34-PERKARA SIAPA DAN KEMANA

533 86 87
                                    

TERIMAKASIH SUDAH MENGKLIK PART INI.

SATU VOTE DARI KAMU SANGAT BERARTI BUAT PENULIS⭐

TANDAI TYPO.

•Happy Reading🍒•

__________

"Sebuah kebohongan pasti akan terungkap pada saatnya."
__________

Zion mengantar Liona sampai ke apartemen.

"Makasih Yon," ucap Liona setelah turun dari motor.

"Sama-sama," balas Zion. Lalu keduanya terdiam selama beberapa detik.

"Jangan sungkan cerita sama gue kalo lo lagi ada masalah, Na. Gue tau keadaan lo sekarang tidak sedang baik-baik saja. Bertahan sama sikap Rivan, ya. Dia tidak seburuk yang lo pikirin," terang Zion.

Liona terdiam, namun mengangguk setelahnya. "Iya Yon, thanks, ya."

Zion mengangguk. "Kalo gitu, gue pergi dulu, bye."

"Iya, hati-hati," balas Liona. Zion pun akhirnya meninggalkan tempat itu. Sementara Liona mulai melangkahkan kakinya memasuki apartemen. Tapi entah kenapa kakinya terasa berat untuk masuk ke sana. Ia seperti merasa malas melihat wajah Rivan sekarang.

Tapi mau tidak mau, ia akhirnya berjalan ke dalam. Sampai di kamar, ia tidak menemukan keberadaan Rivan. Ia merasa lega. Tapi disisi lain, hatinya bertanya kemana lagi lelaki itu pergi. Apa ke rumah Herin?

Liona berjalan melewati dapur dan menemukan Bi Inah sedang membersihkan toilet.

"Bi, Rivan tadi udah pulang?" tanya Liona.

"Belum, non. Memangnya tuan Rivan tidak bareng sama non Liona?" tanya Bi Inah.

Liona menatap kebawah sebentar. "Gak, bi. Tadi katanya ada urusan lain," jawabnya berbohong.

"Oh, gitu."

"Aku ke ke atas dulu, bi."

"Iya, non."

Liona kembali ke kamar. Ia pun segera mengganti pakaiannya. Setelah selesai, ia kebawah lagi untuk makan. Makanan sudah disiapkan Bi Inah di atas meja. Liona pun mulai menikmati makanannya tanpa memikirkan tentang Rivan lagi.

Setelah makan, Liona tidur sebentar. Sejak adanya Bi Inah yang bekerja di apartemennya membuat Liona ada waktu tidur setelah pulang sekolah. Namun sebelum itu, ia mencoba mengecek ponselnya, kalau ada pesan yang masuk. Namun setelah mengecek, tidak ada pesan baru yang masuk, apalagi dari Rivan. Liona menghela napasnya kecewa.

Setelah membaringkan tubuhnya di kasur, Liona pun perlahan memejamkan matanya dan berakhir terlelap.

•••🍂•••

Lain halnya dengan Rivan yang kini menahan rasa geramnya sejak beberapa menit yang lalu. Setelah mengantar Herin, Arumi memaksanya untuk singgah sebentar, mengajak Rivan makan bersama.

Sebenarnya ia tadi sudah menolak beberapa kali secara halus, tapi ibu dan anak itu sama saja. Ia didesak untuk tinggal. Jadilah sekarang, Rivan dan kedua perempuan itu duduk di meja makan menikmati makanan bersama.

RIVANDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang