Happy Reading ✨
Pintu apartement terbuka, menampilkan seorang pria yang tampak dewasa. Pria itu masuk dengan ekspresi biasa, namun seketika berubah saat sudah berjalan semakin dalam dan mencium bau alkohol yang begitu menyengat. Pria itu Alex, dengan perlahan maju mendekati ruang tengah yang tampak begitu gelap. Langsung saja alex menyalakan saklar lampu dan semua seketika menjadi cerah.
Alex melihat sekitaran ruang tengah itu. Pria ini cukup khawatir dengan keadaan sepupunya. Terduduk lemas dengan wajah bercucuran air mata, botol minuman alkohol yang terdebar di seluruh tempat.
"Habis berapa botol lo cil" tanya Alex.
Tak ada jawaban. Ardio masih termenung sambil mengalirkan air mata. Alex yang prihatin pun kemudian melewati beberapa botol yang berserakan dan duduk di samping Ardio. Ardio sendiri pun tersentak dengan pergerakan di sampingnya.
"Ellia? " ucapnya sambil menoleh ke samping.
"Ellia Ellia.... Gue Alex" sewot Alex tak terima. "Udah stop minumnya, ntar bokap lo ngamuk ke gue"
Ardio tak menghiraukan Alex dan malah kembali meneguk gelas berisikan cairan merah itu. Alex pun dengan sigap merebut gelas mewah itu dari Ardio.
"Lepasin anjing! "
"Lo yang lepas! " bentak Alex. "Lo kenapa sih Yo? Lo bisa stop gak sih kayak gini? "
Ardio tak menjawab. Tangisnya kini mulai memecah. Dengan kesal pria itu memukul sofa yang di dudukinya. "Aargghhhh...... Gue gak mau kehilangan Ellia..... Gue gak mau.... Gue gak bisa apa apa tanpa dia... "
Alex menggelengkan kepalanya. Ini lah alasan kenapa dirinya masih memanggil Ardio sebagai bocil, bukan karena Ardio lebih muda darinya, tapi karena Ardio itu memang tampang dan gayanya saja yang cool dan dewasa, namun aslinya pria ini akan sangat mudah menangis ketika sesuatu menyakiti hatinya.
"Kenapa Yo? Ellia ngajak lo batalin pertunangan?" tanya Alex.
"ENGGAK! ANJING JANGAN NGOMONG HAL ITU! " Teriak Ardio tampak tak terima.
"Ya terus apa! Lo kenapa? " Alex juga sudah mulai frustasi mengasuh bocil yang satu ini.
Ardio tak menjawab, pria itu hanya terus menangis mengutarakan sakit di hatinya. Yah Ardio benar benar sakit hati namun ia tak bisa menyalahkan Ellia. Ardio sungguh tak sanggup melihat dan mengingat pemandangan yang satu itu.
Flashback
Niatnya Ardio hadir untuk mengucapkan selamat pada Ellia yang memenangkan kompetisi Ice skating, dirinya juga sudah siap dengan permintaan Ellia seperti yang ia janjikan. Suasana tempat ini juga sudah lumayan sepi karena acaranya sudah selesai. Ardio dengan mantap melangkahkan kakinya ke tempat Ellia berada dengan sebuket bunga indah kesukaan gadis itu. Namun saat ia akan berbelok ke koridor tubuhnya berhenti seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Let Me Go? END [TERBIT]
Подростковая литератураPart masih lengkap!! Dellia adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan tugas skripsinya. Namun sayang nyawa gadis tersebut berakhir karena kehabisan uang dan kelaparan. Semua uangnya habis ia dedikasikan untuk panti asuhan...