13-MASALAH?

1.2K 180 71
                                    

Terimakasih sudah mengklik part ini.

Wajib follow akunku sebelum baca.

Tandai typo ✅

_________

"Silahkan ambil istri gue. Setelah lo berhasil langkahin mayat gue."
~Rivandoxa Zanendra~
_________

Hari ini, Rivan dan Liona akan pindah ke sebuah apartemen yang dihadiahkan oleh Hera sebagai hadiah pernikahan mereka. Apartemen itu dulu memang pernah ditinggali sebentar oleh mereka, namun mereka memutuskan untuk membeli rumah yang baru. Alhasil, karna sudah tak ada yang tinggal di sana, maka apartemen itu diberikan saja kepada mereka berdua.

Setelah memasukkan semua barang mereka ke dalam koper, Liona dan Rivan turun ke bawah untuk pamit kepada orangtua Rivan. Kepindahan mereka ini juga telah diberitahukan kepada keluarga Liona.

"Sering-sering kesini ya, sayang," ucap Elena sambil memeluk Liona.

"Pasti, Ma," jawab Liona.

"Rivan, kamu denger mama, kan? Kalian harus sering main kesini. Liona jangan kamu kurung di kamar terus."

Rivan mendengus. "Iya, Ma."

"Yaudah, kalo begitu kita berdua pergi dulu ya Pa, Ma," ucap Liona, lalu menyalami tangan Elena dan Hera, diikuti oleh Rivan.

"Kak Liona!!"

Suara teriakan Bella terdengar. Ia pun berlari dan memeluk Liona erat.

"Kakak mau pergi?"

"Heheh, iya sayang. Nggak jauh-jauh kok," jawab Liona.

"Kakak sama bang Rivan bakal sering kesini, kan?"

"Iya, Bella sayang. Kakak janji bakal sering kesini, hm."

Bella tersenyum,"janji, ya?"

"Iya, janji."

"Yasudah, kalian berangkatlah sekarang. Apartemen kalian perlu diberesin. Terakhir papa kunjungi sudah sangat berantakan," ucap Hera.

"Iya, Pa. Kalo gitu kita pergi dulu, ya!" ujar Liona.

"Kita pigi dulu, Pa, Ma," sahut Rivan.

"Dah, kak Liona, bang Rivan!" seru Bella.

"Dah, Bella!" ucap Liona sambil melambaikan tangannya diikuti Rivan yang balas tersenyum ke arah Bella.

•••🍂•••

Sesampainya di tempat tujuan, Liona terkesiap melihat bangunan apartemen megah di hadapannya. Mereka berdua pun berjalan menuju pintu utamanya. Rivan memasukkan pin kunci dan pintu pun akhirnya terbuka.

Rivan dan Liona tertegun melihat pemandangan isi apartemen itu. Ruang tamu namun sepertinya tidak layak untuk disebut ruang tamu. Malahan terkesan seperti kapal pecah. Meja tamu yang sudah terbalik. Posisi sofa yang tak beraturan. Bantalnya terlempar kemana-mana. Langit-langitnya sudah banyak dihuni oleh makhluk menggelikan alias laba-laba dengan berbagai macam bentuk jaring yang dibuatnya. Debu bertebaran dimana-mana. Bahkan ada beberapa lukisan abstrak kecil yang terjatuh. Oke, ini masih ruang tamu. Mungkin ruangan lainnya lebih parah dua kali lipat dari sini.

RIVANDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang