6-PERKELAHIAN

1K 220 105
                                    

Terimakasih sudah mengklik part ini.

Wajib follow akunku sebelum baca.

Tandai typo ✅

________

"Ada pembelaan yang merasa tidak diterima oleh pihak yang lain."
_______

Liona sampai di sekolah dengan diantar oleh papanya.

"Aku masuk dulu ya, Pa," ucap Liona setelah melepas sealtbelt-nya.

Yoga mengelus kepala Liona. "Iya. Yang rajin belajarnya."

Liona mengangguk. Setelah menyalami tangan sang papa, Liona turun dari mobil. Ia berbalik dan memberi lambaian kecil pada Yoga. Yoga tersenyum, lalu melajukan kembali mobilnya.

Liona pun berbalik dan memasuki gerbang sekolah. Ia berjalan santai menyusuri koridor sekolah sambil diperhatikan oleh semua murid yang dilaluinya. Namun Liona tak mau ambil pusing.

Saat hendak berbelok, ia tidak sengaja bertabrakan dengan serang siswa. Akibatnya, Liona terjatuh ke lantai.

"Eh, sorry-sorry!" ucap siswa yang menabraknya sambil membantu Liona berdiri.

Liona sedikit meringis sambil memegang siku tangannya yang sempat terbentur di lantai.

"Sorry, tadi gue buru-buru jalannya. Lo ada yang sakit?" tanya cowok itu sambil menatap Liona dengan khawatir.

Liona tak segera menjawab. Ia menatap siswa itu sejenak. Tinggi, rambut ikal acak-acakan, dan... penampilannya terkesan tidak rapi. Kaki baju yang dikeluarkan, dasi yang sedikit longgar sehingga memperlihatkan sedikit bagian dadanya. Namun dipenilaian Liona, cowok itu lumayan tampan juga.

Liona perlahan menggeleng. "Ng-nggak, kok. Nggak sakit banget ini juga tangan gue."

Cowok itu mengangguk dan memperhatikan sejenak wajah Liona, membuat Liona bingung sendiri ditatap seperti itu. "Kenapa? Ada yang salah sama muka gue?"

"Lo, lo Liona, ya?"

Liona tersentak dan menatapnya intens. "Kok tau?"

Cowok itu tersenyum. "Lo katanya lagi pdkt-an sama Rivan, makanya gue tau." Liona hanya ber-'oh' kecil.

Cowok itu mengulurkan tangannya. "Kenalin, nama gue Liam, Liam Vienzo. Gue kelas 12 IPS-3."

Liona tersenyum kekeh. "oh." Ia pun membalas uluran tangan Liam. "Gue Liona Ardinastika. Gue kelas 12 IPA-2." Lalu mereka menarik tangan kembali serentak.

"Jadi lo beneran pdkt sama Rivan?"

Liona terdiam sebentar, lalu tersenyum. "Gak kok. Emang dari kabar yang lo dengar, menurut lo gue juga lagi pdkt-an sama dia?"

"Sepikir gue sih, orang kalo lagi pdkt, gak ada adegan nyuruh-nyuruh gitu. Gue rasa lo berdua gak lagi dekat, deh!"

"Good! Emang gue gak lagi pdkt-an ama tuh, cowok! Ya kali gue mau pdkt sama cowok yang udah jadiin gue babu gitu," gerutu Liona.

Liam mengernyit. "Babu? Maksud lo?"

Liona menggeleng kecil. "Hm, nggak ada, deh. Katanya tadi lo buru-buru?"

RIVANDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang