Part masih lengkap!!
Dellia adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan tugas skripsinya. Namun sayang nyawa gadis tersebut berakhir karena kehabisan uang dan kelaparan. Semua uangnya habis ia dedikasikan untuk panti asuhan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang. Sudah waktunya untuk para murid mengisi tangki energi mereka dengan makanan. Termasuk aku dan kawan-kawan yang kini sedang asik makan di tengah ramainya kantin.
Saat kami sedang asik-asiknya makan sambil sesekali mengobrol, datang dua gadis yang nampak tersenyum beeseri-seri. Yang satu aku kenal dan yang satu aku tidak kenal. Itu Risa dan satu gadis yang mungkin temannya Risa. Mereka menghampiri kami dengan wajah sedikit malu-malu tai kucing.
"Hai, boleh gak kita duduk di sini" ucap Risa meminta izin. Tentu saja hal itu diangguki oleh Ardio yang merupakan boss dari semua yang ada di sini.
Berhubung meja kantin ini cukup untuk menampung 8 orang, jadi kami berikan mereka tempat duduk. Posisinya Devan, Gilang, Rangga duduk di meja sebelah kanan. Lalu Ardio, aku dan Grayyan duduk di sebelah kiri, posisi ku berada di tengah tengah kedua pria ini. Jadi jika mereka ingin bergabung, otomatis Risa di samping Ardio dan gadis di sebelahnya duduk di sebrang.
Sesuai dengan yang aku pikirkan Risa langsung mengambil tempat duduk di samping Ardio dan dengan tanpa rasa malu gadis itu merangkul lengan Ardio. Ugh aku merasa geli sendiri, tapi aku sudah terbiasa jadi ya sudah.
"Kak, aku boleh duduk sebelah kak Grayyan gak ya? " tanya gadis yang tidak aku kenal yang baru ku sadari ternyata gadis itu masih berdiri di tempat.
"Kenapa? " tanyaku dengan menaikan sebelah alis. Aku sangat tidak suka.
Dengan wajah malu malu gadis itu menunduk menautkan jarinya. "A-aku mau duduk di deket Risa aja" jawab gadis itu dengan wajah tersipu.
Hey! Kau pikir aku buta hah? Aku bisa dengan jelas melihat niatmu, itu sangat jelas tertulis di jidat lebarmu itu hm!
"Gak, gue udah mager" jawabku sedikit ketus. Aku benar benar tak bisa menahan diri. Jangan harap kau bisa mengambil Grayyan dariku.
"Kak Ell kok gitu sih, Caca kan cuma mau duduk, kasih aja lah kasian" ucap Risa dengan nada halus dan lembut seakan memperlihatkan bahwa aku ini jahat. Ugrhh menyebalkan.
"Kalau gue gak mau gimana? Udah mending dibolehin gabung, ketimbang duduk susah" ucapku kesal. Aku sudah tidak perduli lagi jika aku harusnya berbuat baik pada siapapun. Aku akan biarkan siapapun membawa Ardio tapi tidak dengan Grayyan.
Kek What?! Ni anak ngomong apa tadi? Tak hanya aku tapi semua yang ada di sini melongo dengan keberanian Risa yang berbicara seperti itu padaku. Hey anak anak Raxions tidak pernah ada yang berani melawanku meskipun aku bukan bagian dari mereka. Lalu gadis ini dengan beraninya?
"Maksud lo? " tanyaku mulai kesal.
"Ya aku lihat kaka gak pernah main sama siapapun selain anak-anak Raxions. Itu berarti kaka gak punya temen kan? Makanya kaka gabung mulu ke sini" ucap gadis itu dengan wajah polosnya. Wah wah keren, sangat keren. Bagaimana dia bisa terlihat polos dan lugu sementara kata-katanya setajam silet? Apakah ini yang dimaksud PPB?