Masak

22.4K 1.3K 32
                                    

Happy Reading ✨



Malam ini malam minggu, malam dimana para anak muda akan keluar rumah untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman atau melakukan aktivitas lain yang menurut mereka menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini malam minggu, malam dimana para anak muda akan keluar rumah untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman atau melakukan aktivitas lain yang menurut mereka menyenangkan.

Sayangnya di malam minggu ini aku tidak melakukan apapun, hanya duduk manis ditemani tv besar dan cemilan ringan di tanganku. Yah aku tidak keluar, bukan tak mau tapi tak ada yang mengajak. Kalau aku pergi sendiri? Bisa saja tapi kan agak gimana gitu ya, malam minggu keluar sendiri tuh keliatan banget jomblo nya.

Saat sedang asik menonton sambil menyemil popcorn, tiba tiba seseorang duduk di sampingku lalu dengan posesif memeluk pinggangku erat. Pria ini Ardio, dengan santai mendusel-dusel wajahnya di ceruk leherku, itu membuat ku geli. Jika kalian bertanya mengapa aku membiarkannya memperlakukanku seperti ini? Itu karena aku pun tak tau mengapa aku membiarkannya, sejak awal aku merasa perlakuan dan skinshipnya padaku adalah hal yang wajar dan biasa kami lakukan, aneh bukan? Padahal aku baru memasuki dunia ini.

Aku membiarkan Ardio mencari posisi nyamannya dan aku pun mencari posisi nyamanku, kami berdua akhirnya menonton bersama dan memakan popcorn bersama, lebih tepatnya aku yang menyuapinya popcorn. Sangat dekat bukan?  Aku pun heran mengapa aku merasa nyaman dengan keintiman ini, tapi anehnya aku tak bisa menolak. Aku jadi takut jika suatu saat dia benar-benar mengajaku membuat dull, mengingat pria itu sudah membawa keting-tingan Risa jauh sebelum menikah pada alur cerita novel. Tapi sepertinya Ardio tak akan melakukannya padaku, karena Ardio hanya mencintai Risa.

Oh ya ngomong-ngomong ini sudah malam ke tiga Ardio menginap di mansionku. Kami tetap satu kamar selama ini dan tentunya tidak satu ranjang, Ardio tetap tidur di sofa kamarku yang bisa berubah menjadi kasur empuk dalam sekejap, seakan-akan sofa itu ada memang untuk dirinya khusus. Yah meskipun Ardio menyebalkan tapi dengan dia memilih tidak satu ranjang denganku itu sudah memberikanku rasa respeck terhadap dirinya.

Selama itu juga aku berangkat dan pulang sekolah bersama Ardio, benar-benar tidak ada celah. Tak hanya itu Ardio juga sekarang sangat menempel padaku, entah dimanapun aku berada di situ ada Ardio, sungguh menyebalkan. Karena itu juga aku harus terus menonton kemesraan Ardio dengan Risa dari dekat, menjengkelkan! Ditambah dengan segala drama yang di buat oleh gadis itu sampai aku yang disalahkan atau pun terluka, rasanya aku jadi tidak menyukai gadis itu. Tapi untungnya selain Ardio, Grayyan juga selalu ada di sampingku dan melindungiku, aahh mengingatnya membuat pipiku panas dan memerah, jantungku berdebar dan perutku terasa geli. Yah aku sadar aku sudah semakin menyukai pria itu.

Saat sedang enak-enaknya melamun menghayal tentang diriku dan Grayyan, tiba-tiba ada sesuatu yang menusuk pelan pipiku. Aku menoleh dan melihat Ardio yang sudah memandangiku sambil tersenyum kecil, matanya penuh kehangatan namun sedikit angkuh seperti biasa.

"Muka lo kenapa merah gitu? Salting ya?" ucapnya dengan sedikit mengejek.

Oh apa? Salting? Ya aku salting tapi bukan padamu! Narsis!

Can You Let Me Go?  END [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang