Part masih lengkap!!
Dellia adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan tugas skripsinya. Namun sayang nyawa gadis tersebut berakhir karena kehabisan uang dan kelaparan. Semua uangnya habis ia dedikasikan untuk panti asuhan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Warna jingga menghiasi langit, menampilkan matahari yang akan semakin hilang tenggelam di tengah tingginya bangunan kota. Pemandangan dari atas rooftop begitu sangat indah memanjakan mata, membuat siapa saja yang singgah akan merasa sangat nyaman dan tenang.
Tapi tidak dengan pria satu ini. Padahal sudah ada pemandangan yang begitu indah dan ditemani dengan sebatang rokok di buku tanganya. Tapi sampai saat ini hatinya masih belum bisa tenang dan beribu ribu pikiran rumit terus mengelilingi otaknya.
Ardio kembali menghisap ujung rokok di tangannya, menghisap begitu dalam dan menghembuskannya melalui hidung dan mulut. Menutup matanya sejenak menikmati rasa asap yang ia hirup dan angin yang sepoi sepoi melewati kulitnya. Dirinya sangat lelah untuk beberapa alasan dan butuh healing seperti ini.
Suara langkah kaki mendekat menandakan ada seseorang di sekitar Ardio. "Rokok mulu lo cil" ucap seseorang yang Ardio kenali.
Ardio menoleh sesaat lalu merogoh saku celananya, melempar sekotak rokok itu pada pria di sampingnya. Pria yang mendapat lemparan rokok dari Ardio dengan senang hati menerima dan menyulut satu batang di tangannya. Pria itu semakin mendekat dan menyamakan posisi seperti Ardio, berdiri menatap langit sambil tangan bertumpu di pembatas rooftop.
"Gue udah denger tentang James dari om Ardan. gue gak nyangka orang seteliti James bisa sampe kek gitu" ucap pria di samping Ardio.
Ardio tak menjawab apapun. Dirinya masih fokus menyesap batang rokok yang semakin memendek.
"Gue juga udah denger tentang rencana lo" ucap pria itu sedikit terjeda dan menoleh ke arah Ardio. "Lo yakin mau ngelakuin itu? " tanyanya serius.
"Kapan lo dateng? " Ardio membuka suara.
"Gak usah ngalihin pembicaraan. Yo, lo harus pikirin lagi masalah ini mateng-mateng. Mungkin aja ada cara lain selain itu" pria itu menatap Ardio serius. "Hati gak bisa di mainin Yo. Entah lo atau dia yang terluka, kalau udah pecah retakannya gak bakal ilang"
Ardio menghela nafas panjang. "Gue tau apa yang gue lakuin. Dan gue gak akan mundur" Ardio membalas menatap pria di sampingnya. "Cuma ini yang bisa gue lakuin" lanjutnya.
Pria itu mendengus kesal. "Gue tau lo Yo, lo gak bisa bohongin gue. Kalau dia sampe pergi dari lo, lo sendiri yang rugi"
"Dia gak akan pergi dari gue. Karena gue gak akan pernah ngelepasin dia barang sedikitpun. Bahkan jika dia melakukan hal gila untuk lepas dari gue, gue gak akan pernah lepasin dia" jelas Ardio dengan tatapan tajam dan penuh ambisi.
Pria di samping Ardio hanya bisa menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya. Ia sangat tahu bahwa sepupunya ini adalah orang yang penuh ambisi dan sedikit gila ketika bertindak. Ardio juga termasuk pria yang bodoh soal percintaan. Ia benar-benar mengkhawatirkan nasib calon iparnya itu. Semoga Ellia selalu tahan menghadapi sifat egois Ardio.