Jadian

28K 1.7K 80
                                    

Happy Reading ✨



Happy Reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flasback on

"Hiks... Huaaaa hiks.... Bonekaa.... Hiks..." tangis gadis kecil yang terduduk di sudut taman di bawah pohon.

Gadis berumur 6 tahun itu terduduk sambil menyembunyikam wajahnya ke dalam tangan mungilnya itu. Tangisan yang begitu memilukan hingga siapa saja yang melihatnya akan merasa iba.

Tiba-tiba ada sebuah tangan dengan pelan menepuk pundak gadis kecil tersebut. Dengan sesenggukan gadis kecil itu menengok dan menemukan teman laki-lakinya yang tampak kusam kotor dan sudut bibirnya terluka.

"Arooo.....  Hiks hiks...  Aro mereka jahat,  m-mreka bhawa boneka L-Lhiaaaa" tangis gadis itu pecah sambil memeluk bocah laki-laki di hadapannya.

Bocah laki-laki tersebut merespon dengan mengelus kepala Ellia dengan lembut. Ya, gadis kecil itu Ellia dan bocah kecil yang dipanggil Aro itu adalah Ardio.

"Lia jangan nangis" ucap Ardio tenang lalu mengeluarkan sebuah boneka kelinci yang sedari tadi ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

Dengan lembut Ardio mengetuk pelan hidung kelinci tersebut ke pundak Ellia yang masih sesenggukan. Merasakan sesuatu yang menyentuhnya, Ellia menengok dan menemukan boneka kelincinya yang di rebut oleh anak-anak jahat tadi. Ellia sontak merubah ekspresinya menjadi sangat bahagia.

"Boneka Lia!" pekiknya kesenangan saat melihat boneka itu.  Dengan segera Ellia memeluk erat bonekanya.

Ardio hanya tersenyum sambil mengelis pucuk kepala Ellia, ia merasa bahagia melihat senyuman manis Ellia.

"Kok boneka Lia bisa ada sama Aro?" tanyanya. "Apa Aro rebut balik boneka ini dari mereka? " mata Ellia penuh dengan binar kekaguman, membuat Ardio dengan sangat semangat mengangguk membanggakan diri.

"Ihhh Aro hebaat, Aro keren bangeeet!" Riang Ellia sambil berputar-putar senang.

"Tapi..... Bibir Aro kenapa?  Aro terluka yah? " khawatir Ellia saat ia sadar bahwa penampilan Ardio jauh dari kata rapih

"Cuma sedikit" jawab Ardio singkat. Meski perih tapi baginya itu bukan apa-apa, karena kata kakeknya seorang pria itu harus kuat.

"Tapi Aro gaboleh diemin, nanti makin sakit" Ellia kemudia membuka tas kecil berwarna pink miliknya lalu memasukan tangannya seperti mencari sesuatu. "Ketemu!" serunya saat menemukan plaster yang ia cari.

"Sini Aro, bibirnya Lia obatin"

Tanpa banyak berbicara Ardio pun mendekatkan wajahnya pada Ellia, memudahkan gadis itu mengobati lukanya. Dengan perlahan setelah membersihkan sudut bibir Ardio menggunakan air minumnya, Ellia menempelkan plaster tersebut dengan teliti agar bagian tengahnya berada tepat pada luka Ardio.

Can You Let Me Go?  END [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang