tapi aku lemah jika aku belum mengetahui polanya. Aku lupa! Aku benar benar lupa rumus yang satu ini. Dan perlu di ingat ini adalah materi SMA yang aku pelajari 4 tahun yang lalu di kehidupanku sebelumnya
"Grayy.... " panggilku dengan putus asa.
"Hmm?" gumam Grayyan dengan lembut.
"Aku gak ngerti yang ini.... Kamu ngerti gak? " rengekku sambil menunjuk beberapa huruf dan angka yang tertulis di buku catatanku.
Grayyan berbalik dan melihat ke arah tunjuku. Silahkan kalian ingin bilang aku bodoh silahkan. Sepintar pintar tupai melompat, pasti ia akan jatuh juga. Jadi meskipun aku pintar bukan berarti aku tak punya kekurangan. Ada kalanya aku lemah terhadap hal ini.
"Oh ini. Ini tuh caranya gini. Kamu kan udah hitung semuanya jadi gini. Nah hasilnya kan jadi 3n-3=2n+2 nah kita silangkan ini jadi 3n-2n=2+3 hasilmya jadi n=5 nah karena n nya udah ketemu kamu tinggal hitung permutasiannya. Udah deh" jelas Grayyan padaku.
Mataku membulat lebar, what? Jadi? Arggh hanya disilang? Kepalaku sudah pusing tapi ternyata hanya perlu di silang untuk mendapatkan hasilnya. Oh tuhan apa otakku sedang tidak baik baik saja? Padahal hanya sesederhana itu.
"Sumpah Grayy makasih banget. Aku gak ngerti kok hari ini otak aku rada gak jalan"
Grayyan lalu tersenyum manis. Duh boleh gak sih agak mundur gitu Grayy. Takut diabet plis. "Kamu lagi laper, jadi pikirannya kacau dan gak bisa fokus" ucapnya.
Waw dari mana dia bisa tau aku lapar? Memang betul sih. "Iya, aku belum makan. Kok kamu tau? " tanyaku penasaran. Jangan bilang dia cenayang.
"dari tadi perut kamu bunyi" ucapnya menunjuk ke perutku yang tak terlihat di balik meja. Emang ea? Kok gak ngeh sih akunya.
Karena sudah kepalang malu aku hanya bisa cengegesan sambil menggaruk kepalaku. Oke cukup mari kita ganti topik.
"Tapi serius kamu kok pinter banget ya? Aku kagum sih, kamu tuh paket komplit banget." pujiku membanting stir pembicaraan.
Grayyan terkekeh mendengarku. "Di atas lagi masih ada langit. Di atas aku masih ada yang lebih pinter. Contohnya..... Tuh" dagu Grayyan menunjuk ke arah sebelah kananku.
Aku tak menoleh, aku tahu siapa yang Grayyan maksud. Wajahku seketika cemberut, malas sekali untuk melihat wajah Ardio brengsek itu.
Oh ya fyi ini adalah hari ketiga setelah acara aku dijadikan taruhan oleh si Ardio itu. Sejak malam itu Ardio tidak lagi pulang ke mansionku, kalaupun ia pulang ke sana itu tidak akan bisa karena aku sudah memerintahkan semua orang di mansion untuk tidak membukakan pintu sedikit untuk Ardio. Persetan dengan ancaman mama aku tidak perduli lagi, aku lebih baik dimarahi habis habisan dari pada harus menerima orang yang sudah menjualku dengan percuma. Najis!
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Let Me Go? END [TERBIT]
Teen FictionPart masih lengkap!! Dellia adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan tugas skripsinya. Namun sayang nyawa gadis tersebut berakhir karena kehabisan uang dan kelaparan. Semua uangnya habis ia dedikasikan untuk panti asuhan...