TERIMAKASIH SUDAH MENGKLIK PART INI.
ABSEN JAM BERAPA KALIAN BACA INI?
BERI VOTE DULU SEBELUM BACA.
KALO UDAH, SILAHKAN DIMULAI!!!
_________
"Jika sudah cinta, maka segala cara dapat dihalalkan agar orang yang kita cinta tetap berada di sisi kita."
_________Rivan melajukan kecepatan motornya di atas rata-rata. Ketika hampir mendekati warung langganan mereka, alias warungnya Mbak Ranti, ia memelankannya. Setelah menurunkan standar motornya, ia pun melepas helm dan berjalan menuju tempat ketiga sahabatnya yang sudah kian sampai di sana.
"Dateng juga, calon papanya ponakan gue," sambut Arlan. Rivan hanya menatapnya malas, dan ikut duduk di samping Nando.
"Udah dapet izin lo kesini?" tanya Nando.
"Hm," jawab Rivan. 'Hm' artinya 'udah'. Tapi ia sedang berbohong, bukan? Ngomong satu huruf saja dengan Liona tadi sebelum kesini belum, apalagi kalo minta izin.
"Udah?"
"Kenapa sih lo, kalo dia gak ngizinin, lo mau marahin gue?" decak Rivan membuat Arlan terkejut.
"Waduh, gak baik sensian malam-malam, bos. Pertanyaan gue gak salah," kilah Arlan. Sebenarnya mereka sudah tahu kenapa mood Rivan kurang baik malam ini.
"Terserah, lo!"
"Kayaknya gue gak bakal jomblo lagi deh," tutur Nando mengalihkan topik pembicaraan.
"Emang cewek mana nih, yang udah bego masuk ke list calon pacar lo?" tanya Arlan santai.
Nando menatapnya kesal. "Lo emang gak pernah seriusin omongan gue, Lan. Lo lebih bego!"
"Nggak."
"Kalo sampai gue jadian sama tuh cewek, siap-siap lo gue suruh joget di aula sekolah tanpa baju, Lan."
"Anjir lu, mana mau gue!"
"Makanya!"
"Emang siapa sih, ceweknya?"
"Ada lah!" jawab Nando angkuh.
"Sialan lo, kalo gak niat kasihtau dari awal, jangan besar mulut buat pamer! Ini lo pamer ke tembok apa?!" ketus Arlan.
"Kalo gue kasihtau, lo juga pada tau," balas Nando.
Arlan mengernyit tidak mengerti. "Lah, emang gitu konsepnya, ogeb! Kalo lo kasihtau, ya kita jelas bakal tau, lah! Anjir lo, emang bego! Gak salah gue nilai lo!"
"Hehe, iya juga, ya?" gumam Nando.
Arlan menggeram. "Gue pengen seret lo di hutan Do, biar di cabik-cabik sama serigala!"
"Ah, gak main! Macan tutul baru," balas Nando.
Arlan mengangguk-ngangguk beberapa kali. "Gue emang gak salah Do, lo emang bego."
"Biarin, lo lebih."
"Enak aja!"
"Bisa diem gak lo berdua?" tegur Zion datar.

KAMU SEDANG MEMBACA
RIVANDO
Teen Fiction"Takdir itu lucu. Dan dijodohkan sama lo itu adalah bagian dari takdir gue yang sama sekali tidak gue anggap lucu." Rivandoxa Zanendra dengan segala kenakalannya. Menjadi cowok populer membuatnya terlihat nyaris sempurna di kalangan para gadis di se...