Terimakasih sudah mengklik part ini.
Wajib follow akunku sebelum baca.
Tandai typo ✅
________
"Menolong lebih berharga daripada ditolong."
________
"Gak mau!"
"Gue bisa keluarin lo dari sini sekarang kalo lo gak mau!"
Liona melotot. Sebelum kemudian menatap Rivan sinis. "Keluarin gue? Emangnya lo siapa? Emang bokap lo pemilik sekolah i-"
"Iya!" potong Rivan cepat. Liona membelalakkan matanya.
"Pilih, buru! Lo udah bikin jalan gue pincang! Gue gak bakal nerima maaf lo, kalo lo gak nurutin perintah gue!"
Liona menatapnya kesal. Disisi lain, ia merasa sedikit takut jika ucapan Rivan benar-benar terjadi. Masa iya, ia dikeluarkan? Belum juga masuk ke ruang kepsek untuk diberitahu ruang mana ia akan masuk, masa ia langsung di keluarkan? Padahal ia sudah susah dan capeknya mengurus administrasi kepindahannya. Bisa pusing tujuh keliling jika ia harus mengurusnya lagi. Yang benar saja!
"Gue gak punya banyak waktu. Kalo lo gak jawab dalam hitungan kelima, gue telfon papa gue sekarang," ancam Rivan.
"Satu.."
Liona masih diam.
"Dua.."
Masih diam.
"Tiga.."
Liona masih juga tak bergeming.
"Empat..."
Masih diam juga. Sangat sulit menerima syarat dari Rivan.
"Lo pilih dikeluarin? Ok!" Rivan mulai menghidupkan ponselnya.
"Oke!!" sahut Liona setelah yakin akan pilihannya. "Gue setuju syarat dari lo!" Semoga pilihannya baik untuk hari-harinya kedepan.
Rivan tersenyum puas mendengar jawabannya. "Ok. Berarti lo jadi babu gue sebulan."
🍁🍁🍁
"Permisi, pak," ucap Liona saat sudah berada di pintu masuk ruang kepala sekolah.
"Iya, silahkan masuk," sahut Kepala Sekolah ramah. Liona masuk dan duduk dihadapan kepala sekolah.
"Liona Ardinastika, ya?"
"Iya, pak."
"Oh. Oke, Liona. Jadi kamu saya tempatkan di ruang kelas XII IPA-2. Apa kamu sudah bawa berkas yang saya maksud?"
"Oh, sudah pak. Ini," ucap Liona sambil menyerahkan sebuah map bewarna merah kepada kepala sekolah.
"Ok, terimakasih. Kamu bisa langsung ke ruanganmu sekarang. Saya sudah memberitahu guru disana soal kedatanganmu."
"Baik, terimakasih banyak, pak. Kalau begitu, saya permisi dulu."
"Silahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVANDO
Fiksi Remaja"Takdir itu lucu. Dan dijodohkan sama lo itu adalah bagian dari takdir gue yang sama sekali tidak gue anggap lucu." Rivandoxa Zanendra dengan segala kenakalannya. Menjadi cowok populer membuatnya terlihat nyaris sempurna di kalangan para gadis di se...